Praktik baik mengenai pembelajaran sastra berbasis kearifan lokal dalam bentuk alih domain.
Praktik baik mengenai pembelajaran sastra berbasis kearifan lokal dalam bentuk alih domain.
Transformasi Sastra:
Penguatan Pembelajaran Sastra Berbasis Kearifan Lokal
Oleh: Aan Hasanah
Kondisi awal dalam dunia pendidikan saat ini menghadirkan ancaman serius dari penjajahan budaya luar yang semakin merongrong identitas budaya asli. Di tengah arus globalisasi yang mempengaruhi segala aspek kehidupan, termasuk dalam dunia pendidikan yakni pembelajaran sastra lisan. Peserta didik cenderung semakin tidak mengenal sastra daerah sebagai budaya asli dan kearifan lokal yang tertuang dalam sastra daerah. Perkembangan teknologi memudahkan peserta didik untuk mengakses dan menyadap budaya populer dari berbagai belahan dunia. Hal ini semakin memicu akan terkikisnya nilai-nilai budaya yang menjadi ciri khas suatu bangsa. Dalam pembelajaran sastra lisan, peserta didik mengalami kesulitan mencari bahan ajar sastra yang bersumber dari kearifan lokal yang berbahasa Indonesia.
Tantangan yang dihadapi oleh para pendidik dalam mengajarkan sastra berbasis budaya dan kearifan lokal sangatlah kompleks. Mereka harus mengimbangi antara pengenalan sastra berorientasi budaya global dengan tetap menjaga dan memperkuat akar budaya nasional maupun lokal. Para pendidik perlu mengembangkan pendekatan pembelajaran yang kreatif dan inklusif agar peserta didik tidak hanya memahami budaya luar, tetapi juga merasakan kehadiran kearifan lokal dalam sebuah karya sastra. Upaya ini membutuhkan kesiapan pendidik untuk beradaptasi dengan dinamika perkembangan literasi budaya dan literasi teknologi serta merancang strategi pembelajaran yang menarik dan relevan.
Dalam menghadapi tantangan tersebut, saya sebagai pendidik telah melakukan berbagai aksi untuk mengenalkan budaya asli dan kearifan lokal yang tertuang dalam karya sastra lama kepada peserta didik. Dalam hal ini, saya melakukan proses transformasi sastra lama ke dalam bentuk sastra modern berbantuan audio visual. Sehingga menjadi bahan ajar sastra lama berbasis audio visual yang dapat diakses melalui tautan https://www.youtube.com/watch?v=_i0R2d7UCB4&t=147s . Dalam proses transformasi, saya mengintegrasikan cerita, mitos, dan tradisi lisan ke dalam proyek pembelajaran yang sesuai dengan kurikulum sehingga peserta didik dapat memahami dan merasakan amanat serta nilai-nilai adiluhung dari sastra lama sebagai warisan leluhur. Di samping itu, luaran dari mata kuliah sastra lama dalam bentuk transformasi ini dibuatkan hak cipta/HAKI. Dengan memberikan pengalaman langsung kepada peserta didik, kita berupaya menjembatani kesenjangan antara pemahaman terhadap sastra lama dan sastra modern dalam pembelajaran.
Perubahan yang dialami setelah melaksanakan pembelajaran tersebut yakni perkuliahan semakin disenangi oleh peserta didik karena disamping berteori juga ada proses praktik. Dan ini membuat peserta didik semakin tertarik dan interaktif. Selain itu, setiap peserta didik memperoleh produk/luaran dari mata kuliah yang diampu. Proses transformasi sastra dapat merangsang peserta didik untuk berkarya sesuai dengan apa yang mereka baca/tonton dari karya sastra sebelumnya sehingga menjadi stimulus untuk menulis atau berkarya. Sebagai contoh karya mahasiswa dan dosen yaitu transformasi cerita padi ke dalam bentuk film pendek, transformasi cerita rakyat Cianjur dalam bentuk komik digital, dan lain sebagainya. Dari karya peserta didik yang disusun tersebut, kita ajukan untuk memperoleh hak atas kekayaan intelektual (HAKI). Sehingga menambah luaran produk mahasiswa dan dosen.
Praktik baik mengenai pembelajaran sastra berbasis kearifan lokal dalam bentuk alih domain.
Transformasi Sastra:
Penguatan Pembelajaran Sastra Berbasis Kearifan Lokal
Oleh: Aan Hasanah
Kondisi awal dalam dunia pendidikan saat ini menghadirkan ancaman serius dari penjajahan budaya luar yang semakin merongrong identitas budaya asli. Di tengah arus globalisasi yang mempengaruhi segala aspek kehidupan, termasuk dalam dunia pendidikan yakni pembelajaran sastra lisan. Peserta didik cenderung semakin tidak mengenal sastra daerah sebagai budaya asli dan kearifan lokal yang tertuang dalam sastra daerah. Perkembangan teknologi memudahkan peserta didik untuk mengakses dan menyadap budaya populer dari berbagai belahan dunia. Hal ini semakin memicu akan terkikisnya nilai-nilai budaya yang menjadi ciri khas suatu bangsa. Dalam pembelajaran sastra lisan, peserta didik mengalami kesulitan mencari bahan ajar sastra yang bersumber dari kearifan lokal yang berbahasa Indonesia.
Tantangan yang dihadapi oleh para pendidik dalam mengajarkan sastra berbasis budaya dan kearifan lokal sangatlah kompleks. Mereka harus mengimbangi antara pengenalan sastra berorientasi budaya global dengan tetap menjaga dan memperkuat akar budaya nasional maupun lokal. Para pendidik perlu mengembangkan pendekatan pembelajaran yang kreatif dan inklusif agar peserta didik tidak hanya memahami budaya luar, tetapi juga merasakan kehadiran kearifan lokal dalam sebuah karya sastra. Upaya ini membutuhkan kesiapan pendidik untuk beradaptasi dengan dinamika perkembangan literasi budaya dan literasi teknologi serta merancang strategi pembelajaran yang menarik dan relevan.
Dalam menghadapi tantangan tersebut, saya sebagai pendidik telah melakukan berbagai aksi untuk mengenalkan budaya asli dan kearifan lokal yang tertuang dalam karya sastra lama kepada peserta didik. Dalam hal ini, saya melakukan proses transformasi sastra lama ke dalam bentuk sastra modern berbantuan audio visual. Sehingga menjadi bahan ajar sastra lama berbasis audio visual yang dapat diakses melalui tautan https://www.youtube.com/watch?v=_i0R2d7UCB4&t=147s . Dalam proses transformasi, saya mengintegrasikan cerita, mitos, dan tradisi lisan ke dalam proyek pembelajaran yang sesuai dengan kurikulum sehingga peserta didik dapat memahami dan merasakan amanat serta nilai-nilai adiluhung dari sastra lama sebagai warisan leluhur. Di samping itu, luaran dari mata kuliah sastra lama dalam bentuk transformasi ini dibuatkan hak cipta/HAKI. Dengan memberikan pengalaman langsung kepada peserta didik, kita berupaya menjembatani kesenjangan antara pemahaman terhadap sastra lama dan sastra modern dalam pembelajaran.
Perubahan yang dialami setelah melaksanakan pembelajaran tersebut yakni perkuliahan semakin disenangi oleh peserta didik karena disamping berteori juga ada proses praktik. Dan ini membuat peserta didik semakin tertarik dan interaktif. Selain itu, setiap peserta didik memperoleh produk/luaran dari mata kuliah yang diampu. Proses transformasi sastra dapat merangsang peserta didik untuk berkarya sesuai dengan apa yang mereka baca/tonton dari karya sastra sebelumnya sehingga menjadi stimulus untuk menulis atau berkarya. Sebagai contoh karya mahasiswa dan dosen yaitu transformasi cerita padi ke dalam bentuk film pendek, transformasi cerita rakyat Cianjur dalam bentuk komik digital, dan lain sebagainya. Dari karya peserta didik yang disusun tersebut, kita ajukan untuk memperoleh hak atas kekayaan intelektual (HAKI). Sehingga menambah luaran produk mahasiswa dan dosen.
Praktik baik Sebelum Direvisi
Elaborasi Praktik Baik
Transformasi Sastra:
Penguatan Pembelajaran Sastra Berbasis Kearifan Lokal
Oleh: Aan Hasanah
Kondisi awal dalam dunia pendidikan saat ini menghadirkan ancaman serius dari penjajahan budaya luar yang semakin merongrong identitas budaya asli. Di tengah arus globalisasi yang mempengaruhi segala aspek kehidupan, termasuk dalam dunia pendidikan yakni pembelajaran sastra lisan. Peserta didik cenderung semakin tidak mengenal sastra daerah sebagai budaya asli dan kearifan lokal yang tertuang dalam sastra daerah. Perkembangan teknologi memudahkan peserta didik untuk mengakses dan menyadap budaya populer dari berbagai belahan dunia. Hal ini semakin memicu akan terkikisnya nilai-nilai budaya yang menjadi ciri khas suatu bangsa. Dalam pembelajaran sastra lisan, peserta didik mengalami kesulitan mencari bahan ajar sastra yang bersumber dari kearifan lokal yang berbahasa Indonesia.
Tantangan yang dihadapi oleh para pendidik dalam mengajarkan sastra berbasis budaya dan kearifan lokal sangatlah kompleks. Mereka harus mengimbangi antara pengenalan sastra berorientasi budaya global dengan tetap menjaga dan memperkuat akar budaya nasional maupun lokal. Para pendidik perlu mengembangkan pendekatan pembelajaran yang kreatif dan inklusif agar peserta didik tidak hanya memahami budaya luar, tetapi juga merasakan kehadiran kearifan lokal dalam sebuah karya sastra. Upaya ini membutuhkan kesiapan pendidik untuk beradaptasi dengan dinamika perkembangan literasi budaya dan literasi teknologi serta merancang strategi pembelajaran yang menarik dan relevan.
Dalam menghadapi tantangan tersebut, saya sebagai pendidik telah melakukan berbagai aksi untuk mengenalkan budaya asli dan kearifan lokal yang tertuang dalam karya sastra lama kepada peserta didik. Dalam hal ini, saya melakukan proses transformasi sastra lama ke dalam bentuk sastra modern berbantuan audio visual. Sehingga menjadi bahan ajar sastra lama berbasis audio visual yang dapat diakses melalui tautan https://www.youtube.com/watch?v=_i0R2d7UCB4&t=147s . Dalam proses transformasi, saya mengintegrasikan cerita, mitos, dan tradisi lisan ke dalam proyek pembelajaran yang sesuai dengan kurikulum sehingga peserta didik dapat memahami dan merasakan amanat serta nilai-nilai adiluhung dari sastra lama sebagai warisan leluhur. Di samping itu, luaran dari mata kuliah sastra lama dalam bentuk transformasi ini dibuatkan hak cipta/HAKI. Dengan memberikan pengalaman langsung kepada peserta didik, kita berupaya menjembatani kesenjangan antara pemahaman terhadap sastra lama dan sastra modern dalam pembelajaran.
Perubahan yang dialami setelah melaksanakan pembelajaran tersebut yakni perkuliahan semakin disenangi oleh peserta didik karena disamping berteori juga ada proses praktik. Dan ini membuat peserta didik semakin tertarik dan interaktif. Selain itu, setiap peserta didik memperoleh produk/luaran dari mata kuliah yang diampu. Proses transformasi sastra dapat merangsang peserta didik untuk berkarya sesuai dengan apa yang mereka baca/tonton dari karya sastra sebelumnya sehingga menjadi stimulus untuk menulis atau berkarya. Sebagai contoh karya mahasiswa dan dosen yaitu transformasi cerita padi ke dalam bentuk film pendek, transformasi cerita rakyat Cianjur dalam bentuk komik digital, dan lain sebagainya. Dari karya peserta didik yang disusun tersebut, kita ajukan untuk memperoleh hak atas kekayaan intelektual (HAKI). Sehingga menambah luaran produk mahasiswa dan dosen.
Jika Anda mengalami kendala dalam scrolling, scroll di luar dari area Live Chat yang berwarna hitam.