Menanamkan Nilai Karakter Murid Untuk
Mewujudkan Visi Dan Misi Sekolah
SMA Negeri 1 Lubuk Sikaping terus berbenah diri dalam rangka menerapkan kurikulum merdeka. Implementasi Kurikum Merdeka yang diterapkan sekarang adalah merdeka berubah, yang sebelumnya masih menerapkan Kurikulum 2013. Dengan diterapkannya kurikulum merdeka maka warga sekolah merasa visi dan misi perlu diperbaharui sesuai dengan perkembangan zaman.
Pandemi yang melanda dunia termasuk Indonesia sangat mempengaruhi karakter masyarakat dan Bangsa. Kita dihadapi dengan situasi yang sulit untuk hidup bersosial budaya yang selama ini merupakan cerminan karakter bangsa. Pembelajaran yang dilakukan dengan daring atau tatap maya menyebabkan guru dan siswa tidak berinteraksi secara nyata sehingga ada nilai-nilai kebajikan yang hilang.
Untuk menyeleraskan kondisi yang ada dan penerapan kurikulum baru maka seluruh warga sekolah menyempurnakan visi dan misi sekolah. Seluruh warga sekolah sepakat visi adalah “Mewujudkan Peserta Didik yang Berkarakter, Berwawasan Global dan Unggul dalam IMTAQ dan IPTEK”. Berdasarkan visi yang telah dirumuskan, maka misi sekolah dijabarkan sesuai dengan bagian dimensi dari Visi yaitu dimensi Berkarakter, dimensi Berwawasan Global dan dimensi Unggul dalam IMTAQ dan IPTEK.
Dimensi Berkarakter yaitu menjadikan Guru dan Tenaga Kependidikan sebagai teladan yang menjadi contoh inspiratif bagi peserta didik, membudayakan 5S ( Senyum, Salam, Sapa, Sopan dan Santun), dan membiasakan Sikap jujur, adil, mandiri, dan bertanggung jawab dalam tindakan.
Dimensi Berwawasan Global yaitu memupuk budaya peduli dan rasa empati terhadap lingkungan sekitar, melatih sikap gotong royong dalam menghadapi masalah bersama. melestarikan kearifan lokal sebagai bagian dari kekayaan budaya bangsa dan mampu membangun Jejaring Nasional dan Internasional.
Sedangkan dimensi Unggul dalam IMTAQ dan IPTEK yaitu mengoptimalkan penerapan nilai-nilai ibadah dan budaya, mengotimalkan proses pembelajaran dan bimbingan menuju pembelajaran abad XXI dan era pendidik 4.0, mengoptimalkan penerapan disiplin dengan kredibilitas dan integritas moral yang tinggi, mendorong dan melatih semangat prestasi serta kemampuan berkompetensi dalam lomba-lomba yang diikuti baik akademik maupun non akademik dan meningkatkan jumlah lulusan peserta didik pada Perguruan Tinggi.
Kami merasa dimensi karakter yang pertama harus diterapkan di sekolah. Guru dan Tenaga kependidikan memberikan contoh teladan dengan datang lebih awal ke sekolah. Penerapan 5S (senyum, sapa, salam, sopan dan santun) bisa terlaksana dan membudaya karena Guru dan Tenaga Kependidikan menyambut murid di gerbang sekolah dengan tersenyum, menyapa dan bersalaman dengan setiap murid yang masuk ke sekolah. Guru bisa memeriksa kelengkapan seragam setiap murid yang mereka salami.
Di awal penerapan 5S di gerbang sekolah memang banyak kendala yang dihadapi seperti para murid masih ada yang menyelonong masuk sekolah tanpa bersalaman, begitu juga dengan guru dan karyawan. Setelah satu minggu berlalu dan dievaluasi serta disampaikan pada saat upacara bendera setiap murid yang datang ke sekolah sudah bersalaman dengan guru dan karyawan di gerbang sekolah. Untuk Guru dan karyawan dibuatkan jadwalnya sehingga semua guru dan karyawan bertugas minimal satu kali dalam seminggu. Untuk murid yang membawa kendaraan bermotor membuka helm untuk menyapa guru dan karyawan, bahkan ada yang berhenti untuk bersalaman baru memarkirkan kendaraannya.
Dampak lainnya dari kegiatan 5S ini adalah tidak ada siswa yang masuk ke sekolah yang tidak berpakaian seragam lengkap dan berkurangnya murid yang terlambat datang ke sekolah. Mereka merasa nyaman disambut dengan senyum, disapa dengan ramah dan disalami oleh para guru dan karyawan. Mereka juga membiasakan sebelum berangkat ke sekolah dari rumah menyapa dan menyalami kedua orang tua mereka.
SMAN 1 Lubuk Sikaping ditunjuk oleh Dinas Pendidikan Propinsi Sumatera Barat sebagai salah satu sekolah ramah anak. Untuk itu kami tidak lagi menggunakan kartu skor pelanggaran setiap kesalahan atau pelanggaran yang dibuat oleh murid. Misalkan ada murid yang terlambat, jika menggunakan kartu skor maka murid tersebut dapat poin 5. Sekarang kami ubah dengan lembar komitmen. Setiap murid berkomitmen untuk disiplin dan tidak melanggar aturan sekolah. Kasus terlambat tadi, murid yang terlambat menuliskan di fortofolionya kenapa terlambat dan apa usahanya kedepan sehingga tidak terlambat lagi. Jika sudah tiga kali murid tersebut terlambat akan dikonfirmasi kepada orang tuanya dan akan dicarikan solusi sehingga tidak terlambat lagi. Kemudian murid tersebut memilih konsekuensi yang harus dilakukannya seperti mengaji, sholat dhuha, berinfak atau memungut sampah di halaman sekolah.
Untuk memupuk semangat gotong royong, kerjasama dan tanggung jawab salah satunya mengadakan kegiatan pramuka wajib. Bentuk kegiatan yang kami pilih adalah PERSAMI (perkemahan sabtu minggu). Sudah lama kegiatan persami ini tidak bisa terlaksana karena berbagai kendala. Berkat kerjasama dan dukungan dari semua guru dan karyawan kegiatan persami bisa dilaksanakan dengan sukses.
Kegiatan rutin bulanan yang dilakukan lainnya adalah gotong royong dan senam pagi, guru, karyawan dan murid secara bersama-sama. Ini dilakukan pada minggu ke empat setiap bulannya di hari jumat dan gotong royong membersihkan lingkungan kelas dan sekolah. Tujuan kegiatan ini untuk menumbuhkan semangat bekerja sama, saling peduli, bertanggung jawab dan gotong royong.
Untuk meningkatkan IMTAQ dan ibadah ada program sholat zuhur bersama, kultum setiap pagi jumat, wirid remaja dan tahfidz Al Quran. Sholat zuhur petugasnya digilirkan setiap hari berbeda kelas, Begitu juga petugas kultum bergilir setiap kelas sebagai penyelenggaranya. Kegiatan wirid remaja setiap bulan dua kali yaitu minggu kedua dan minggu keempat. Untuk kegiatan tahfidz dilakukan setiap hari yaitu kegiatan mengaji setiap pagi diganti dengan mujaroah (menghapal) Al Quran. Setiap bulan akan ada setoran ayat dari setiap murid kepada guru pembimbing. Untuk mengontrol setoran ayat kami membuatkan kartunya. Tahun ini ditargetkan semua murid bisa hapal juz 30 dan akan diwisuda pada saat kenaikan kelas.
Sebagai refleksi yang dapat diambil dari kegiatan yang dilakukan. Pertama, kepala sekolah harus menunjukan dan mencontohkan disiplin dan membudayakan 5S. Guru dan karyawan juga harus mencontohkan disiplin dan membudayakan 5S. Karena guru dan karyawan adalah panutan yang akan diteladani oleh seluruh siswa. Kedua, kepala sekolah memberikan komitmen kepada guru dan siswa untuk kosekuensi dan tanggung jawab yang diperbuatnya. Ketiga, kepala sekolah mengembangkan budaya gotong royong dan kerjasama disetiap kegiatan sekolah. Keempat, kepala sekolah bersifat terbuka untuk memberikan ruang beribadah kepada semua warga sekolah.
Tentang Penulis
Drs. Rizka Khaira, M.Si adalah Kepala Sekolah SMAN 1 Lubuk Sikapingsejak Januari 2022, sebelumnya merupakan Kepala Sekolah SMAN 2 Lubuk Sikaping, Kab. Pasaman (Oktober 2017 s/d Desember 2021). Dia adalah alumni Pendidikan Matematika IKIP Padang tahun 1993. Pada Agustus 2008, meraih gelar M.Si (Magister Sain) di Universitas Andalas Padang jurusan Matematika. Sekarang aktif sebagai Pengajar Praktek (PP) pada Program Guru Penggerak Angkatan 5. Lahir di Lubuk Sikaping 30 April 1969.