Temu Pendidik Nusantara XII

Select Language

Tingkatkan Kretatifitas Murid melalui Pembelajaran Berdiferensiasi

Praktik baik Sebelum Direvisi

[revisi_terbaru]

Elaborasi Praktik Baik

Menurut KHD, tujuan pendidikan adalah menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak agar mereka mampu mencapai kebahagiaan hidup yang setinggi-tingginya, baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat. Murid terlahir dengan keadaan beragam karakteristik dan keunikannnya masing-masing. Kebutuhan belajar mereka harus terlayani dengan sebaik-baiknya. Maka sebagai seorang guru, dalam menerapkan merdeka belajar harus bisa menjadi fasilitator bagi murid yang dapat membantu murid mengembangkan potensi dirinya secara maksimal. Oleh karena itu, guru harus bisa memastikan setiap murid mendapatkan kesempatan yang sama untuk belajar dengan cara terbaik sesuai dengan kebutuhannya.

Namun pada kenyataannya, penerapan pembelajaran yang saya lakukan di kelas masih bersifat konvensional. Dimana setiap siswa dituntut untuk mengikuti instruksi yang diberikan tanpa memberi mereka kesempatan untuk mengeksplor diri lebih dalam lagi.  Sehingga hasilnya pembelajaran menjadi kurang bermakna dan menyenangkan bagi murid. Hal ini dapat dilihat dari hasil evaluasi pembelajaran murid yang masih banyak berada di bawah KKM, minat dan motivasi belajar murid rendah, dan bahkan banyak diantara murid yang tidak menyelesaikan tugas yang diberikan tepat waktu. Untuk mengatasi permasalahan ini saya mencoba menerapkan pembelajaran berdifirensiasi di kelas untuk meningkatkan aktifitas dan kreatifitas murid dalam belajar.

Tantangan yang saya hadapi dalam pelaksanaan pembelajaran berdiferensiasi ini adalah, saya harus mampu mengembangkan kreatifitas dan inovatif dalam merancang pebelajaran yang dapat mengakomodir semua kebutuhan dan keberagaman yang dimiliki oleh murid. Seperti menyiapkan materi ajar, media ajar yang berbeda, serta strategi atau metode pembelajaran yang berbeda untuk dapat memenuhi kebutuhan belajar murid yang beragam. Tentunya hal ini tidak mudah dilakukan jika tidak ada usaha untuk dapat melaksanakannnya.

Untuk itu hal yang saya lakukan adalah mencari referensi di media internet tentang berbagai media dan strategi pembelajaran interaktif yang dapat meningkatkan minat dan motivasi siswa dalam belajar. Tentunya semua itu disesuaikan dengan kebutuhan dan gaya belajar siswa di kelas. Selain itu saya juga mensosialisasikan tentang pembelajaran berdifirensiasi ini kepada kepala sekolah dan rekan guru, dan meminta dukungan dari kepala sekolah untuk pelaksanaan dan penerapan pembelajaran berdiferensiasi di kelas. Hal ini saya lakukan untuk mendapatkan umpan balik baik dari rekan guru, kepala sekolah maupun murid terhadap proses pembelajaran yang telah saya laksanakan di kelas.

Hal yang saya lakukan sebelum menerapkan pembelajaran berdiferensiasi di kelas adalah memetakan kebututan belajar murid berdasarkan tiga aspek, yaitu: kesiapan belajar, minat belajar, dan profil belajar murid. Pemetaan kebutuhan belajar murid ini saya lakukan dengan cara meminta murid mengisi angket terkait aspek yang akan di amati. Dari hasil survey didapat data bahwa dari 19 orang siswa kelas V.A SDN 04 Airpura, terdapat 6 orang siswa memiliki gaya belajar visual, 8 orang memilki gaya belajar auditori dan  5 orang siswa memilki gaya belajar kinestetik.

Setelah memetakan kebutuhan dan kesiapan belajar murid, saya merancang kegiatan pembelajaran berdiferensiasi dengan menerapkan diferensiasi proses, diferensiasi konten, dan diferensiasi produk dengan materi “Usaha Pelestarian Air Bersih”. Di awal pembelajaran siswa saya minta mengamati media pembelajaran tentang air bersih dan tidak bersih yang ditampilkan melalui slide PPT di depan kelas. Siswa dengan gaya belajar visual mengamati gambar yang ditayangkan melalui slide PPT, siswa dengan gaya belajar audio visual mengamati video yang ditampilkan guru di depan kelas, siswa dengan gaya belajar kinestetik diminta mencampur air dengan pasir atau tanah dan mengamati keadaannya. Setelah mengamati media pembelajaran siswa diminta menjawab pertanyaan terkait kualitas air yang terdapat dalam gambar, video atau pengamatan. Kegiatan ini sebagai implementasi diferensiasi proses.

Selanjutnya siswa dibagi menjadi beberapa kelompok yang terdiri dari 4-5 orang siswa berdasarkan kesiapan belajarnya. Kelompok siswa yang masih belum memahami konsep kulaitas air bersih, mendiskusikan keadaan air yang dapat dimanfaatkan untuk kehidupan sehari-hari, sedangkan kelompok siswa yang sudah memahami konsep kualitas air bersih berdiskusi tentang upaya pelestarian air bersih yang dapat dilakukan sebagai upaya pelestarian lingkungan. Kegiatan ini sebagai bentuk penerapan strategi diferensiasi konten.

Setelah selesai berdiskusi dalam kelompoknya masing-masing, setiap kelompok diminta mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas dan kelompok lain memberi tanggapan terhadap penampilan kelompoknya. Kegiatan ini dilakukan untuk menumbuhkan profil pelajar pancasila dimensi gotong royong, dan bernalar kritis.

Terakhir siswa diminta membuat himbauan tentang menjaga kelestarian lingkungan secara berkelompok melalui poster, komik, atau nyanyian sesuai dengan minatnya melalui aplikasi Canva. Produk yang telah berhasil dibuat diunggah ke akun media sosial masing-masing siswa. Hal ini dilakukan agar siswa dapat memanfaatkan teknologi dan media sosial untuk kegiatan yang bernilai positif dan berdampak bagi siswa lain.

Kegiatan pembelajaran berdiferensiasi yang saya lakukan mendapat apresiasi dari kepala sekolah dan rekan guru. Dengan melaksanakan penerapan pembelajaran berdiferensiasi murid lebih termotivasi dalam belajar, sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai sesuai harapan. Proses pembelajaranpun dapat mengakomodir kebutuhan belajar murid yang beragam. Dari kegiatan pembelajaran berdiferensiasi dan program yang berdampak pada murid yang saya lakukan di kelas V.A SDN 04 Airpura ini banyak pembelajaran yang didapatkan, diantaranya kreatifitas dan produktifitas siswa dapat ditingkatkan melalui strategi pembelajaran yang dirancang dengan inovatif untuk mewujudkan merdeka belajar bagi murid. Dan semoga dengan penerapan pembelajaran berdiferensiasi ini, menjadikan pelajar Indonesia menjadi pelajar pancasila yang berkarakter pancasilais sesuai dengan Profil Pelajar Pancasila dan mampu bersaing di era 4.0 sebagai manusia yang produktif.

Jika Anda mengalami kendala dalam scrolling, scroll di luar dari area Live Chat yang berwarna hitam.