Penerapan segitiga restitusi kepada murid yang melakukan pelanggaran di kelas/sekolah menjadikan murid “solution maker ” / penemu jalan keluar atas pelanggaran yang dilakukannya.
Penerapan segitiga restitusi kepada murid yang melakukan pelanggaran di kelas/sekolah menjadikan murid “solution maker ” / penemu jalan keluar atas pelanggaran yang dilakukannya.
PRAKTIK BAIK
KEPEMIMPINAN MURID
Segitiga Restitusi jadikan murid “Solution Maker”
Awal
Kondisi murid di UPT SD NEGERI 068008 MEDAN pada tahun pelajaran 2022/2023, banyak murid yang melakukan pelanggaran. Ada murid yang sering terlambat, tidak sarapan dari rumah, tidak membawa air minum, tidak membawa kelengkapan belajar, tidak memakai seragam sekolah sesuai dengan jadwal, tidak memakai kelengkapan seragam sekolah, tidak mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru, berkelahi dengan sesama teman, mengucapkan kata-kata yang tidak sopan, saling mengejek dan bahkan mengambil barang temannya tanpa ijin/mencuri.
Kondisi ini meresahkan para guru dan tentu saja mengganggu kelancaran proses pembelajaran di kelas/sekolah. Para guru sudah mencoba memperbaiki kondisi murid dengan menegur dan bahkan menghukum tetapi kejadian serupa masih diulang oleh murid tersebut.
Sebagai salah seorang guru di UPT SD NEGERI 068008 Medan, saya merasa tertantang untuk mencari cara untuk memperbaiki situasi tersebut. Saya memutuskan untuk mencoba melakukan praktek segitiga restitusi di kelas saya.
Tantangan
Tantangan dalam melakukan praktek segitiga restitusi adalah:
Aksi
Untuk mengatasi tantangan dalam penerapan segitiga restitusi di kelas/sekolah saya, maka saya
Perubahan
Setelah menerapkan segitiga restitusi pada murid yang melakukan pelanggaran, terlihat murid mulai memiliki motivasi internal untuk memperbaiki diri sebagai dampak pelibatan murid dalam menemukan jalan keluar/ solusi dari permasalahan/kendala yang dihadapinya. Guru hanya menuntun murid menjadi “solution maker” (penemu jalan keluar).
Melalui praktek segitiga restitusi ini, saya merasa sangat senang dan bangga atas kemampuan murid kami menemukan solusi untuk mengatasi kendala/permasalahan yang dihadapinya.
Murid juga merasa sangat nyaman dan senang karena melalui praktek segitiga restitusi ini, murid bisa memperbaiki kesalahan mereka sehingga mereka bisa kembali pada kelompok mereka dengan karakter yang lebih kuat (Gossen; 2004)
Terima kasih
Salam sehat dan bahagia
Profil penulis
Juliarta Rotua Hasibuan, SS
Guru Bahasa Inggris
UPT. SD NEGERI 068008 MEDAN
Penerapan segitiga restitusi kepada murid yang melakukan pelanggaran di kelas/sekolah menjadikan murid “solution maker ” / penemu jalan keluar atas pelanggaran yang dilakukannya.
PRAKTIK BAIK
KEPEMIMPINAN MURID
Segitiga Restitusi jadikan murid “Solution Maker”
Awal
Kondisi murid di UPT SD NEGERI 068008 MEDAN pada tahun pelajaran 2022/2023, banyak murid yang melakukan pelanggaran. Ada murid yang sering terlambat, tidak sarapan dari rumah, tidak membawa air minum, tidak membawa kelengkapan belajar, tidak memakai seragam sekolah sesuai dengan jadwal, tidak memakai kelengkapan seragam sekolah, tidak mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru, berkelahi dengan sesama teman, mengucapkan kata-kata yang tidak sopan, saling mengejek dan bahkan mengambil barang temannya tanpa ijin/mencuri.
Kondisi ini meresahkan para guru dan tentu saja mengganggu kelancaran proses pembelajaran di kelas/sekolah. Para guru sudah mencoba memperbaiki kondisi murid dengan menegur dan bahkan menghukum tetapi kejadian serupa masih diulang oleh murid tersebut.
Sebagai salah seorang guru di UPT SD NEGERI 068008 Medan, saya merasa tertantang untuk mencari cara untuk memperbaiki situasi tersebut. Saya memutuskan untuk mencoba melakukan praktek segitiga restitusi di kelas saya.
Tantangan
Tantangan dalam melakukan praktek segitiga restitusi adalah:
Aksi
Untuk mengatasi tantangan dalam penerapan segitiga restitusi di kelas/sekolah saya, maka saya
Perubahan
Setelah menerapkan segitiga restitusi pada murid yang melakukan pelanggaran, terlihat murid mulai memiliki motivasi internal untuk memperbaiki diri sebagai dampak pelibatan murid dalam menemukan jalan keluar/ solusi dari permasalahan/kendala yang dihadapinya. Guru hanya menuntun murid menjadi “solution maker” (penemu jalan keluar).
Melalui praktek segitiga restitusi ini, saya merasa sangat senang dan bangga atas kemampuan murid kami menemukan solusi untuk mengatasi kendala/permasalahan yang dihadapinya.
Murid juga merasa sangat nyaman dan senang karena melalui praktek segitiga restitusi ini, murid bisa memperbaiki kesalahan mereka sehingga mereka bisa kembali pada kelompok mereka dengan karakter yang lebih kuat (Gossen; 2004)
Terima kasih
Salam sehat dan bahagia
Profil penulis
Juliarta Rotua Hasibuan, SS
Guru Bahasa Inggris
UPT. SD NEGERI 068008 MEDAN
Praktik baik Sebelum Direvisi
Elaborasi Praktik Baik
PRAKTIK BAIK
KEPEMIMPINAN MURID
Segitiga Restitusi jadikan murid “Solution Maker”
Awal
Kondisi murid di UPT SD NEGERI 068008 MEDAN pada tahun pelajaran 2022/2023, banyak murid yang melakukan pelanggaran. Ada murid yang sering terlambat, tidak sarapan dari rumah, tidak membawa air minum, tidak membawa kelengkapan belajar, tidak memakai seragam sekolah sesuai dengan jadwal, tidak memakai kelengkapan seragam sekolah, tidak mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru, berkelahi dengan sesama teman, mengucapkan kata-kata yang tidak sopan, saling mengejek dan bahkan mengambil barang temannya tanpa ijin/mencuri.
Kondisi ini meresahkan para guru dan tentu saja mengganggu kelancaran proses pembelajaran di kelas/sekolah. Para guru sudah mencoba memperbaiki kondisi murid dengan menegur dan bahkan menghukum tetapi kejadian serupa masih diulang oleh murid tersebut.
Sebagai salah seorang guru di UPT SD NEGERI 068008 Medan, saya merasa tertantang untuk mencari cara untuk memperbaiki situasi tersebut. Saya memutuskan untuk mencoba melakukan praktek segitiga restitusi di kelas saya.
Tantangan
Tantangan dalam melakukan praktek segitiga restitusi adalah:
Aksi
Untuk mengatasi tantangan dalam penerapan segitiga restitusi di kelas/sekolah saya, maka saya
Perubahan
Setelah menerapkan segitiga restitusi pada murid yang melakukan pelanggaran, terlihat murid mulai memiliki motivasi internal untuk memperbaiki diri sebagai dampak pelibatan murid dalam menemukan jalan keluar/ solusi dari permasalahan/kendala yang dihadapinya. Guru hanya menuntun murid menjadi “solution maker” (penemu jalan keluar).
Melalui praktek segitiga restitusi ini, saya merasa sangat senang dan bangga atas kemampuan murid kami menemukan solusi untuk mengatasi kendala/permasalahan yang dihadapinya.
Murid juga merasa sangat nyaman dan senang karena melalui praktek segitiga restitusi ini, murid bisa memperbaiki kesalahan mereka sehingga mereka bisa kembali pada kelompok mereka dengan karakter yang lebih kuat (Gossen; 2004)
Terima kasih
Salam sehat dan bahagia
Profil penulis
Juliarta Rotua Hasibuan, SS
Guru Bahasa Inggris
UPT. SD NEGERI 068008 MEDAN
Jika Anda mengalami kendala dalam scrolling, scroll di luar dari area Live Chat yang berwarna hitam.