Temu Pendidik Nusantara XII

Select Language

KEYAKINAN KELAS UNTUK MEMBANGUN BUDAYA POSITIF DI KELAS X IPS

Praktik baik Sebelum Direvisi

[revisi_terbaru]

Elaborasi Praktik Baik

“KEYAKINAN KELAS UNTUK MEMBANGUN BUDAYA POSITIF DI KELAS X IPS”

AWAL : Saya dan murid-murid saya di kelas X IPS ingin memiliki kelas yang nyaman untuk belajar bersama-sama. Kami ingin mewujudkan disiplin positif kelas sebagai budaya positif di sekolah, khususnya di kelas X IPS. Dengan keyakinan kelas kami ingin dapat mewujudkan tujuan pendidikan yang berorientasi pada Profil Pelajar Pancasila yang ada dalam kurikulum merdeka. Murid saya berasal dari latar belakang daerah yang berbeda-beda contohnya ada yang dari Madura, Aceh,Kalimantan, Riau, Bekasi, Bogor, Madiun, Ngawi, Tuban dll. Murid-murid saya juga memiliki karakter yang berbeda-beda. Maka perlu ada persepsi yang sama agar di sekolah, khususnya di kelas murid saya merasa nyaman belajar seperti layaknya rumah kedua. Dalam rumah tentunya berisi teman-teman yang layaknya seperti keluarga.

TANTANGAN : Tantangannya adalah menginternalisasikan disiplin positif kepada siswa. Siswa belum seluruhnya memiliki kesadaran positif tentang belajar dan mempraktikkan keyakinan kelas. Karena siswa dalam segi perilaku, cara berfikir, dalam kemampuan juga berbeda-beda, sehingga perlu sering diingatkan dan disupport untuk melaksanakan keyakinan kelas.

AKSI : Kami saat awal tahun pelajaran menyusun keyakinan kelas secara bersama-sama. Anak-anak menuliskan keyakinan kelas yang mereka harapkan pada selembar kertas. Selanjutnya kertas-kertas tersebut kami kumpulkan dan kami baca untuk dikategorikan menjadi sebuah keyakinan kelas yang lebih spesifik. Kami menuliskan 6 keyakinan kelas kami yaitu saling tolong menolong, saling menghormati dan toleransi, saling menghargai teman, menjaga etika dan tata krama, menjaga kebersihan kelas, menghormati bapak/ ibu guru dan senior. Selanjutnya keyakinankelas kami tempel di kelas sebagai pengingat bersama-sama. Selanjutnya saya bersama murid juga melakukan refleksi keyakinan kelas, sejauh mana anak-anak mampu melaksanakan, pendapat murid tentang pelaksanaan keyakinan kelas, dan meminta
murid memberikan masukan untuk keyakinan kelas kedepannya, mereka tampak
senang saat saya minta pendapat mereka. Bagaimana jika ada teman yang tidak
melaksanakan keyakinan kelas/ melanggar. Maka teman yang lain saling mengingatkan
dan jika dirasa perilaku teman ada yang membuat tidak nyaman maka kami sharing dan
selanjutnya diangkat sebagai tema pembinaan wali kelas.

PEMBELAJARAN : Dari adanya keyakinan kelas setelah kami refleksi bersama,
terdapat dampak positif terhadap murid-murid di kelas. Siswa terlihat saling toleran dan
saling membantu ketika membersihkan kelas, menjaga kerapian kelas secara bersamasama.
Siswa Nampak saling support ketika teman belum menyelesaikan tugas, terus
diingatkan oleh teman lain. Refleksi juga tidak hanya dari siswa saat penerimaan rapor
kami juga mendapatkan refleksi dari orang tua. Beberapa orang tua menyampaikan
perubahan positif dari putra-putrinya. Salah satu contoh adalah siswa yang sebelum
masuk SMA 3 Taruna Angkasa bersikap masa bodoh, kurang bias diajak komunikasi.
Setelah 6 bulan belajar di sekolah banyak perubahan yaitu menjadi lebih respect,
mampu menempatkan diri sedang berbicara dengan siapa, dan lebih bias diajak
berdiskusi. Anak-anak ketika saya Tanya merasa senang dan gembira bersama-sama
di kelas, mereka menyebut kelas happy-happy. Saya sebagai wali kelas juga menjadi
terbantu ketika ada satu, dua murid yang tidak respect terhadap kebersihan bias
diingatkan lewat keyakinan kelas yang telah disepakati.

Jika Anda mengalami kendala dalam scrolling, scroll di luar dari area Live Chat yang berwarna hitam.