Pemerintah mencetuskan program Merdeka Belajar untuk mencapai tujuan pendidikan
yang lebih baik seseuai dengan kebutuhan pendidikan abad 21. Melalui Merdeka Belajar
pemerintah ingin mewujudkan Profil Pelajar Pancasila ((Harususilo, Y. E. : 2019)
SDN Langenharjo 2 adalah sekolah yang terletak di Kecamatan Plemahan yang
berbatasan dengan Kecamatan Pare. Dimana kondisi siswa sangat majemuk sekali karena
berada di perbatasan antara kecamatan Pare. Sesuai kodrat alam murid disini memiliki
beragam gaya belajar, mulai audio , visual, maupun kenistetik. Begitu juga potensi juga
beragam sekali ada yang suka olah raga, matematika, IPA, Tari, pantomim, puisi, menyanyi
dan lain-lain. Minatnya siswa juga tidak mungkin disama ratakan.
Pada Filosofi Ki Hajar Dewantara mengajarkan bahwa pembelajaran yang bermakna
adalah pembelajaran yang disesuaikan dengan kodrat alam dan kodrat zamannya. Oleh karena
itu guru diharapkan mampu mewujudkan program yang berdampak pada murid melalui
desain pembelajaran inovatif maupun program yang berdampak pada murid. (Dewantara,
K.H. : 2009).
Apalagi lingkungan sekolah kuarang begitu mendukung dengan dunia pendidikan dan
diperparah lagi orang tua yang kurang antusias terkait dengan kemajuan dunia pendidikan
khususnya pendidikan putra-putri mereka di SDN Langenharjo 2. Hal ini menjadi tantangan
tersendiri bagi saya untuk mampu menghadapi dengan lapang dada.
Dari kondisi diatas saya salah satu guru yang mengabdi di SDN langenharjo 2 sejak
tahun 2018 sampai sekarang ini tertantang untuk mewujudkan Program yang berdampak pada
murid khususnya dalam pembelajaran inovatif. Apalagi saya juga alaumni dari Program
Pendidikan Guru Penggerak angkatan 4 harus mampu membuktikan kualitas dan kemampuan
saya sebagai pendidik untuk menjawab tantangan tersebut.
Jadi saya menyadari bahawa guru adalah agen perubahan yang harus mampu
menunaikan tugasnya dengan baik untuk mewujudkan ekosistem pembelajaran yang kondusif
dan memberdayakan. Oleh karena itu salah satu tugas saya sebagai guru untuk mewujudkan
hal tersebut harus mampu mengembangkan ekosistem lingkungan belajar dengan
memanfaatkan sumber daya atau aset yang ada yang mampu mendukung kemajuan sekolah
dan memaksimalkan pemanfaatan aset guna mendukung pembelajaran di kelas dan
peningkatan kualitas pendidikan untuk mewujudkan ekosistem pendidikan yang berkualiatas
yang berdampak pada siswa.
Berdasarkan identifikasi aset, saya memaksimalkan sumber daya yang ada di SDN
Langenharjo 2 baik yang bersifat biotik dan anbiotik maka saya berkolaborasi dengan semua
komponen pendidikan yang ada mengusung Pengelolaan Program yang Berpihak pada Murid
yang kita beri nama “BIAN” yang memiliki kepanjangan dari Bimbingan Intensif Akademik
dan Non Akademik untuk menciptakan pembelajaran yang berpihak pada murid.
Untuk pengelolaan program yang berdampak pada murid saya melakukan langkah-
langkah sebagai berikut ini :
1. Berkoordinasi dengan warga sekolah.
2. Mengidentifikasi asset sumber daya yang dimiliki dalam upaya meningkatkan
pengelolaan SDN Langenharjo 2 ini.
3. Menggali masukan, usulan, pendapat dari siswa baik langsung maupun tidak langsung
untuk mengetahui sekolah idaman anak-anak.
4. Kami juga berkolaborasi dengan komite sekolah dan orang tua untuk mendapatkan
masukan dan saran positif dalam upaya peningkatan program sekolah yang bermutu
sesuai harapan mereka.
5. Berkerjasama dengan pemerintah Desa Langenharjo, TK dan Paud yang ada di sekitar
SDN Langenharjo untuk melakukan koordinasi dan kerjasama dalam upaya peningkatan
mutu sekolah yang berdampak pada murid.
Judul Program BIAN “Bimbingan Intensif Akademik dan Non Akademik “
A. Program/kegiatan intrakurikuler
Kegiatan ini kami wujudkan dengan membuat kegiatan sebagai berikut ini :
1. Menerapkan pembelajaran yang berdeferensiasi disemua kelas.
2. Dalam pembelajaran menerapkan juga pembelajaran social dan emosional
3. Memaksimalkan kurikulum yang sesuai kondisi sekolah tetapi tidak meninggalkan
kurikulum nasional.
4. Memaksimalkan media yang ada dan penggunaan TIK dalam pembelajaran.
5. Memaksimalkan sumber daya yang ada seperti lingkungan alam, social, dan budaya.
6. Budaya Membaca dan Literasi
B. Program/kegiatan kokurikuler.
Kegiatan ini kami wujudkan dengan membuat kegiatan sebagai berikut ini :
1. Bimbingan siswa berbakat dan berprestasi
2. Penerapan budaya positif
3. Memaksimalkan budaya positif mulai senyum, salam, dan sapa.
4. Penerapan jama’ah sholat dhuha dan dhuhur.
5. Membentuk piket kelas dan jum’at bersih.
6. Membentuk tim UKS.
7. Melaksanakan Upacara Bendera setiap hari senin.
C. Program/kegiatan Ekstrakurikuler
Kegiatan ini kami wujudkan dengan membuat kegiatan sebagai berikut ini ;
1. Pramuka
2. Palang Merah remaja
3. Baca tulis Al-Qur’an
4. Pantomim
5. Puisi
6. Menyanyi
7. Menari
8. Kriya Anyam
9. Menggambar
Saya melaksanakan aksi nyata dengan memanfaatkan kolaborasi semua pihak di
sekolah, sehingga saya memerlukan bantuan pemangku kepentingan di sekolah
1. Kepala sekolah
2. Rekan sejawat
3. Staf TU dan tenaga kependidikan
4. Siswa
5. Komite sekolah
6. Wali murid
7. Pengajar praktik dan fasilitator
8. Pengawas sekolah
9. Pihak dinas pendidikan terkait.
10. Lingkungan sekitar sekolah.
11. Dan pihak lain yang mampu membantu program ini.
Jadi apa aksi nyata program berdampak pada murid khususnya desain pembelajaran
inovatif dalam mengelola sumberdaya saya melakuakan hal-hal sebagai berikut :
1. Menjalin koordinasi yang baik pada Pimbinan, Teman sejawat, komite sekolah, orang tua
siswa, dan masyarakat sekitar sekolah.
2. Melibatkan teman sejawat untuk berkolaborasi dalam proses pembelajaran di kelas
maupun di luar kelas.
3. Saya melibatkan orang tua untuk ikut aktif menjadi narasumber secara bergantian
seminggu sekali dengan kompetensi yang dikuasai dan relevan dengan materi ajar seperti
cara memasak nasi goreng, membuat minuman jus, menjahit baju yang robek atau kancing
yang lepas, mencuci baju yang benar , mencuci piring, menata tempat tidur, dan lain-lain.
4. Memanfaatkan sumber daya alam lingkungan sebagai sumber belajar yang nyata seperti
kebun sekolah, kebun TOGA, sawah, kunjungan ke produksi pembuatan tempe dan tahu,
ke toko kelontong, ke sungai dan lain-lain.
5. Bermain game dan diskusi serta presentasi di luar sekolah untuk memberikan suasana baru
biar tidak jenuh dan menambah suasana yang menyenangkan bagi para siswa agar lebih
maksimal.
6. Kunjungan ke Candi Tegowangi, Candi Surabana, Candi Gayam, Candi Kepung,
Monumen SLG, Patung Totok Kerot, petilasan Raja Jayabaya, Musium Erlangga, untuk
mengajarkan kultur budaya secara nyata agar anak-anak memahami kekayaan budaya dan
merangsang berfikir kritis untuk melakukan usaha pelestarian budaya yang ada di sekita
lingkungan sekolah.
7. Melakukan kunjungan dan wawancara langsung ke pemerintah desa dalam upaya
memberikan pengalaman pada siswa untuk bersosial, berkomunikasi yang baik, dan
mengetahui struktur pemerintah desa secara langsung.
8. Melakukan pembelajaran demostransi dengan mengolah sumber daya sekolah berupa hasil
kebun sekolah seperti pisang menjadi kripik pisang dan gethuk pisang, buah mangga dan
jambu biji dijadikan juz yang lezat dan menyehatkan, aneka empon-empon yang diolah
menjadi aneka jamu kunir asem, temu lawak, kencur, dan lain-lain.
9. Melakukan refleksi bersama untuk bahan evaluasi dan gambaran harapan lebih lanjut siswa
untuk pembelajaran kedepanya yang lebih bermakna dan menyenangkan bagi mereka
dalam mewujudkan profil pelajar pancasila yang merdeka belajar di SDN Langenharjo 2
kecamatan plemahan Kabupaten Kediri.
Link Aksi Nyata : https://gurusd2021.blogspot.com/2022/05/32a9-koneksi-antar-materi-
pemimpin.html
Dari aksi nyata saya dengan program BIAN yang berguna untuk memenuhi
kebutuhan belajar siswa di SDN Langenharjo 2 ini alhamdulilah…..berhasil dengan baik dan
sukses. Hal ini terlihat dari umpan balik dari siswa dimana para siswa merasa nyaman dan
bahagia dalam mengikuti proses pembelajaran di kelas baik di dalam kelas dan di luar kelas.
Disamping itu hasil belajar siswa meningkat pesat. Sebagian besar siswa mampu berprestasi
di berbagai ajang perlombaan baik tingkat kecamatan maupun kabupaten sehingga SDN
Langenharjo 2 selalu mendapat juara umum seperti pada ajang FLS2N dan OSN serta Lomba
Kreativitas.
Orang tua siswa juga menyampaikan antusiasnya atas perubahan perilaku putra-
putrinya yang semakin memiliki karakter lebih baik, kemampuan akademis dan non
akademisnya juga meningkat pesat. Orang tua selalu berusaha menjalin hubungan yang baik
dalam ikut aktif mendukung kesuksesan pembelajaran inovatif berdiferensiasi di kelas 5
SDN Langenharjo 2 Kecamatan Plemahan kabupaten Kediri.
Tidak kalah penting dukungan dan motivasi dari Kepala Sekolah dan teman sejawat
saya rasakan sangat besar sekali sehingga mampu menjadi semangat saya untuk
mewujudkan pembelajaran yang berpihak pada siswa untuk mewujudkan profil pelajar
pancasila yang merdeka belajar.
1. Tindak Lanjut.
Saat ini saya membuat langkah tindak lanjut dengan melakukan hal-hal sebagai berikut
ini :
a. Selalu melakukan refleksi sarananya evaluasi diri dalm menciptakan pembelajaran
inovatif yang berpihak pada murid.
b. Selalu berkoordinasi dengan Kepala Sekolah, teman sejawat, dan seluruh warga sekolah
agar setiap aksi nyata pengembangan sekolah berbasis aset dapat berjalan dengan baik.
c. Meningkatkan literasi terkait dengan pembelajaran berinovatif berdiferensiasi dalam
upaya meningkatkan kualiatas.
d. Berbagi praktik baik pada komunitas praktisi yang ada seperti teman sejawat, KKG, dan
komunitas pendidikan yang ada.
e. Menyebar luaskan materi pembelajaran berinovatif berdiferensiasi pada ruang lingkup
yang lebih luas lagi agar kemerdekaaan pendidikan mampu dirasakan seluruh siswa.
f. Meminta umpan balik positif pada pimpinan, teman sejawat, dan pihak-pihak yang peduli
dengan pendidikan
g. Meningkatkan semangat kolaborasi mewujudkan pembelajaran inovatif berdiferensiasi
khususnya di SDN Langenharjo 2.
h. Memberikan teladan positif khususnya sebagai pemimpin pembelajaran dalam upaya
pengembangan sekolah berbasis aset dan sumberdaya yang ada dalam upaya menerapkan
desain pembelajaran inovatif untuk memenuhi kebutuhan belajar siswa.