Meningkatkan sikap mandiri, kreatif dan berpikir kritis siswa dalam program konselor sebaya
Meningkatkan sikap mandiri, kreatif dan berpikir kritis siswa dalam program konselor sebaya
Sebagai guru Bimbingan dan Konseling (BK) saya sering melakukan layanan klasikal dengan masuk di kelas memberi informasi penting yang sesuai dengan perkembangan pribadi,sosial, belajar dan karir siswa. Layanan klasikal ini bagian dari banyak jenis layanan yang dapat dilakukan oleh seorang guru BK. Saat berinteraksi dengan siswa dikelas melalui diskusi dan tanya jawab, ternyata terdapat beberapa siswa yang komunikatif ,memiliki kompetensi berkomunikasi yang baik, suka membantu teman dalam menyelesaikan masalah dan sangat tertarik dengan layanan konseling yang selalu saya sosialisasikan sebagai bentuk layanan BK yang diperuntukkan bagi siswa yang ingin dibantu dalam menyelesaikan masalah yang dialaminya. Akhirnya saya berinisiatif bagaimana jika siswa yang memiliki kompetensi tersebut saya berdayakan menjadi Konselor sebaya.
Konselor sebaya khususnya di SMA Negeri 8 Makassar awalnya dicanangkan pertama kali pada tahun 2016 oleh Dinas Pengendalian Penduduk dan keluarga berencana (Dinas PPKB atau dulu dikenal dengan BKKBN) dalam salah satu programnya untuk beberapa sekolah dalam memberikan pelatihan khusus pada siswa untuk menjadi konselor sebaya dalam organisasi organisasi Pusat Informasi dan Konseling Remaja (PIK-remaja) . seiring berjalannya waktu siswa yang telah dibekali pelatihan untuk menjadi konselor sebaya tersebut tamat , berselang beberapa tahun kemudian akhirnya saya berinisiatif untuk membuatkan suatu program sekolah yang bertujuan menumbuhkan sikap mandiri, Kreatif dan berpikir kritis melalui program Konselor sebaya. Melalui kegiatan ini saya sangat berharap pada siswa yang menjadi konselor sebaya maupun siswa yang menjadi konselinya dan untuk semua siswa di sekolah supaya mereka dapat mengentaskan masalah masalah yang dihadapinya yang dapat menghambatnya dalam mengembangkan potensi dirinya.
Ada 2 konsep dasar kenapa saya mengembangkan program konselor sebaya ini. Pertama Konselor sebaya adalah individu yang memberikan bantuan kepada orang lain yang sebaya agar dapat mengatasi masalahnya. Relasi yang terjalin bersifat interpersonal dan dilakukan oleh nonprofessional. Hubungan sebaya memiliki peranan yang kuat dalam kehidupan remaja. Hubungan sebaya menimbulkan suatu hubungan saling percaya antar teman sebaya. Hubungan ini dapat menimbulkan suatu perilaku dimana remaja lebih percaya terhadap teman sebaya daripada dengan orang tua atau gurunya . Sehingga pembentukan dan pelatihan konselor sebaya dapat menjadi suatu pilihan yang tepat dalam upaya membentengi anak atau remaja dari pengaruh negatif lingkungan, konsep kedua konselor sebaya di sekolah adalah siswa yang mampu membantu mensosialisasikan peran dan fungsi bimbingan konseling, memilki keinginan untuk meningkatkan kompetensi diri (pribadi yang positif) agar mampu menjadi konselor, membantu memecahkan permasalahan teman sebaya melalui kegiatan konseling. Adapun syarat menjadi konselor sebaya sebagai berikut: Mempunyai minat yang sungguh-sungguh untuk membantu teman sebayanya, Terbuka pada pendapat orang lain , Menghargai dan menghormati konselinya , Peka terhadap perasaan orang dan berempati , memilki Perasaan stabil dan kontrol diri yang kuat, Dapat membangun hubungan baik, memilki kemampuan menjadi pendengar yang aktif dan Peka terhadap perasaan orang lain. Semua yang menjadi syarat tersebut dapat di tumbuh kembangkan dalam pelatihan konselor sebaya.
Setelah melakukan proses pedataan bagi siswa yang berbakat dan berminat menjadi konselor sebaya, langkah selanjutnya adalah mengadakan pelatihan konselor sebaya sampai akhinya terbentuklah komunitas konselor sebaya yang saya fasilitasi tempatnya diruangan BK . setelah menyusun program kerja dan jadwal tugasnya maka mereka mulai melakukan kegiatan konseling melalui Pendampingan, arahan dan kontrol saya . Saya merasa sangat terbantu oleh mereka karena mereka betul-betul melakukan proses konseling dengan baik pada teman-temannya yang membutuhkannya, selain itu terjadi juga peningkatan jumlah siswa yang ingin mengungkapkan masalahnya dengan datang sendiri tanpa di panggil ke ruang BK, dan antusias sebagian siswa ingin bergabung menjadi konselor sebaya setelah mereka melihat kegiatan proses konseling yang dilakukan oleh konselor sebaya tersebut.
Diawal kegiatan ada beberapa kendala yang muncul diantaranya adalah siswa yang bertugas menjadi konselor sebaya tidak lagi memilki jam istirahat karena proses konseling lebih sering menggunakan waktu istirahat , proses konseling yang dilakukan cenderung lama sehingga sering melewati jam istirahat akhirnya konselor dan konselinya terlambat masuk belajar akhirnya mendapat teguran dari guru mata pelajaran yang mengajar dikelasnya, ada kecenderungan guru tidak memberi izin pada siswa meninggalkan kelas untuk melakukan proses konseling saat sedang mengajar, ruang BK menjadi sesak karena antusias siswa untuk melakukan konseling menjadi meningkat.Adapun langkah yang ditempuh dalam mengatasi masalah tersebut adalah selain jam istirahat yang digunakan untuk melakukan konseling maka jam lowong (jam kosong) menjadi jadwal alternatifnya, selain itu siswa yang bertugas dalam satu hari diupayakan dapat saling membantu dan bekerjasama sehingga mereka tetap memiliki waktu istirahat. Untuk mengefektifkan penggunaan waktu perlu adanya kesepakatan/ komitmen yang mengatur dan jika memungkinkan proses konseling dilakukan secara bertahap ( tidak harus selesai dalam satu kali pertemuan) tentang guru yang cenderung tidak memberikan izin pada siswa diadakan terus komunikasi dan kolaborasi sampai mereka memahami tetang perlunya bekerjasama dan saling pengertian, dan dalam hal ruang yang sesak maka alternatifnya adalah pemberian layanan konseling tidak hanya dilakukan didalam ruangan tapi jika memungkinkan di lakukan diluar ruangan seperti di teras kelas, di bawah pohon , di mesjid sekolah dan atau di perpustakaan sekolah(dikondisikan). Setiap minggu saya melakukan Refleksi terhadap kegiatan ini bersama konselor sebaya dan pelaporan tentang progres kegiatan konselor sebaya ini saya lakukan saat ada rapat / pertemuan antara kepala sekolah, wakil kepala sekolah,guru-guru dan tenaga kependidikan.
Program konselor sebaya sangat memberi dampak positif bagi saya sebagai guru BK dan pada lingkungan SMA Negeri 8 Makassar secara umum, serta pada siswa-siswa yang terlibat dalam pemberian layanan konseling dan akhirnya terjadi perubahan yang signifikan terhadap pemberian layanan BK yang awalnya berbasis masalah (pelayanan konseling dilakukan pada siswa yang bermasalah saja) akhirnya semua siswa dapat tersentuh dengan layanan BK baik pemberian layanan yang bertujuan pencegahan /preventif, Pengembangan / deveploment maupun yang bertujuan pengentasan/kuratif. Awalnya hanya guru BK saja yang dapat dipilih oleh siswa untuk berkonsultasi akhirnya ada alternatif pilihan yaitu siswa yang ingin mengungkapkan dan mengentaskan masalahnya boleh memilih salah satu konselor sebaya yang dianggap bisa dan mampu menjadi konselornya.
Setelah dibentuk dan diberi tugas , respon siswa yang menjadi konselor sebaya sangat luar biasa, mereka mulai lebih banyak belajar dan mengadakan komunikasi secara aktif pada saya tentang banyak hal dalam menghadapi sikap-sikap temannya saat memberi konseling sehingga mereka sangat antusias melakukan suatu perubahan dalam diri, mereka mulai merancang dan melakukan pegembangkan sikap mandiri, kreatif dan berpikir kritis sehingga mereka lebih percaya diri memberi pendampingan dan menjadi teman berbagi dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi temannya (konselinya). Perubahan yang terjadi setelah terbentuknya konselor sebaya bukan hanya terjadi pada siswa yang menjadi konselor tapi pada siswa-siswa yang mendapatkan layanan konseling sebaya pun terlihat lebih semangat dan tampak tidak canggung dan ragu-ragu dalam mengungkap apa yang menjadi masalahnya terutama masalah belajar dan pertemanannya, sehingga mereka merasa bebannya berkurang dan beberapa siswa yang mengungkapkan jika dalam konseling sebaya yang dilakukan mereka telah mendapatkan alternatif-alternatif penyelesaian masalahnya . Dalam proses awal sampai proses akhir konseling tercipta student Agency dimana masing-masing siswa merasa memiliki tanggung jawab , pilihan dan kepemilkan terhadap terlaksananya kegiatan ini. Adapun pelajaran dan manfaat yang guru dapatkan terkait aksi dalam program konselor sebaya ini diantaranya ; guru BK akan sangat terbantu dalam memberi pelayanan yang menyeluruh, konsistem dan kontinyu pada semua siswa di sekolah yang awalnya hanya dapat memberi layanan pada siswa tertentu saja tapi dengan adanya konselor sebaya maka semua siswa dapat tersentuh dengan layanan BK, melalui konselor sebaya guru BK juga mendapatkan informasi yang lebih luas dan akurat tentang sikap-sikap atau perilaku-perilaku yang dilakukan siswa di kelas. guru mata pelajaran (guru mapel) dapat dengan mudah memberi informasi tentang siswa yang bermasalah saat mengajar kelas dengan menghubungi konselor sebaya yang ada di kelas tersebut yang perlu diberi layanan bimbingan atau konseling, tanpa harus menghubungi guru BK, guru mapel juga akan merasa tenang,nyaman dan senang mengajar di kelas jika siswanya tidak menimbulkan masalah.
Semoga praktek baik yang saya lakukan ini dapat menginspirasi teman-teman guru BK dimanapun bertugas, mari kita memaksimalkan dan memerdekaan siswa dalam memberi layanan Bimbingan dan Konseling yang sesuai dengan apa yang mereka butuhkan sehingga tidak ada lagi siswa yang melakukan tindakan diluar batas gara-gara tidak memiliki tempat untuk mengungkap dan membantu mengentaskan masalah yang dialaminya. Terima Kasih #GuruBKPeduliSiswa
Meningkatkan sikap mandiri, kreatif dan berpikir kritis siswa dalam program konselor sebaya
Sebagai guru Bimbingan dan Konseling (BK) saya sering melakukan layanan klasikal dengan masuk di kelas memberi informasi penting yang sesuai dengan perkembangan pribadi,sosial, belajar dan karir siswa. Layanan klasikal ini bagian dari banyak jenis layanan yang dapat dilakukan oleh seorang guru BK. Saat berinteraksi dengan siswa dikelas melalui diskusi dan tanya jawab, ternyata terdapat beberapa siswa yang komunikatif ,memiliki kompetensi berkomunikasi yang baik, suka membantu teman dalam menyelesaikan masalah dan sangat tertarik dengan layanan konseling yang selalu saya sosialisasikan sebagai bentuk layanan BK yang diperuntukkan bagi siswa yang ingin dibantu dalam menyelesaikan masalah yang dialaminya. Akhirnya saya berinisiatif bagaimana jika siswa yang memiliki kompetensi tersebut saya berdayakan menjadi Konselor sebaya.
Konselor sebaya khususnya di SMA Negeri 8 Makassar awalnya dicanangkan pertama kali pada tahun 2016 oleh Dinas Pengendalian Penduduk dan keluarga berencana (Dinas PPKB atau dulu dikenal dengan BKKBN) dalam salah satu programnya untuk beberapa sekolah dalam memberikan pelatihan khusus pada siswa untuk menjadi konselor sebaya dalam organisasi organisasi Pusat Informasi dan Konseling Remaja (PIK-remaja) . seiring berjalannya waktu siswa yang telah dibekali pelatihan untuk menjadi konselor sebaya tersebut tamat , berselang beberapa tahun kemudian akhirnya saya berinisiatif untuk membuatkan suatu program sekolah yang bertujuan menumbuhkan sikap mandiri, Kreatif dan berpikir kritis melalui program Konselor sebaya. Melalui kegiatan ini saya sangat berharap pada siswa yang menjadi konselor sebaya maupun siswa yang menjadi konselinya dan untuk semua siswa di sekolah supaya mereka dapat mengentaskan masalah masalah yang dihadapinya yang dapat menghambatnya dalam mengembangkan potensi dirinya.
Ada 2 konsep dasar kenapa saya mengembangkan program konselor sebaya ini. Pertama Konselor sebaya adalah individu yang memberikan bantuan kepada orang lain yang sebaya agar dapat mengatasi masalahnya. Relasi yang terjalin bersifat interpersonal dan dilakukan oleh nonprofessional. Hubungan sebaya memiliki peranan yang kuat dalam kehidupan remaja. Hubungan sebaya menimbulkan suatu hubungan saling percaya antar teman sebaya. Hubungan ini dapat menimbulkan suatu perilaku dimana remaja lebih percaya terhadap teman sebaya daripada dengan orang tua atau gurunya . Sehingga pembentukan dan pelatihan konselor sebaya dapat menjadi suatu pilihan yang tepat dalam upaya membentengi anak atau remaja dari pengaruh negatif lingkungan, konsep kedua konselor sebaya di sekolah adalah siswa yang mampu membantu mensosialisasikan peran dan fungsi bimbingan konseling, memilki keinginan untuk meningkatkan kompetensi diri (pribadi yang positif) agar mampu menjadi konselor, membantu memecahkan permasalahan teman sebaya melalui kegiatan konseling. Adapun syarat menjadi konselor sebaya sebagai berikut: Mempunyai minat yang sungguh-sungguh untuk membantu teman sebayanya, Terbuka pada pendapat orang lain , Menghargai dan menghormati konselinya , Peka terhadap perasaan orang dan berempati , memilki Perasaan stabil dan kontrol diri yang kuat, Dapat membangun hubungan baik, memilki kemampuan menjadi pendengar yang aktif dan Peka terhadap perasaan orang lain. Semua yang menjadi syarat tersebut dapat di tumbuh kembangkan dalam pelatihan konselor sebaya.
Setelah melakukan proses pedataan bagi siswa yang berbakat dan berminat menjadi konselor sebaya, langkah selanjutnya adalah mengadakan pelatihan konselor sebaya sampai akhinya terbentuklah komunitas konselor sebaya yang saya fasilitasi tempatnya diruangan BK . setelah menyusun program kerja dan jadwal tugasnya maka mereka mulai melakukan kegiatan konseling melalui Pendampingan, arahan dan kontrol saya . Saya merasa sangat terbantu oleh mereka karena mereka betul-betul melakukan proses konseling dengan baik pada teman-temannya yang membutuhkannya, selain itu terjadi juga peningkatan jumlah siswa yang ingin mengungkapkan masalahnya dengan datang sendiri tanpa di panggil ke ruang BK, dan antusias sebagian siswa ingin bergabung menjadi konselor sebaya setelah mereka melihat kegiatan proses konseling yang dilakukan oleh konselor sebaya tersebut.
Diawal kegiatan ada beberapa kendala yang muncul diantaranya adalah siswa yang bertugas menjadi konselor sebaya tidak lagi memilki jam istirahat karena proses konseling lebih sering menggunakan waktu istirahat , proses konseling yang dilakukan cenderung lama sehingga sering melewati jam istirahat akhirnya konselor dan konselinya terlambat masuk belajar akhirnya mendapat teguran dari guru mata pelajaran yang mengajar dikelasnya, ada kecenderungan guru tidak memberi izin pada siswa meninggalkan kelas untuk melakukan proses konseling saat sedang mengajar, ruang BK menjadi sesak karena antusias siswa untuk melakukan konseling menjadi meningkat.Adapun langkah yang ditempuh dalam mengatasi masalah tersebut adalah selain jam istirahat yang digunakan untuk melakukan konseling maka jam lowong (jam kosong) menjadi jadwal alternatifnya, selain itu siswa yang bertugas dalam satu hari diupayakan dapat saling membantu dan bekerjasama sehingga mereka tetap memiliki waktu istirahat. Untuk mengefektifkan penggunaan waktu perlu adanya kesepakatan/ komitmen yang mengatur dan jika memungkinkan proses konseling dilakukan secara bertahap ( tidak harus selesai dalam satu kali pertemuan) tentang guru yang cenderung tidak memberikan izin pada siswa diadakan terus komunikasi dan kolaborasi sampai mereka memahami tetang perlunya bekerjasama dan saling pengertian, dan dalam hal ruang yang sesak maka alternatifnya adalah pemberian layanan konseling tidak hanya dilakukan didalam ruangan tapi jika memungkinkan di lakukan diluar ruangan seperti di teras kelas, di bawah pohon , di mesjid sekolah dan atau di perpustakaan sekolah(dikondisikan). Setiap minggu saya melakukan Refleksi terhadap kegiatan ini bersama konselor sebaya dan pelaporan tentang progres kegiatan konselor sebaya ini saya lakukan saat ada rapat / pertemuan antara kepala sekolah, wakil kepala sekolah,guru-guru dan tenaga kependidikan.
Program konselor sebaya sangat memberi dampak positif bagi saya sebagai guru BK dan pada lingkungan SMA Negeri 8 Makassar secara umum, serta pada siswa-siswa yang terlibat dalam pemberian layanan konseling dan akhirnya terjadi perubahan yang signifikan terhadap pemberian layanan BK yang awalnya berbasis masalah (pelayanan konseling dilakukan pada siswa yang bermasalah saja) akhirnya semua siswa dapat tersentuh dengan layanan BK baik pemberian layanan yang bertujuan pencegahan /preventif, Pengembangan / deveploment maupun yang bertujuan pengentasan/kuratif. Awalnya hanya guru BK saja yang dapat dipilih oleh siswa untuk berkonsultasi akhirnya ada alternatif pilihan yaitu siswa yang ingin mengungkapkan dan mengentaskan masalahnya boleh memilih salah satu konselor sebaya yang dianggap bisa dan mampu menjadi konselornya.
Setelah dibentuk dan diberi tugas , respon siswa yang menjadi konselor sebaya sangat luar biasa, mereka mulai lebih banyak belajar dan mengadakan komunikasi secara aktif pada saya tentang banyak hal dalam menghadapi sikap-sikap temannya saat memberi konseling sehingga mereka sangat antusias melakukan suatu perubahan dalam diri, mereka mulai merancang dan melakukan pegembangkan sikap mandiri, kreatif dan berpikir kritis sehingga mereka lebih percaya diri memberi pendampingan dan menjadi teman berbagi dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi temannya (konselinya). Perubahan yang terjadi setelah terbentuknya konselor sebaya bukan hanya terjadi pada siswa yang menjadi konselor tapi pada siswa-siswa yang mendapatkan layanan konseling sebaya pun terlihat lebih semangat dan tampak tidak canggung dan ragu-ragu dalam mengungkap apa yang menjadi masalahnya terutama masalah belajar dan pertemanannya, sehingga mereka merasa bebannya berkurang dan beberapa siswa yang mengungkapkan jika dalam konseling sebaya yang dilakukan mereka telah mendapatkan alternatif-alternatif penyelesaian masalahnya . Dalam proses awal sampai proses akhir konseling tercipta student Agency dimana masing-masing siswa merasa memiliki tanggung jawab , pilihan dan kepemilkan terhadap terlaksananya kegiatan ini. Adapun pelajaran dan manfaat yang guru dapatkan terkait aksi dalam program konselor sebaya ini diantaranya ; guru BK akan sangat terbantu dalam memberi pelayanan yang menyeluruh, konsistem dan kontinyu pada semua siswa di sekolah yang awalnya hanya dapat memberi layanan pada siswa tertentu saja tapi dengan adanya konselor sebaya maka semua siswa dapat tersentuh dengan layanan BK, melalui konselor sebaya guru BK juga mendapatkan informasi yang lebih luas dan akurat tentang sikap-sikap atau perilaku-perilaku yang dilakukan siswa di kelas. guru mata pelajaran (guru mapel) dapat dengan mudah memberi informasi tentang siswa yang bermasalah saat mengajar kelas dengan menghubungi konselor sebaya yang ada di kelas tersebut yang perlu diberi layanan bimbingan atau konseling, tanpa harus menghubungi guru BK, guru mapel juga akan merasa tenang,nyaman dan senang mengajar di kelas jika siswanya tidak menimbulkan masalah.
Semoga praktek baik yang saya lakukan ini dapat menginspirasi teman-teman guru BK dimanapun bertugas, mari kita memaksimalkan dan memerdekaan siswa dalam memberi layanan Bimbingan dan Konseling yang sesuai dengan apa yang mereka butuhkan sehingga tidak ada lagi siswa yang melakukan tindakan diluar batas gara-gara tidak memiliki tempat untuk mengungkap dan membantu mengentaskan masalah yang dialaminya. Terima Kasih #GuruBKPeduliSiswa
Praktik baik Sebelum Direvisi
Elaborasi Praktik Baik
Sebagai guru Bimbingan dan Konseling (BK) saya sering melakukan layanan klasikal dengan masuk di kelas memberi informasi penting yang sesuai dengan perkembangan pribadi,sosial, belajar dan karir siswa. Layanan klasikal ini bagian dari banyak jenis layanan yang dapat dilakukan oleh seorang guru BK. Saat berinteraksi dengan siswa dikelas melalui diskusi dan tanya jawab, ternyata terdapat beberapa siswa yang komunikatif ,memiliki kompetensi berkomunikasi yang baik, suka membantu teman dalam menyelesaikan masalah dan sangat tertarik dengan layanan konseling yang selalu saya sosialisasikan sebagai bentuk layanan BK yang diperuntukkan bagi siswa yang ingin dibantu dalam menyelesaikan masalah yang dialaminya. Akhirnya saya berinisiatif bagaimana jika siswa yang memiliki kompetensi tersebut saya berdayakan menjadi Konselor sebaya.
Konselor sebaya khususnya di SMA Negeri 8 Makassar awalnya dicanangkan pertama kali pada tahun 2016 oleh Dinas Pengendalian Penduduk dan keluarga berencana (Dinas PPKB atau dulu dikenal dengan BKKBN) dalam salah satu programnya untuk beberapa sekolah dalam memberikan pelatihan khusus pada siswa untuk menjadi konselor sebaya dalam organisasi organisasi Pusat Informasi dan Konseling Remaja (PIK-remaja) . seiring berjalannya waktu siswa yang telah dibekali pelatihan untuk menjadi konselor sebaya tersebut tamat , berselang beberapa tahun kemudian akhirnya saya berinisiatif untuk membuatkan suatu program sekolah yang bertujuan menumbuhkan sikap mandiri, Kreatif dan berpikir kritis melalui program Konselor sebaya. Melalui kegiatan ini saya sangat berharap pada siswa yang menjadi konselor sebaya maupun siswa yang menjadi konselinya dan untuk semua siswa di sekolah supaya mereka dapat mengentaskan masalah masalah yang dihadapinya yang dapat menghambatnya dalam mengembangkan potensi dirinya.
Ada 2 konsep dasar kenapa saya mengembangkan program konselor sebaya ini. Pertama Konselor sebaya adalah individu yang memberikan bantuan kepada orang lain yang sebaya agar dapat mengatasi masalahnya. Relasi yang terjalin bersifat interpersonal dan dilakukan oleh nonprofessional. Hubungan sebaya memiliki peranan yang kuat dalam kehidupan remaja. Hubungan sebaya menimbulkan suatu hubungan saling percaya antar teman sebaya. Hubungan ini dapat menimbulkan suatu perilaku dimana remaja lebih percaya terhadap teman sebaya daripada dengan orang tua atau gurunya . Sehingga pembentukan dan pelatihan konselor sebaya dapat menjadi suatu pilihan yang tepat dalam upaya membentengi anak atau remaja dari pengaruh negatif lingkungan, konsep kedua konselor sebaya di sekolah adalah siswa yang mampu membantu mensosialisasikan peran dan fungsi bimbingan konseling, memilki keinginan untuk meningkatkan kompetensi diri (pribadi yang positif) agar mampu menjadi konselor, membantu memecahkan permasalahan teman sebaya melalui kegiatan konseling. Adapun syarat menjadi konselor sebaya sebagai berikut: Mempunyai minat yang sungguh-sungguh untuk membantu teman sebayanya, Terbuka pada pendapat orang lain , Menghargai dan menghormati konselinya , Peka terhadap perasaan orang dan berempati , memilki Perasaan stabil dan kontrol diri yang kuat, Dapat membangun hubungan baik, memilki kemampuan menjadi pendengar yang aktif dan Peka terhadap perasaan orang lain. Semua yang menjadi syarat tersebut dapat di tumbuh kembangkan dalam pelatihan konselor sebaya.
Setelah melakukan proses pedataan bagi siswa yang berbakat dan berminat menjadi konselor sebaya, langkah selanjutnya adalah mengadakan pelatihan konselor sebaya sampai akhinya terbentuklah komunitas konselor sebaya yang saya fasilitasi tempatnya diruangan BK . setelah menyusun program kerja dan jadwal tugasnya maka mereka mulai melakukan kegiatan konseling melalui Pendampingan, arahan dan kontrol saya . Saya merasa sangat terbantu oleh mereka karena mereka betul-betul melakukan proses konseling dengan baik pada teman-temannya yang membutuhkannya, selain itu terjadi juga peningkatan jumlah siswa yang ingin mengungkapkan masalahnya dengan datang sendiri tanpa di panggil ke ruang BK, dan antusias sebagian siswa ingin bergabung menjadi konselor sebaya setelah mereka melihat kegiatan proses konseling yang dilakukan oleh konselor sebaya tersebut.
Diawal kegiatan ada beberapa kendala yang muncul diantaranya adalah siswa yang bertugas menjadi konselor sebaya tidak lagi memilki jam istirahat karena proses konseling lebih sering menggunakan waktu istirahat , proses konseling yang dilakukan cenderung lama sehingga sering melewati jam istirahat akhirnya konselor dan konselinya terlambat masuk belajar akhirnya mendapat teguran dari guru mata pelajaran yang mengajar dikelasnya, ada kecenderungan guru tidak memberi izin pada siswa meninggalkan kelas untuk melakukan proses konseling saat sedang mengajar, ruang BK menjadi sesak karena antusias siswa untuk melakukan konseling menjadi meningkat.Adapun langkah yang ditempuh dalam mengatasi masalah tersebut adalah selain jam istirahat yang digunakan untuk melakukan konseling maka jam lowong (jam kosong) menjadi jadwal alternatifnya, selain itu siswa yang bertugas dalam satu hari diupayakan dapat saling membantu dan bekerjasama sehingga mereka tetap memiliki waktu istirahat. Untuk mengefektifkan penggunaan waktu perlu adanya kesepakatan/ komitmen yang mengatur dan jika memungkinkan proses konseling dilakukan secara bertahap ( tidak harus selesai dalam satu kali pertemuan) tentang guru yang cenderung tidak memberikan izin pada siswa diadakan terus komunikasi dan kolaborasi sampai mereka memahami tetang perlunya bekerjasama dan saling pengertian, dan dalam hal ruang yang sesak maka alternatifnya adalah pemberian layanan konseling tidak hanya dilakukan didalam ruangan tapi jika memungkinkan di lakukan diluar ruangan seperti di teras kelas, di bawah pohon , di mesjid sekolah dan atau di perpustakaan sekolah(dikondisikan). Setiap minggu saya melakukan Refleksi terhadap kegiatan ini bersama konselor sebaya dan pelaporan tentang progres kegiatan konselor sebaya ini saya lakukan saat ada rapat / pertemuan antara kepala sekolah, wakil kepala sekolah,guru-guru dan tenaga kependidikan.
Program konselor sebaya sangat memberi dampak positif bagi saya sebagai guru BK dan pada lingkungan SMA Negeri 8 Makassar secara umum, serta pada siswa-siswa yang terlibat dalam pemberian layanan konseling dan akhirnya terjadi perubahan yang signifikan terhadap pemberian layanan BK yang awalnya berbasis masalah (pelayanan konseling dilakukan pada siswa yang bermasalah saja) akhirnya semua siswa dapat tersentuh dengan layanan BK baik pemberian layanan yang bertujuan pencegahan /preventif, Pengembangan / deveploment maupun yang bertujuan pengentasan/kuratif. Awalnya hanya guru BK saja yang dapat dipilih oleh siswa untuk berkonsultasi akhirnya ada alternatif pilihan yaitu siswa yang ingin mengungkapkan dan mengentaskan masalahnya boleh memilih salah satu konselor sebaya yang dianggap bisa dan mampu menjadi konselornya.
Setelah dibentuk dan diberi tugas , respon siswa yang menjadi konselor sebaya sangat luar biasa, mereka mulai lebih banyak belajar dan mengadakan komunikasi secara aktif pada saya tentang banyak hal dalam menghadapi sikap-sikap temannya saat memberi konseling sehingga mereka sangat antusias melakukan suatu perubahan dalam diri, mereka mulai merancang dan melakukan pegembangkan sikap mandiri, kreatif dan berpikir kritis sehingga mereka lebih percaya diri memberi pendampingan dan menjadi teman berbagi dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi temannya (konselinya). Perubahan yang terjadi setelah terbentuknya konselor sebaya bukan hanya terjadi pada siswa yang menjadi konselor tapi pada siswa-siswa yang mendapatkan layanan konseling sebaya pun terlihat lebih semangat dan tampak tidak canggung dan ragu-ragu dalam mengungkap apa yang menjadi masalahnya terutama masalah belajar dan pertemanannya, sehingga mereka merasa bebannya berkurang dan beberapa siswa yang mengungkapkan jika dalam konseling sebaya yang dilakukan mereka telah mendapatkan alternatif-alternatif penyelesaian masalahnya . Dalam proses awal sampai proses akhir konseling tercipta student Agency dimana masing-masing siswa merasa memiliki tanggung jawab , pilihan dan kepemilkan terhadap terlaksananya kegiatan ini. Adapun pelajaran dan manfaat yang guru dapatkan terkait aksi dalam program konselor sebaya ini diantaranya ; guru BK akan sangat terbantu dalam memberi pelayanan yang menyeluruh, konsistem dan kontinyu pada semua siswa di sekolah yang awalnya hanya dapat memberi layanan pada siswa tertentu saja tapi dengan adanya konselor sebaya maka semua siswa dapat tersentuh dengan layanan BK, melalui konselor sebaya guru BK juga mendapatkan informasi yang lebih luas dan akurat tentang sikap-sikap atau perilaku-perilaku yang dilakukan siswa di kelas. guru mata pelajaran (guru mapel) dapat dengan mudah memberi informasi tentang siswa yang bermasalah saat mengajar kelas dengan menghubungi konselor sebaya yang ada di kelas tersebut yang perlu diberi layanan bimbingan atau konseling, tanpa harus menghubungi guru BK, guru mapel juga akan merasa tenang,nyaman dan senang mengajar di kelas jika siswanya tidak menimbulkan masalah.
Semoga praktek baik yang saya lakukan ini dapat menginspirasi teman-teman guru BK dimanapun bertugas, mari kita memaksimalkan dan memerdekaan siswa dalam memberi layanan Bimbingan dan Konseling yang sesuai dengan apa yang mereka butuhkan sehingga tidak ada lagi siswa yang melakukan tindakan diluar batas gara-gara tidak memiliki tempat untuk mengungkap dan membantu mengentaskan masalah yang dialaminya. Terima Kasih #GuruBKPeduliSiswa
Jika Anda mengalami kendala dalam scrolling, scroll di luar dari area Live Chat yang berwarna hitam.