Pembelajaran berbasis proyek atau sering dikenal dengan model pembelajaran berbasis proyek atau Projeck Based Learning (PBL)
Pembelajaran berbasis proyek atau sering dikenal dengan model pembelajaran berbasis proyek atau Projeck Based Learning (PBL)
PENERAPAN PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK DALAM KURIKULUM MERDEKA DI Sdn 15 sp. 3 skp. d pandan kecamatan tempunak.
Pembelajaran berbasis proyek atau sering dikenal dengan model pembelajaran berbasis proyek atau Projeck Based Learning (PBL), yang inti dari pembelajaran tersebut adalah peserta didik atau siswa membuat sebuah kelompok belajar dan kemudian mengerjakan suatu proyek yang didampingi oleh guru atau pendidik agar tetap terarah.
Salah satu karakteristik Kurikulum Merdeka adalah menerapkan pembelajaran berbasis proyek untuk mendukung pengembangan karakter sesuai dengan profil pelajar pancasila. Dalam Kurikulum Merdeka, sekolah diberikan keleluasaan dan kemerdekaan untuk memberikan proyek-proyek pembelajaran yang relevan dan dekat dengan lingkungan sekolah.
Dalam kaitannya dengan keterampilan abad 21, pembelajaran berbasis proyek disebut mampu mengajarkan beragam strategi untuk mencapai kesuskesan abad 21, membantu peserta didik mengembangkan keterampilan abad 21, meningkatkan tanggung jawab, melatih pemecahan masalah, self direction, komunikasi dan kreativitas.
Inilah yang ingin dicoba dilakukan oleh guru-guru di SDN 15 SP. 3 SKP. D Pandan Kecamatan Tempunak dalam rangka menerapkan pembelajaran berbasis proyek dalam kurikulum merdeka belajar ini. adapun tema yang diangkat adalah akulturasi budaya (proses social yang timbul manakala suatu kelompok manusia dengan kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsur dari suatu kebudayaan asing. Kebudayaan asing itu lambat laun diterima dan diolah ke dalam kebudayaannya sendiri tanpa menyebabkan hilangnya unsur kebudayaan kelompok itu sendiri).
sedereten projek yang ditampilkan adalah hasil dari kolaborasi guru kelas dan guru Mata Pelajaran, baik guru mata pelajaran Pendidikan Agama maupun guru mata pelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan.
Untuk memudahkan pengerjaan proyek, diperlukan cara-cara tertentu, karena ada banyak pemikiran serta persepsi yang berbeda-beda dalam satu kelompok.
Langkah-langkah :
* Menyusun rencana dan membuat kerangka proyek
Kelompok yang sudah terbentuk mengambil satu masalah yang tejadi dalam kehidupan sehari-hari dan menyatukan pendapat mengenai solusi pemecahannya masalah tersebut. Agar tahap ini menjadi terstruktur, langkah awal saat membuat proyek adalah menyusun rencana proyek dan membuat kerangka proyeknya. Maka dalam tahapan ini diperlukan pembagian peran dalam kelompok.
* Menentukan waktu
Dalam menentukan waktu dilakukan dengan cara membuat jadwal. Dalam satu kelompok menyepakati jadwal proyek yang ditentukan bersama, dengan memperhatikan batas waktu proyek yang diberikan guru.
* Memantau pelaksanaan proyek
Di tahap ketiga peserta didik memantau pelaksanaan proyek sesuai jadwal yang telah disepakati bersama. Peserta didik mencatat tahapan serta poin-poin penting dalam proyek tersebut untuk penulisan laporan.
* Menguji dan memberi penilaian
Pada tahap ini dilakukan diskusi dan menguji kelayakan proyek yang dibuat kelompok dan memberikan laporan kepada guru.
* Evaluasi pembelajaran berbasis proyek
Pada tahap ahir, peserta didik memaparkan dan mempresentasikan hasil proyek kepada kelompok lain, menerima tanggapan serta aahan dari guru. Peserta didik juga menulis hasil evaluasi dari proyek yang di paparkan untuk kemudian dilakukan perbaikan.
Kegiatan Gelar Karya Akulturasi Kearifan Lokal SDN 15 SP. 3 SKP. D Pandan Kecamatan Tempunak. Peserta didik dan guru menyajikan kegiatan yang memanfaatkan barang-barang yang tersedia dari alam yang ada di daerah sekitar yang memiliki keterkaitan dengan budaya masyarakat di sekitar sekolah. Kegiatan ini merupakan implementasi dari Kurikulum Merdeka Belajar yang dicanangkan oleh Pemerintah yang terangkum dalam Projek Pengembangan Profil Pelajar Pancasila (P5). Adapun nilai yang ditekankan dalam kegiatan ini adalah sikap Toleransi dan menghormati terhadap berbagai perbedaan yang ada. Harapannya, peserta didik dapat belajar sedari dini untuk menjadikan perbedaan sebagai kekayaan budaya, bukan pemisah antar sesama.
Pembelajaran berbasis proyek atau sering dikenal dengan model pembelajaran berbasis proyek atau Projeck Based Learning (PBL)
PENERAPAN PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK DALAM KURIKULUM MERDEKA DI Sdn 15 sp. 3 skp. d pandan kecamatan tempunak.
Pembelajaran berbasis proyek atau sering dikenal dengan model pembelajaran berbasis proyek atau Projeck Based Learning (PBL), yang inti dari pembelajaran tersebut adalah peserta didik atau siswa membuat sebuah kelompok belajar dan kemudian mengerjakan suatu proyek yang didampingi oleh guru atau pendidik agar tetap terarah.
Salah satu karakteristik Kurikulum Merdeka adalah menerapkan pembelajaran berbasis proyek untuk mendukung pengembangan karakter sesuai dengan profil pelajar pancasila. Dalam Kurikulum Merdeka, sekolah diberikan keleluasaan dan kemerdekaan untuk memberikan proyek-proyek pembelajaran yang relevan dan dekat dengan lingkungan sekolah.
Dalam kaitannya dengan keterampilan abad 21, pembelajaran berbasis proyek disebut mampu mengajarkan beragam strategi untuk mencapai kesuskesan abad 21, membantu peserta didik mengembangkan keterampilan abad 21, meningkatkan tanggung jawab, melatih pemecahan masalah, self direction, komunikasi dan kreativitas.
Inilah yang ingin dicoba dilakukan oleh guru-guru di SDN 15 SP. 3 SKP. D Pandan Kecamatan Tempunak dalam rangka menerapkan pembelajaran berbasis proyek dalam kurikulum merdeka belajar ini. adapun tema yang diangkat adalah akulturasi budaya (proses social yang timbul manakala suatu kelompok manusia dengan kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsur dari suatu kebudayaan asing. Kebudayaan asing itu lambat laun diterima dan diolah ke dalam kebudayaannya sendiri tanpa menyebabkan hilangnya unsur kebudayaan kelompok itu sendiri).
sedereten projek yang ditampilkan adalah hasil dari kolaborasi guru kelas dan guru Mata Pelajaran, baik guru mata pelajaran Pendidikan Agama maupun guru mata pelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan.
Untuk memudahkan pengerjaan proyek, diperlukan cara-cara tertentu, karena ada banyak pemikiran serta persepsi yang berbeda-beda dalam satu kelompok.
Langkah-langkah :
* Menyusun rencana dan membuat kerangka proyek
Kelompok yang sudah terbentuk mengambil satu masalah yang tejadi dalam kehidupan sehari-hari dan menyatukan pendapat mengenai solusi pemecahannya masalah tersebut. Agar tahap ini menjadi terstruktur, langkah awal saat membuat proyek adalah menyusun rencana proyek dan membuat kerangka proyeknya. Maka dalam tahapan ini diperlukan pembagian peran dalam kelompok.
* Menentukan waktu
Dalam menentukan waktu dilakukan dengan cara membuat jadwal. Dalam satu kelompok menyepakati jadwal proyek yang ditentukan bersama, dengan memperhatikan batas waktu proyek yang diberikan guru.
* Memantau pelaksanaan proyek
Di tahap ketiga peserta didik memantau pelaksanaan proyek sesuai jadwal yang telah disepakati bersama. Peserta didik mencatat tahapan serta poin-poin penting dalam proyek tersebut untuk penulisan laporan.
* Menguji dan memberi penilaian
Pada tahap ini dilakukan diskusi dan menguji kelayakan proyek yang dibuat kelompok dan memberikan laporan kepada guru.
* Evaluasi pembelajaran berbasis proyek
Pada tahap ahir, peserta didik memaparkan dan mempresentasikan hasil proyek kepada kelompok lain, menerima tanggapan serta aahan dari guru. Peserta didik juga menulis hasil evaluasi dari proyek yang di paparkan untuk kemudian dilakukan perbaikan.
Kegiatan Gelar Karya Akulturasi Kearifan Lokal SDN 15 SP. 3 SKP. D Pandan Kecamatan Tempunak. Peserta didik dan guru menyajikan kegiatan yang memanfaatkan barang-barang yang tersedia dari alam yang ada di daerah sekitar yang memiliki keterkaitan dengan budaya masyarakat di sekitar sekolah. Kegiatan ini merupakan implementasi dari Kurikulum Merdeka Belajar yang dicanangkan oleh Pemerintah yang terangkum dalam Projek Pengembangan Profil Pelajar Pancasila (P5). Adapun nilai yang ditekankan dalam kegiatan ini adalah sikap Toleransi dan menghormati terhadap berbagai perbedaan yang ada. Harapannya, peserta didik dapat belajar sedari dini untuk menjadikan perbedaan sebagai kekayaan budaya, bukan pemisah antar sesama.
Praktik baik Sebelum Direvisi
Elaborasi Praktik Baik
PENERAPAN PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK DALAM KURIKULUM MERDEKA DI Sdn 15 sp. 3 skp. d pandan kecamatan tempunak.
Pembelajaran berbasis proyek atau sering dikenal dengan model pembelajaran berbasis proyek atau Projeck Based Learning (PBL), yang inti dari pembelajaran tersebut adalah peserta didik atau siswa membuat sebuah kelompok belajar dan kemudian mengerjakan suatu proyek yang didampingi oleh guru atau pendidik agar tetap terarah.
Salah satu karakteristik Kurikulum Merdeka adalah menerapkan pembelajaran berbasis proyek untuk mendukung pengembangan karakter sesuai dengan profil pelajar pancasila. Dalam Kurikulum Merdeka, sekolah diberikan keleluasaan dan kemerdekaan untuk memberikan proyek-proyek pembelajaran yang relevan dan dekat dengan lingkungan sekolah.
Dalam kaitannya dengan keterampilan abad 21, pembelajaran berbasis proyek disebut mampu mengajarkan beragam strategi untuk mencapai kesuskesan abad 21, membantu peserta didik mengembangkan keterampilan abad 21, meningkatkan tanggung jawab, melatih pemecahan masalah, self direction, komunikasi dan kreativitas.
Inilah yang ingin dicoba dilakukan oleh guru-guru di SDN 15 SP. 3 SKP. D Pandan Kecamatan Tempunak dalam rangka menerapkan pembelajaran berbasis proyek dalam kurikulum merdeka belajar ini. adapun tema yang diangkat adalah akulturasi budaya (proses social yang timbul manakala suatu kelompok manusia dengan kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsur dari suatu kebudayaan asing. Kebudayaan asing itu lambat laun diterima dan diolah ke dalam kebudayaannya sendiri tanpa menyebabkan hilangnya unsur kebudayaan kelompok itu sendiri).
sedereten projek yang ditampilkan adalah hasil dari kolaborasi guru kelas dan guru Mata Pelajaran, baik guru mata pelajaran Pendidikan Agama maupun guru mata pelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan.
Untuk memudahkan pengerjaan proyek, diperlukan cara-cara tertentu, karena ada banyak pemikiran serta persepsi yang berbeda-beda dalam satu kelompok.
Langkah-langkah :
* Menyusun rencana dan membuat kerangka proyek
Kelompok yang sudah terbentuk mengambil satu masalah yang tejadi dalam kehidupan sehari-hari dan menyatukan pendapat mengenai solusi pemecahannya masalah tersebut. Agar tahap ini menjadi terstruktur, langkah awal saat membuat proyek adalah menyusun rencana proyek dan membuat kerangka proyeknya. Maka dalam tahapan ini diperlukan pembagian peran dalam kelompok.
* Menentukan waktu
Dalam menentukan waktu dilakukan dengan cara membuat jadwal. Dalam satu kelompok menyepakati jadwal proyek yang ditentukan bersama, dengan memperhatikan batas waktu proyek yang diberikan guru.
* Memantau pelaksanaan proyek
Di tahap ketiga peserta didik memantau pelaksanaan proyek sesuai jadwal yang telah disepakati bersama. Peserta didik mencatat tahapan serta poin-poin penting dalam proyek tersebut untuk penulisan laporan.
* Menguji dan memberi penilaian
Pada tahap ini dilakukan diskusi dan menguji kelayakan proyek yang dibuat kelompok dan memberikan laporan kepada guru.
* Evaluasi pembelajaran berbasis proyek
Pada tahap ahir, peserta didik memaparkan dan mempresentasikan hasil proyek kepada kelompok lain, menerima tanggapan serta aahan dari guru. Peserta didik juga menulis hasil evaluasi dari proyek yang di paparkan untuk kemudian dilakukan perbaikan.
Kegiatan Gelar Karya Akulturasi Kearifan Lokal SDN 15 SP. 3 SKP. D Pandan Kecamatan Tempunak. Peserta didik dan guru menyajikan kegiatan yang memanfaatkan barang-barang yang tersedia dari alam yang ada di daerah sekitar yang memiliki keterkaitan dengan budaya masyarakat di sekitar sekolah. Kegiatan ini merupakan implementasi dari Kurikulum Merdeka Belajar yang dicanangkan oleh Pemerintah yang terangkum dalam Projek Pengembangan Profil Pelajar Pancasila (P5). Adapun nilai yang ditekankan dalam kegiatan ini adalah sikap Toleransi dan menghormati terhadap berbagai perbedaan yang ada. Harapannya, peserta didik dapat belajar sedari dini untuk menjadikan perbedaan sebagai kekayaan budaya, bukan pemisah antar sesama.
Jika Anda mengalami kendala dalam scrolling, scroll di luar dari area Live Chat yang berwarna hitam.