Temu Pendidik Nusantara XII

Select Language

Belajar Bahasa Indonesia Seru dengan Metode Sipakatau Sirampe

Praktik baik Sebelum Direvisi

[revisi_terbaru]

Elaborasi Praktik Baik

Belajar Bahasa Indonesia Seru dengan Metode Sipakatau Sirampe

Pelajaran Bahasa adalah mata pelajaran umum yang kerap dianggap biasa saja bahkan membosankan bagi sebagian siswa, tetapi kenyataannya saat siswa ditanya mengenai struktur sebuah teks, beberapa dari mereka bingung dan kurang tepat dalam menganalisis sebuah teks. Hasil ulangan juga terkadang tidak sesuai dengan ekspektasi. Jadi sebagai guru bahasa Indonesia, beranjak dari hasil asesmen diagnostik kognitif dan non kognitifnya, saya mencoba merancang sebuah metode pembelajaran dengan istilah “Sipakatau Sirampe”.

Sipakatau merupakan akronim dari motivasi, pasangkan, kaitkan, tampilkan, ulasan. Sedangkan media yang saya gunakan yaitu aplikasi instagram dan padlet yang kemudian saya singkat menjadi sirampe. Dalam bahasa Bugis, sipakatau bermakna saling menghargai, yang juga merupakan salah satu kriteria penilaian sikap yang ingin dicapai dalam pembelajaran. Siswa harus mampu saling menghargai pendapat yang diutarakan teman dan karya yang ditampilkan oleh kelompok lain. Sedangkan sirampe bermakna saling membicarakan, saling mengingat. Pembelajaran harus selalu bermakna agar tiap siswa selalu mengingat apa yang disampaikan guru dan siswa tidak hanya membicarakan pelajarannya di kelas saja tetapi tetap bisa membahasnya di luar jam pelajaran bahkan di lingkungan masyarakat. Guru juga selalu membicarakan hal-hal baik dari siswa dan berbagi hal baik dengan guru lain terkait pembelajaran.

            Tahap pertama yaitu memberikan siswa motivasi diawal pembelajaran. Dengan adanya motivasi, siswa akan senantiasa semangat untuk terus belajar tanpa ada paksaan dari pihak manapun. Dengan motivasi yang baik, siswa tidak akan mudah putus asa jika dihadapkan dengan berbagai hal. Misalnya saja pelajaran yang menurutnya susah, kompetisi dan lain-lain.

            Tahap kedua yaitu Pasangkan, siswa akan membentuk kelompok sesuai dengan minat dan tema. Dalam hal ini, sebagai guru saya menerapkan pembelajaran berdiferensiasi. Sebelumnya, tiap siswa akan memasangkan gambar dengan tema sesuai keinginannya, setelah itu siswa akan berkumpul dengan teman yang memilih hal yang sama. Tiap kelompok terdiri dari 4 orang.

            Tahap ketiga adalah kaitkan. Tiap kelompok harus dapat mengaitkan antara materi yang dibahas dengan kondisi di kehidupan nyata dan dianalisis. Dengan ini mampu mendorong siswa menciptakan hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari juga mampu memaknai pelajaran yang mereka pelajari.

            Tahap keempat yaitu tampilkan. Tiap kelompok akan menampilkan karya yang telah dibuat dan dihasilkan. Dalam tahap ini, tiap kelompok akan menampilkan karya berbeda-beda. Mereka dapat menampilkan dengan power point, kertas karton dengan gambar, atau presentasi yang menampilkan video pendek, sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Setelah tiap kelompok tampil, siswa dapat berkomentar, memberikan tanggapan maupun saran terhadap hasil kerja kelompok lain. Adapun materi yang saya bawakan di kelas yaitu teks eksposisi. Sebuah teks atau tulisan yang memuat tentang informasi maupun pengetahuan yang bertujuan memberitahukan informasi atau pengetahuan berdasarkan fakta sesuai dengan sudut pandang tertentu.

            Tahap kelima, ulasan. Yang berarti kupasan, tafsiran atau komentar. Tahap ini setelah semua kelompok tampil di depan kelas, guru akan mengulas dan mengomentari semua proses pembelajaran yang telah berlangsung. Guru memberikan penguatan kepada semua siswa, meluruskan hal yang mungkin sedikit melenceng saat diskusi sehingga siswa akan berbesar hati dan meningkatkan partisipasinya dalam setiap proses pembelajaran. Guru juga ditahap ini memberikan apresiasi terhadap semua kelompok sehingga terus semangat untuk belajar.

            Setelah itu, siswa akan meng-apload tugasnya diinstagram yang telah disepakati dan dibuat bersama yaitu instagram untuk kelas bahasa Indonesia. Sebagai guru, saya memilih aplikasi instagram untuk siswa berkreasi karena aplikasi ini dimiliki hampir seluruh siswa yang ada di sekolah, aplikasi ini paling digandrungi siswa saat ini.

            Dibagian penutup, siswa dan guru akan melakukan refleksi pembelajaran dengan memanfaatkan aplikasi padlet. Perubahan yang terjadi setelah pembelajaran ini, para siswa jadi lebih mudah memahami struktur eksposisi maupun teks lainnya. Mereka sangat antusias dan semangat dalam belajar. “Pembelajaran ini sangat seru bu dan saya lebih mudah mengerti” ungkap salah seorang siswa di kelas.

Jika Anda mengalami kendala dalam scrolling, scroll di luar dari area Live Chat yang berwarna hitam.