Suatu ketika datanglah orang tua murid dari kelompok usia 4-5 tahun menyampaikan keluh kesahnya pada saya tentang kegiatan murid dikelas yang terlihat hanya bermain saja, tidak belajar baca tulis dengan buku panduan atau buku tulis. Saya memberikan penjelasan singkat mengenai hal tersebut, akan tetapi penjelasan saya belum dapat menjawab semua pertanyaan dikarenakan waktu yang sangat singkat. Melalui perbincangan tersebut muncullah keinginan saya untuk melibatkan orangtua dalam proses pendidikan di sekolah. Saya percaya jika orang tua dapat ikut serta mendukung proses pendidikan anak disekolah maupun dirumah maka anak akan dapat menunjukkan perkembangannya secara maksimal.
Sebagian banyak orang tua murid masih menggunakan pola pengasuhan lama. Sehingga tuntutan anak usia dini belajar CALISTUNG (baca tulis hitung) secara eksplisit menjadi tantangan saya.
Menghadapi tantangan tersebut saya berinisiatif membuat Parenting Class (Kelas Orang tua). Kegiatan parenting class saya adakan 1 kali dalam satu bulan. Kegiatannya meliputi:
- Uji diri : Orang tua menjadi pembawa acara secara bergilir
- Sharing is caring : Guru sharing rencana bulanan, perkembangan murid dan berbagi cara dalam memaksimalkan tumbuh kembang murid (tema yang disesuaikan dengan kebutuhan orang tua).
- Orang tua Berdaya : Orang tua menjadi tutor/ narasumber (membuat snack bucket,dll).
Setelah program tersebut berjalan, perubahan yang saya rasakan adalah tingkat kepercayaan orang tua pada sekolah meningkat, spesialnya orang tua dapat membantu menjelaskan pentingnya anak usia dini belajar sambil bermain kepada calon orang tua murid baru.