TUNTAS KURAP KUDIS DENGAN MEGAVA”
(Tuntas Kurang rapi Kurang disiplin di SMP Negeri 4 Tanah Pinoh dengan Media Gambar menggunakan Canva)
Kedisiplinan dan kerapian adalah salah satu aturan yang harus dipatuhi dan diterapkan di seluruh sekolah. Begitu juga di SMP Negeri 4 Tanah Pinoh pendidik dan juga warga sekolah. Namun terkadang karena rasa ingin tahu yang kuat, banyak peserta didik ingin mencoba hal-hal baru terutaman hal yang melangar aturan sekolah. Salah satunya masalah kerapian dan kedisiplinan. Sehingga saya mengambil keputusan untuk menangani masalah kerapian dan kedisiplinan atas izin dari kepala sekolah dan juga guru lainnya dengan harapan akan ada perubahan yang lebih baik lagi kedepannya berhubungan dengan kerapian dan kedisiplinan.
Setiap aktifitas yang menjadi program kegiatan rutin tentu memiliki tantangan dalam menjalankannya. Apalagi berhubungan dengan kedisiplinan dan kerapian. Adapun tantangan saya diantaranya adalah murid tidak memahami pentingnya disiplin dan menjaga kerapian di lingkungan sekolah. Ketika diminta untuk merapikan seragam, ada Sebagian murid menjawab “ baju saya sudah pendek bug” . ada juga ketika upacara guru bertanya “ dimana topi atau dasimu?” murid tersebut menjawab dengan santai “ tertinggal di rumah bu”, ada juga yang menjawab “ di dalam tas bu”. Beberapa hal tersebut adalah sedikit contoh yang guru hadapi di lapangan. Jika tidak di tindak lanjuti maka murid-murid akan terbiasa untuk melanggar peraturan sekolah. Murid hanya mentaati peraturan saat diawasi atau ditegur oleh guru sehingga tidak ada kesadaran yang benar-benar datang dari hati mereka.
Untuk memudahkan saya dalam memperbaiki masalah murid yang berhubungan dengan kerapian dan kedisiplinan, saya meminta persetujuan kepada kepala sekolah dan mengajak para rekan guru lainnya. Para rekan guru lain mensupport saya dengan menyetujui program yang saya buat selama itu tidak berbentuk sangsi kepada murid-murid. saya membuat program dengan nama “TUNTAS KURAP KUDIS DENGAN MEGAVA” singkatan dari “ Tuntas Kurang Rapi Kurang Disiplin dengan Media Gambar menggunakan Canva”. Sebelum saya dan rekan guru lainnya membuat program kepada murid, terlebih dahulu saya beserta rekan guru dengan persetujuan dari kepala sekolah membuat kesepakatan dalam menerapkan kerapian dengan membuat jadwal penggunaan seragam di sekolah setiap hari selama satu minggu dan ditempelkan di kantor dan juga di kelas-kelas. Sedangkan untuk kedisiplinan peserta didik, Saya dan juga rekan pendidik lainnya mendemonstrasikannya di kelas dan kepada siswa baru ketika pelaksaan MPLS untuk selalu mematuhi segala aturan yang telah di buat oleh sekolah. Salah satunya berhubungan dengan menjaga kebersihan kelas dan lingkungan sekitar kelas. Murid membersihkan kelas mereka sesuai jadwal piket yang telah dibuat.
Adapun Langkah pertama, Saya menempelkan gambar-gambar yang berhubungan dengan penggunaan seragam yang sesuai di kelas-kelas. saya mengedit gambar-gambar yang saya dapat dengan menggunakan canva. Jadi gambarnya terlihat menarik. Sehingga siswa tertarik untuk melihatnya. Saat saya menempelkan gambar-gambar tersebut antusias murid sangat bagus. Murid-murid terkadang berebut untuk melihat gambar-gambar tersebut. Di bawah gambar tersebut saya deskripsikan maksud dari gambar tersebut. Sesekali saya bertanya kepada para murid saya “ apakah gambarnya jelas?”, “ apakah kalian mengerti maksud dari gambar tersebut?”, “sudah sesuaikah seragam kalian dengan gambar yang baru saja kalian lihat?” para muridpun merespon dengan luar biasa sesuai dengan pertanyaan saya. pernah juga mereka bertanya kepada saya “Miss, bagaimana saya sudah terlanjur membeli sepatu berwarna putih apakah boleh memakainya?” saya pun menanggapinya dengan mengatakan boleh menggunakan sepatu putih ketika pengembangan diri atau free class day.
Yang kedua, Saya juga Bersama murid membuat kesepakatan kelas tentang kerapian dan kedisiplinan saat di kelas yang bisa di terapkan di lingkungan sekolah. Adapun kesepakatan yang kami buat berupa pernyataan dari murid secara tertulis berhubungan dengan kerapian dan kedisiplinan di kertas yang telah di sediakan oleh saya, kemudian murid bersama-sama menempelkannya dikertas manila dan menempelkannya di kelas mereka. Adapun isi dari pernyataan tersebut adalah tentang kesepatan mengenai kerapian dan kedisiplinan. Selain rekan guru lainnya, kami selaku warga sekolah juga mengajak serta orangtua siswa agar terlibat dalam program kami ini.
Yang ketiga, Saya selaku koordinator 7K dan di setujui oleh kepala sekolah dan rekan guru lainnya mengundang orang tua, terutama orang tua murid baru untuk ikut serta mensukseskan program kami. Program ini di terima baik oleh para orangtua murid. Saya dan disetujui oleh guru lainnya meminta murid menerapkan kerapian dan kedisiplinan mulai dari rumah murid hingga berangkat sekolah dan tiba di sekolah. Hal tersebut disambut baik oleh para orang tua para murid.
Dengan membiasakan murid menjaga kerapian dan kedisiplinan setiap hari, akhirnya murid-murid bisa rapi dan disiplin di lingkungan sekolah. Murid-murid yang awalnya berangkat dari rumah dengan seragam dikeluarkan semenjak telah dimotivasi setiap waktu akhirnya murid-murid tersebut sadar dengan sendirinya dan berangkat dengan seragam yang rapi dari rumah hingga di sekolah. Mereka juga melaksanakan tata tertib sekolah dengan sangat baik sesuai dengan kesepakatan yang telah di buat bersama-sama. Sebagai contoh melaksanakan piket sesuai jadwal yang telah diberikan dan tidak membuang sampah sembarangan. Kesimpulan dari cerita saya, sebagai guru kita jangan pernah menyerah jika ingin menerapkan sesuatu yang positif di lingkungan sekolah. Tantangan pasti ada, namun jangan jadikan tantangan penghambat untuk kita dalam melaksanakan program praktik baik di lingkungan sekolah.