Praktik baik ini merupakan optimalisasi penggunaan HP/gadget siswa untuk pembelajaran dengan bantuan teknologi digital yang bertujuan meningkatkan motivasi serta hasil belajar siswa dalam mata pelajaran IPA
Praktik baik ini merupakan optimalisasi penggunaan HP/gadget siswa untuk pembelajaran dengan bantuan teknologi digital yang bertujuan meningkatkan motivasi serta hasil belajar siswa dalam mata pelajaran IPA
Pemandangan siswa yang memegang dan memainkan Hp adalah hal yang biasa kita jumpai, bahkan Ketika berada di sekolah, saat bermain, beribadah, dan belajar di rumah, Hp tak pernah lepas dari genggaman. Hal ini adalah fakta hasil survey Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia tentang penetrasi internet tertinggi berada di kelompok usia 13-18 tahun. Hampir seluruhnya (99,16%) kelompok usia tersebut terhubung ke internet. Kurang bijaknya penggunaan internet di kalangan siswa dikhawatirkan akan berdampak buruk pada perkembangan motorik siswa, sehingga mereka menjadi malas untuk berfikir dan belajar.
Era industri 5.0 sangat berdampak pada sektor Pendidikan. Era Merdeka belajar mendorong saya untuk menggunakan fasilitas digital sebagai media pembelajaran berdiferensiasi.
Melesatnya perkembangan dunia teknologi informatika, merupakan tantangan bagi guru untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dikelas melalui optimalisasi pemanfaatan gadget dalam pembelajaran. Karena pada kenyataannya murid kita besar di era digital, sehingga kita sebagai guru sebisa mungkin menyesuaikan diri dengan perkembangan teknologi. Tantangan selanjutnya adalah saya harus dapat memilih teknologi digital yang user friendly, sehingga mudah diakses dan digunakan oleh siswa.
Untuk menghadapi tantangan tersebut saya mencari informasi dari berbagai sumber mengenai platform teknologi digital yang bisa dimanfaatkan dalam pembelajaran, melalui webinar yang diselenggarakan oleh beberapa komunitas belajar di Platform Merdeka Mengajar (PMM). Sedangkan mengenai konten IPA, saya berdiskusi dengan rekan sejawat di komunitas belajar mata pelajaran IPA di sekolah agar konten yang disajikann kontekstual dan sesuai dengan tujuan pembelajaran.
Di era digital ini, pola mengajar yang paling tepat bagi siswa adalah dengan mengajaknya belajar dalam dunianya, yaitu dunia digital. Untuk itu, gadget menjadi hal yang mudah untuk digunakan dalam pembelajaran. Dengan mengikuti dan masuk ke dunia siswa yang sarat akan teknologi akan mempermudah kita untuk bisa mendampingi mereka menggunakan gadget dengan bijak.
Salah satu teknologi digital yang bisa dijadikan sumber belajar yang mudah di akses kapan saja adalah Google Sites. Agar dapat memfasilitasi berbagai gaya belajar siswa, maka dalam Google sites tersebut ditautkan aplikasi lain yang mampu menuntun siswa dalam memahami konsep yang dipelajari. Misalnya, untuk pertanyaan pemantik dan refleksi pembelajaran ditautkan dengan jamboard dan Padlet untuk memfasilitasi siswa yang gemar menulis, eksplorasi konsep dengan paparan, animasi, video dari Youtube ataupun ditautkan dengan aplikasi Augmented Reality untuk memfasilitasi siswa yang audio,visual maupun audio visual. Ruang kolaborasi, ditautkan LKPD di Google doc yang bisa di unggah siswa untuk melakukan percobaan/diskusi (aktifitas kinestetik), sedangkan untuk asesmen dapat ditautkan dengan quizziz/google form,
Dengan menggunakan Google sites yang ditautkan dengan aplikasi teknologi lainnya sebagai sumber pembelajaran, dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menggunakan peralatan dan fasilitas digital secara tepat dan bijak serta meningkatkan pengetahuan dan kecakapan ilmiah Selain itu, hasil refleksi pembelajaran menunjukkan banyak siswa yang merasa termotivasi dan senang belajar dengan menggunakan teknologi digital. Karena hal tersebut dekat dengan dunia mereka. Selain itu mereka juga merasa konsep yang diajarkan logis dan lebih real, apalagi dengan bantuan Augmented Reality. Sumber belajar yang ada dalam Google sites juga bisa memfasilitasi berbagai gaya belajar siswa, sehingga siswa senang belajar IPA, terbukti hasil belajar berupa asesmen sumatif dengan nilai rata-rata 75.
Praktik baik ini merupakan optimalisasi penggunaan HP/gadget siswa untuk pembelajaran dengan bantuan teknologi digital yang bertujuan meningkatkan motivasi serta hasil belajar siswa dalam mata pelajaran IPA
Pemandangan siswa yang memegang dan memainkan Hp adalah hal yang biasa kita jumpai, bahkan Ketika berada di sekolah, saat bermain, beribadah, dan belajar di rumah, Hp tak pernah lepas dari genggaman. Hal ini adalah fakta hasil survey Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia tentang penetrasi internet tertinggi berada di kelompok usia 13-18 tahun. Hampir seluruhnya (99,16%) kelompok usia tersebut terhubung ke internet. Kurang bijaknya penggunaan internet di kalangan siswa dikhawatirkan akan berdampak buruk pada perkembangan motorik siswa, sehingga mereka menjadi malas untuk berfikir dan belajar.
Era industri 5.0 sangat berdampak pada sektor Pendidikan. Era Merdeka belajar mendorong saya untuk menggunakan fasilitas digital sebagai media pembelajaran berdiferensiasi.
Melesatnya perkembangan dunia teknologi informatika, merupakan tantangan bagi guru untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dikelas melalui optimalisasi pemanfaatan gadget dalam pembelajaran. Karena pada kenyataannya murid kita besar di era digital, sehingga kita sebagai guru sebisa mungkin menyesuaikan diri dengan perkembangan teknologi. Tantangan selanjutnya adalah saya harus dapat memilih teknologi digital yang user friendly, sehingga mudah diakses dan digunakan oleh siswa.
Untuk menghadapi tantangan tersebut saya mencari informasi dari berbagai sumber mengenai platform teknologi digital yang bisa dimanfaatkan dalam pembelajaran, melalui webinar yang diselenggarakan oleh beberapa komunitas belajar di Platform Merdeka Mengajar (PMM). Sedangkan mengenai konten IPA, saya berdiskusi dengan rekan sejawat di komunitas belajar mata pelajaran IPA di sekolah agar konten yang disajikann kontekstual dan sesuai dengan tujuan pembelajaran.
Di era digital ini, pola mengajar yang paling tepat bagi siswa adalah dengan mengajaknya belajar dalam dunianya, yaitu dunia digital. Untuk itu, gadget menjadi hal yang mudah untuk digunakan dalam pembelajaran. Dengan mengikuti dan masuk ke dunia siswa yang sarat akan teknologi akan mempermudah kita untuk bisa mendampingi mereka menggunakan gadget dengan bijak.
Salah satu teknologi digital yang bisa dijadikan sumber belajar yang mudah di akses kapan saja adalah Google Sites. Agar dapat memfasilitasi berbagai gaya belajar siswa, maka dalam Google sites tersebut ditautkan aplikasi lain yang mampu menuntun siswa dalam memahami konsep yang dipelajari. Misalnya, untuk pertanyaan pemantik dan refleksi pembelajaran ditautkan dengan jamboard dan Padlet untuk memfasilitasi siswa yang gemar menulis, eksplorasi konsep dengan paparan, animasi, video dari Youtube ataupun ditautkan dengan aplikasi Augmented Reality untuk memfasilitasi siswa yang audio,visual maupun audio visual. Ruang kolaborasi, ditautkan LKPD di Google doc yang bisa di unggah siswa untuk melakukan percobaan/diskusi (aktifitas kinestetik), sedangkan untuk asesmen dapat ditautkan dengan quizziz/google form,
Dengan menggunakan Google sites yang ditautkan dengan aplikasi teknologi lainnya sebagai sumber pembelajaran, dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menggunakan peralatan dan fasilitas digital secara tepat dan bijak serta meningkatkan pengetahuan dan kecakapan ilmiah Selain itu, hasil refleksi pembelajaran menunjukkan banyak siswa yang merasa termotivasi dan senang belajar dengan menggunakan teknologi digital. Karena hal tersebut dekat dengan dunia mereka. Selain itu mereka juga merasa konsep yang diajarkan logis dan lebih real, apalagi dengan bantuan Augmented Reality. Sumber belajar yang ada dalam Google sites juga bisa memfasilitasi berbagai gaya belajar siswa, sehingga siswa senang belajar IPA, terbukti hasil belajar berupa asesmen sumatif dengan nilai rata-rata 75.
Praktik baik Sebelum Direvisi
Elaborasi Praktik Baik
Pemandangan siswa yang memegang dan memainkan Hp adalah hal yang biasa kita jumpai, bahkan Ketika berada di sekolah, saat bermain, beribadah, dan belajar di rumah, Hp tak pernah lepas dari genggaman. Hal ini adalah fakta hasil survey Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia tentang penetrasi internet tertinggi berada di kelompok usia 13-18 tahun. Hampir seluruhnya (99,16%) kelompok usia tersebut terhubung ke internet. Kurang bijaknya penggunaan internet di kalangan siswa dikhawatirkan akan berdampak buruk pada perkembangan motorik siswa, sehingga mereka menjadi malas untuk berfikir dan belajar.
Era industri 5.0 sangat berdampak pada sektor Pendidikan. Era Merdeka belajar mendorong saya untuk menggunakan fasilitas digital sebagai media pembelajaran berdiferensiasi.
Melesatnya perkembangan dunia teknologi informatika, merupakan tantangan bagi guru untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dikelas melalui optimalisasi pemanfaatan gadget dalam pembelajaran. Karena pada kenyataannya murid kita besar di era digital, sehingga kita sebagai guru sebisa mungkin menyesuaikan diri dengan perkembangan teknologi. Tantangan selanjutnya adalah saya harus dapat memilih teknologi digital yang user friendly, sehingga mudah diakses dan digunakan oleh siswa.
Untuk menghadapi tantangan tersebut saya mencari informasi dari berbagai sumber mengenai platform teknologi digital yang bisa dimanfaatkan dalam pembelajaran, melalui webinar yang diselenggarakan oleh beberapa komunitas belajar di Platform Merdeka Mengajar (PMM). Sedangkan mengenai konten IPA, saya berdiskusi dengan rekan sejawat di komunitas belajar mata pelajaran IPA di sekolah agar konten yang disajikann kontekstual dan sesuai dengan tujuan pembelajaran.
Di era digital ini, pola mengajar yang paling tepat bagi siswa adalah dengan mengajaknya belajar dalam dunianya, yaitu dunia digital. Untuk itu, gadget menjadi hal yang mudah untuk digunakan dalam pembelajaran. Dengan mengikuti dan masuk ke dunia siswa yang sarat akan teknologi akan mempermudah kita untuk bisa mendampingi mereka menggunakan gadget dengan bijak.
Salah satu teknologi digital yang bisa dijadikan sumber belajar yang mudah di akses kapan saja adalah Google Sites. Agar dapat memfasilitasi berbagai gaya belajar siswa, maka dalam Google sites tersebut ditautkan aplikasi lain yang mampu menuntun siswa dalam memahami konsep yang dipelajari. Misalnya, untuk pertanyaan pemantik dan refleksi pembelajaran ditautkan dengan jamboard dan Padlet untuk memfasilitasi siswa yang gemar menulis, eksplorasi konsep dengan paparan, animasi, video dari Youtube ataupun ditautkan dengan aplikasi Augmented Reality untuk memfasilitasi siswa yang audio,visual maupun audio visual. Ruang kolaborasi, ditautkan LKPD di Google doc yang bisa di unggah siswa untuk melakukan percobaan/diskusi (aktifitas kinestetik), sedangkan untuk asesmen dapat ditautkan dengan quizziz/google form,
Dengan menggunakan Google sites yang ditautkan dengan aplikasi teknologi lainnya sebagai sumber pembelajaran, dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menggunakan peralatan dan fasilitas digital secara tepat dan bijak serta meningkatkan pengetahuan dan kecakapan ilmiah Selain itu, hasil refleksi pembelajaran menunjukkan banyak siswa yang merasa termotivasi dan senang belajar dengan menggunakan teknologi digital. Karena hal tersebut dekat dengan dunia mereka. Selain itu mereka juga merasa konsep yang diajarkan logis dan lebih real, apalagi dengan bantuan Augmented Reality. Sumber belajar yang ada dalam Google sites juga bisa memfasilitasi berbagai gaya belajar siswa, sehingga siswa senang belajar IPA, terbukti hasil belajar berupa asesmen sumatif dengan nilai rata-rata 75.
Jika Anda mengalami kendala dalam scrolling, scroll di luar dari area Live Chat yang berwarna hitam.