Menulis surat untuk Mas Bupati merupakan praktik baik pembelajaran dengan menggunakaan strategi diferensiasi. Pembelajaran ini juga mengoptimalkan tema kontekstual untuk meningkatkan kemampuan berpikir dan bersikap kritis murid.
Menulis surat untuk Mas Bupati merupakan praktik baik pembelajaran dengan menggunakaan strategi diferensiasi. Pembelajaran ini juga mengoptimalkan tema kontekstual untuk meningkatkan kemampuan berpikir dan bersikap kritis murid.
Di era digital saat ini, hampir seluruh kegiatan yang menunjang kehidupan masyarakat telah bertransformasi ke dalam bentuk teknologi digital, termasuk berkorespondensi atau surat menyurat. Pemerintahan, lembaga, perusahaan, maupun organisasi mulai mengirim surat resmi atau kedinasan secara elektronik melalui email, bahkan telah banyak yang memanfaatkan aplikasi surat digital yang mulai dikembangkan. Namun sebaliknya, tidak banyak orang yang memilih menggunakan surat sebagai media komunikasi secara pribadi. Sebagian besar masyarakat lebih memilih melakukan panggilan video, telpon, atau pesan singkat untuk berkomunikasi jarak jauh dengan keluarga, teman, atau sahabat karena dianggap lebih mudah dan praktis.
Saya menemukan berbagai lembaga pemerintahan, instansi, maupun organisasi menggelar lomba menulis surat untuk memperingati hari-hari besar tertentu. Surat yang ditulis oleh kalangan pelajar maupun masyarakat umum ini biasanya ditujukan kepada figur pemimpin atau tokoh masyarakat, pemerintah, berbagai profesi, atau para pahlawan. Melalui surat inilah, ide-ide, gagasan, aspirasi, kritik dan saran, cerita fakta, bahkan keluh kesah dari masyarakat dapat tersalurkan. Saya pikir, cara seperti ini akan efektif dan menarik jika diterapkan di kelas.
Menulis surat pribadi sebagai sebuah karya semacam ini dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa yang merupakan keterampilan penting abad 21. Anak-anak harus memiliki bekal untuk mengatasi masalah sosial, ilmiah, dan praktis secara efektif di masa sekarang maupun yang akan datang. Kemampuan berpikir kritis mereka dapat dilatih dengan meningkatkan kepekaan dan perhatian terhadap apa yang mereka lihat, pikirkan, dan rasakan di lingkungan sekitar. Oleh karena itu, sosok Bupati Kediri atau yang akrab disapa “Mas Bup” merupakan figur yang sesuai untuk menampung hasil pemikiran siswa.
Meskipun kegiatan surat menyurat memang sudah jarang diminati, namun pada mata pelajaran bahasa Indonesia kelas VII, berkorespondensi masih menjadi salah satu kompetensi esensial yang harus dikuasai siswa. Sayangnya, baik guru maupun siswa seringkali mengesampingkan materi ini, terutama surat pribadi karena dianggap kurang relevan di zaman sekarang. Mereka lebih fokus untuk mempelajari surat dinas yang masih banyak digunakan. Saya menemukan beberapa kendala yang muncul ketika mempelajari surat pribadi, antara lain: 1) siswa kurang antusias dalam proses pembelajaran surat pribadi, 2) minat baca siswa kurang dalam mempelajari surat pribadi, ini berpengaruh pada tingkat pemahaman siswa terhadap bacaan, dan 3) siswa kesulitan dalam merangkai kata/kalimat untuk menyampaikan pesan dalam surat pribadi, 4) kelengkapan surat belum terpenuhi.
Saya mencoba menjawab tantangan-tantangan tersebut dengan melaksanakan pembelajaran menulis surat untuk Mas Bup. Tentu saja mereka tidak serta merta saya minta untuk menulis. Hal yang ingin saya tekankan dalam pembelajaran ini justru pada prosesnya. Saya merancang aktivitas-aktivitas yang dapat melatih kemampuan mereka berpikir kritis. Materi-materi dan aktivitas yang harus dilakukan saya sampaikan dengan menulis surat untuk mereka. Saya pikir ini cara yang cukup unik, karena saya juga ingin memberikan kesan dan pengalaman baru kepada mereka ketika menerima surat dari seseorang.
Saya menulis dua surat pribadi kepada masing-masing kelompok. Surat ini saya bagikan satu persatu pada pertemuan yang berbeda. Berikut penjelasan tentang isi surat yang saya tulis untuk setiap kelompok.
Surat Pertama
Ketika menerima surat pertama dari saya, mereka terlihat antusias dan penasaran. Jujur saja itu yang membuat saya semakin bersemangat mengajar. Dalam surat pertama ini saya menyampaikan pemahaman bermakna mengenai surat pribadi dan perkembangannya saat ini. Saya menunjukkan beberapa info lomba menulis surat yang diadakan oleh pemerintahan atau lembaga, instansi, maupun organisasi. Selain itu, saya juga menyertakan contoh surat yang ditujukan kepada tokoh masyakarat atau figur tertentu. Mereka dapat memindai beberapa kode QR yang telah saya cantumkan untuk membaca contoh-contoh surat pemenang lomba maupun video pembacaan surat.
Selanjutnya, mereka mempelajari dan mengerjakan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD). Dalam LKPD inilah saya menerapkan diferensiasi konten. LKPD ini berisi satu contoh surat kepada tokoh masyarakat dengan tingkat kesulitan yang berbeda, baik dari segi bahasa maupun topik yang diangkat. Pembelajaran melalui surat pertama dan LKPD ini merupakan persiapan sebelum siswa menulis surat untuk Mas Bup. LKPD ini merupakan bentuk asesmen formatif yang dikerjakan secara berkelompok. Siswa dapat mempelajari materi secara mandiri dan kolaboratif dari berbagai sumber belajar.
Surat Kedua
Tibalah saatnya mengirimkan surat kedua untuk masing-masing kelompok. Secara garis besar, surat kedua ini berisi panduan yang dapat memudahkan siswa menulis surat untuk Mas Bup dengan menerapkan diferensiasi konten dan proses. Terdapat beberapa poin penting yang saya sampaikan dalam surat kedua ini, antara lain:
1) Tips meningkatkan kemampuan memahami bacaan.
2) Umpan balik terhadap LKPD yang telah dikerjakan dan dipresentasikan siswa bersama kelompok.
3) Menjelaskan kemampuan berpikir kritis dalam proses menulis surat.
4) Menjelaskan aturan menulis surat untuk Mas Bup secara individu.
5) Menyediakan sejumlah 20 pertanyaan High Order Thinking Skill (HOTS) yang dapat mereka pilih untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis mereka. Siswa dapat lebih mudah menemukan gagasan, ide, aspirasi, kritik dan saran, atau menceritakan pengalaman berharga dengan menjawab beberapa pertanyaan ini.
Berikut daftar pertanyaan yang terdapat dalam surat kedua:
| Apakah kamu menemukan masalah atau sesuatu yang mengganggu di sekitarmu? | Jika berkesempatan untuk bertemu, apa yang ingin kamu sampaikan kepada Bupati Kediri? |
| Kira-kira mengapa masalah/gangguan tersebut muncul? | Apa yang ingin kamu ketahui lebih jauh tentang Kabupaten Kediri atau Bupati Kediri? |
| Menurutmu bagaimana agar masalah/gangguan tersebut dapat teratasi? | Apa yang kamu kagumi dari sosok Bupati Kediri? |
| Apa harapanmu agar daerah di sekitarmu atau Kabupaten Kediri secara umum lebih baik lagi? | Ceritakan pengalamanmu bersekolah di Kabupaten Kediri! |
| Apa saja program/acara/agenda Kabupaten Kediri yang kamu ketahui? | Apakah ada hal di sekolah yang mengganggu proses belajar mengajar? Jelaskan! |
| Adakah program/acara/agenda Kabupaten Kediri yang paling berkesan? Jelaskan alasanmu! | Apakah ada yang perlu kamu usulkan tentang sekolah atau pendidikan di Kebupaten Kediri? |
| Adakah yang perlu diperbaiki dari salah satu program/acara/agenda Kabupaten Kediri? Jelaskan! | Apakah kamu merasakan manfaat dari pembangunan di Kabupaten Kediri? Jelaskan! |
| Adakah satu program/acara/agenda yang ingin kamu usulkan untuk dilaksanakan di Kabupaten Kediri? Jelaskan! | Apakah ada fasilitas umum yang kamu butuhkan dan menurutmu perlu diadakan di Kabupaten Kediri? Jelaskan! |
| Mengapa program/acara/agenda tersebut perlu dilaksanakan di Kabupaten Kediri? | Apa yang kamu banggakan dari Kabupaten Kediri? Berikan alasanmu! |
| Jelaskan secara detail konsep satu program/acara/agenda yang ingin kamu dilaksanakan di Kabupaten Kediri! | Cobalah berandai-andai, ketika kamu berusia 30 tahun, Bagaimana Kabupaten Kediri versi kamu saat itu! |
6) Menyediakan tiga aktivitas yang dapat dipilih siswa untuk memperluas dan memperdalam jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang telah mereka pilih sebelumnya, yaitu dengan melakukan observasi, wawancara, maupun mencari referensi. Dengan melakukan satu atau lebih aktivitas ini berarti siswa juga sedang berlatih meningkatkan kemampuan berpikir kritis terhadap lingkungan sekitar secara langsung.
7) Menyampaikan kriteria penilaian surat, yaitu kelengkapan struktur surat, isi, kreativitas, dan penerapan kaidah kebahasaan.
Dampak pembelajaran menulis “surat untuk Mas Bup” dengan menggunakan strategi diferensiasi dapat dilihat dari dua sisi, yaitu ketika proses pembelajaran dan hasil karya surat siswa. Saya mencoba melihat tingkat keberhasilan pada kedua sisi dengan mengacu pada indikator peningkatan berpikir kritis yang dikemukakan oleh Fisher (2008), yaitu: (1) mengidentifikasi masalah, (2) mengumpulkan berbagai informasi yang relevan, (3) menyusun sejumlah alternatif pemecahan masalah, (4) membuat kesimpulan, (5) mengungkapkan pendapat, dan (6) mengevaluasi argumen.
Upaya untuk meningkatan kemampuan berpikir kritis bukan hanya fokus pada proses menulis “surat untuk Mas Bup”, tetapi juga pada proses pembelajarannya. Menyampaikan materi surat pribadi dengan surat guru pertama dan kedua merupakan langkah awal guru untuk melatih siswa berpikir kritis melalui teks. Sementara itu, pada proses menulis “surat untuk Mas Bup” guru bermaksud melatih siswa berpikir kritis dengan merespon lingkungan sekitar agar dapat dimanfaatkan pula untuk kehidupan nyata.
Berdasarkan hasil karya surat siswa, saya melihat bahwa siswa mulai dapat mengidentifikasi masalah-masalah yang muncul di lingkungan sekitarnya sesuai dengan sudut pandang masing-masing. Hal ini terbukti dari topik yang dibahas dalam surat mereka ternyata cukup bervariasi. Meskipun topik yang paling banyak disoroti adalah persoalan sampah dan jalan rusak di beberapa daerah Kabupaten Kediri, namun cukup banyak topik lain yang muncul, seperti 1) maraknya kasus bullying, hamil di usia dini dan pergaulan bebas yang menjadi keresahan mereka, 2) harapan untuk memelihara anak punk dan anak-anak terlantar, 3) aspirasi agar mutu dan kualitas sekolah negeri di Kabupaten Kediri lebih ditingkatkan, 4) usulan transportasi umum untuk pelajar, seperti bis sekolah atau angkutan umum, 5) harapan untuk lebih meningkatkan bidang olah raga di Kabupaten Kediri, 6) permohonan perhatian dan bantuan dana terhadap pemeliharaan cagar budaya, 7) apresiasi terhadap perkembangan Kab. Kediri, dan lain sebagainya.
Dengan disediakannya tiga pilihan aktivitas dalam surat kedua yang bisa dipilih untuk mengumpulkan informasi, ternyata membuat uraian argumen sebagian besar siswa cukup dalam dan lebih luas. Mereka pun cukup mampu menyimpulkan berbagai informasi yang telah didapatkan dari aktivitas masing-masing. Siswa yang memilih melakukan observasi lebih mampu menggambarkan kondisi masalah yang ditemukan di lingkungan sekitar mereka, bahkan dapat menceritakan dari beberapa sudut pandang. Sementara itu, siswa yang memilih memperbanyak referensi untuk mendukung temuan dan argumennya telah mampu menyampaikan informasi yang relevan, logis, dan lebih lengkap. Bahkan hal ini membuat mereka memikirkan keterkaitan masalah yang ditemukan dengan permasalahan atau topik lain. Sebagian siswa juga mengaku melakukan wawancara kepada keluarga atau orang dewasa yang dianggap memahami persoalan untuk memperkuat topik bahasan suratnya. Namun, sebagian besar siswa ternyata mencoba menawarkan solusi atas permasalahan yang ditemukan kepada Bupati Kediri.
Pada pertengahan bulan Mei 2023, saya membagikan praktik baik pembelajaran Menulis Surat untuk Mas Bup ini di sosial media milik saya pribadi. Tak disangka, unggahan saya saat itu mendapat respon dari Bupati Kediri yaitu Haninditho Himawan Pramana. Beliau berkunjung ke sekolah saya pada tanggal 30 Mei 2023. Anak-anak didik saya sangat senang karena surat-surat yang mereka tulis mendapatkan apresiasi yang sangat baik oleh Bupati Kediri. Saya bersyukur karena ide-ide, gagasan, serta pemikiran dari siswa-siswa saya diterima dengan terbuka oleh orang nomor 1 di Kediri.
Bupati Kediri yang masuk ke dalam kelas saya sangat mengapresiasi pembelajaran yang saya lakukan dan juga menerima dengan baik kritik dan saran dalam surat-surat yang ditulis oleh siswa. Beberapa siswa bahkan sempat ditanya langsung tentang surat mereka dan diminta untuk membacakan suratnya secara langsung di depan beliau. Dari isi surat siswa yang menyoroti perihal sampah, Bupati Kediri bahkan membuat himbauan kepada masyarakat sesuai isi surat siswa melalui wartawan yang saat itu juga meliput ke dalam kelas. Mas Bupati juga memberikan hadiah kepada saya dan siswa, seperti kesempatan untuk bergabung di tim lintas sektor daerah, menginap di pendopo, beasiswa, laptop, HP, dan sepatu. Besoknya, banyak pemberitaan baik di media massa yang memuat momen kedatangan Bupati ke sekolah saya. Saya sangat bersyukur, bahwa pembelajaran yang memang saya rancang agar “melampaui ruang kelas” ternyata betul-betul berdampak pada kehidupan nyata.
Menulis surat untuk Mas Bupati merupakan praktik baik pembelajaran dengan menggunakaan strategi diferensiasi. Pembelajaran ini juga mengoptimalkan tema kontekstual untuk meningkatkan kemampuan berpikir dan bersikap kritis murid.
Di era digital saat ini, hampir seluruh kegiatan yang menunjang kehidupan masyarakat telah bertransformasi ke dalam bentuk teknologi digital, termasuk berkorespondensi atau surat menyurat. Pemerintahan, lembaga, perusahaan, maupun organisasi mulai mengirim surat resmi atau kedinasan secara elektronik melalui email, bahkan telah banyak yang memanfaatkan aplikasi surat digital yang mulai dikembangkan. Namun sebaliknya, tidak banyak orang yang memilih menggunakan surat sebagai media komunikasi secara pribadi. Sebagian besar masyarakat lebih memilih melakukan panggilan video, telpon, atau pesan singkat untuk berkomunikasi jarak jauh dengan keluarga, teman, atau sahabat karena dianggap lebih mudah dan praktis.
Saya menemukan berbagai lembaga pemerintahan, instansi, maupun organisasi menggelar lomba menulis surat untuk memperingati hari-hari besar tertentu. Surat yang ditulis oleh kalangan pelajar maupun masyarakat umum ini biasanya ditujukan kepada figur pemimpin atau tokoh masyarakat, pemerintah, berbagai profesi, atau para pahlawan. Melalui surat inilah, ide-ide, gagasan, aspirasi, kritik dan saran, cerita fakta, bahkan keluh kesah dari masyarakat dapat tersalurkan. Saya pikir, cara seperti ini akan efektif dan menarik jika diterapkan di kelas.
Menulis surat pribadi sebagai sebuah karya semacam ini dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa yang merupakan keterampilan penting abad 21. Anak-anak harus memiliki bekal untuk mengatasi masalah sosial, ilmiah, dan praktis secara efektif di masa sekarang maupun yang akan datang. Kemampuan berpikir kritis mereka dapat dilatih dengan meningkatkan kepekaan dan perhatian terhadap apa yang mereka lihat, pikirkan, dan rasakan di lingkungan sekitar. Oleh karena itu, sosok Bupati Kediri atau yang akrab disapa “Mas Bup” merupakan figur yang sesuai untuk menampung hasil pemikiran siswa.
Meskipun kegiatan surat menyurat memang sudah jarang diminati, namun pada mata pelajaran bahasa Indonesia kelas VII, berkorespondensi masih menjadi salah satu kompetensi esensial yang harus dikuasai siswa. Sayangnya, baik guru maupun siswa seringkali mengesampingkan materi ini, terutama surat pribadi karena dianggap kurang relevan di zaman sekarang. Mereka lebih fokus untuk mempelajari surat dinas yang masih banyak digunakan. Saya menemukan beberapa kendala yang muncul ketika mempelajari surat pribadi, antara lain: 1) siswa kurang antusias dalam proses pembelajaran surat pribadi, 2) minat baca siswa kurang dalam mempelajari surat pribadi, ini berpengaruh pada tingkat pemahaman siswa terhadap bacaan, dan 3) siswa kesulitan dalam merangkai kata/kalimat untuk menyampaikan pesan dalam surat pribadi, 4) kelengkapan surat belum terpenuhi.
Saya mencoba menjawab tantangan-tantangan tersebut dengan melaksanakan pembelajaran menulis surat untuk Mas Bup. Tentu saja mereka tidak serta merta saya minta untuk menulis. Hal yang ingin saya tekankan dalam pembelajaran ini justru pada prosesnya. Saya merancang aktivitas-aktivitas yang dapat melatih kemampuan mereka berpikir kritis. Materi-materi dan aktivitas yang harus dilakukan saya sampaikan dengan menulis surat untuk mereka. Saya pikir ini cara yang cukup unik, karena saya juga ingin memberikan kesan dan pengalaman baru kepada mereka ketika menerima surat dari seseorang.
Saya menulis dua surat pribadi kepada masing-masing kelompok. Surat ini saya bagikan satu persatu pada pertemuan yang berbeda. Berikut penjelasan tentang isi surat yang saya tulis untuk setiap kelompok.
Surat Pertama
Ketika menerima surat pertama dari saya, mereka terlihat antusias dan penasaran. Jujur saja itu yang membuat saya semakin bersemangat mengajar. Dalam surat pertama ini saya menyampaikan pemahaman bermakna mengenai surat pribadi dan perkembangannya saat ini. Saya menunjukkan beberapa info lomba menulis surat yang diadakan oleh pemerintahan atau lembaga, instansi, maupun organisasi. Selain itu, saya juga menyertakan contoh surat yang ditujukan kepada tokoh masyakarat atau figur tertentu. Mereka dapat memindai beberapa kode QR yang telah saya cantumkan untuk membaca contoh-contoh surat pemenang lomba maupun video pembacaan surat.
Selanjutnya, mereka mempelajari dan mengerjakan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD). Dalam LKPD inilah saya menerapkan diferensiasi konten. LKPD ini berisi satu contoh surat kepada tokoh masyarakat dengan tingkat kesulitan yang berbeda, baik dari segi bahasa maupun topik yang diangkat. Pembelajaran melalui surat pertama dan LKPD ini merupakan persiapan sebelum siswa menulis surat untuk Mas Bup. LKPD ini merupakan bentuk asesmen formatif yang dikerjakan secara berkelompok. Siswa dapat mempelajari materi secara mandiri dan kolaboratif dari berbagai sumber belajar.
Surat Kedua
Tibalah saatnya mengirimkan surat kedua untuk masing-masing kelompok. Secara garis besar, surat kedua ini berisi panduan yang dapat memudahkan siswa menulis surat untuk Mas Bup dengan menerapkan diferensiasi konten dan proses. Terdapat beberapa poin penting yang saya sampaikan dalam surat kedua ini, antara lain:
1) Tips meningkatkan kemampuan memahami bacaan.
2) Umpan balik terhadap LKPD yang telah dikerjakan dan dipresentasikan siswa bersama kelompok.
3) Menjelaskan kemampuan berpikir kritis dalam proses menulis surat.
4) Menjelaskan aturan menulis surat untuk Mas Bup secara individu.
5) Menyediakan sejumlah 20 pertanyaan High Order Thinking Skill (HOTS) yang dapat mereka pilih untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis mereka. Siswa dapat lebih mudah menemukan gagasan, ide, aspirasi, kritik dan saran, atau menceritakan pengalaman berharga dengan menjawab beberapa pertanyaan ini.
Berikut daftar pertanyaan yang terdapat dalam surat kedua:
| Apakah kamu menemukan masalah atau sesuatu yang mengganggu di sekitarmu? | Jika berkesempatan untuk bertemu, apa yang ingin kamu sampaikan kepada Bupati Kediri? |
| Kira-kira mengapa masalah/gangguan tersebut muncul? | Apa yang ingin kamu ketahui lebih jauh tentang Kabupaten Kediri atau Bupati Kediri? |
| Menurutmu bagaimana agar masalah/gangguan tersebut dapat teratasi? | Apa yang kamu kagumi dari sosok Bupati Kediri? |
| Apa harapanmu agar daerah di sekitarmu atau Kabupaten Kediri secara umum lebih baik lagi? | Ceritakan pengalamanmu bersekolah di Kabupaten Kediri! |
| Apa saja program/acara/agenda Kabupaten Kediri yang kamu ketahui? | Apakah ada hal di sekolah yang mengganggu proses belajar mengajar? Jelaskan! |
| Adakah program/acara/agenda Kabupaten Kediri yang paling berkesan? Jelaskan alasanmu! | Apakah ada yang perlu kamu usulkan tentang sekolah atau pendidikan di Kebupaten Kediri? |
| Adakah yang perlu diperbaiki dari salah satu program/acara/agenda Kabupaten Kediri? Jelaskan! | Apakah kamu merasakan manfaat dari pembangunan di Kabupaten Kediri? Jelaskan! |
| Adakah satu program/acara/agenda yang ingin kamu usulkan untuk dilaksanakan di Kabupaten Kediri? Jelaskan! | Apakah ada fasilitas umum yang kamu butuhkan dan menurutmu perlu diadakan di Kabupaten Kediri? Jelaskan! |
| Mengapa program/acara/agenda tersebut perlu dilaksanakan di Kabupaten Kediri? | Apa yang kamu banggakan dari Kabupaten Kediri? Berikan alasanmu! |
| Jelaskan secara detail konsep satu program/acara/agenda yang ingin kamu dilaksanakan di Kabupaten Kediri! | Cobalah berandai-andai, ketika kamu berusia 30 tahun, Bagaimana Kabupaten Kediri versi kamu saat itu! |
6) Menyediakan tiga aktivitas yang dapat dipilih siswa untuk memperluas dan memperdalam jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang telah mereka pilih sebelumnya, yaitu dengan melakukan observasi, wawancara, maupun mencari referensi. Dengan melakukan satu atau lebih aktivitas ini berarti siswa juga sedang berlatih meningkatkan kemampuan berpikir kritis terhadap lingkungan sekitar secara langsung.
7) Menyampaikan kriteria penilaian surat, yaitu kelengkapan struktur surat, isi, kreativitas, dan penerapan kaidah kebahasaan.
Dampak pembelajaran menulis “surat untuk Mas Bup” dengan menggunakan strategi diferensiasi dapat dilihat dari dua sisi, yaitu ketika proses pembelajaran dan hasil karya surat siswa. Saya mencoba melihat tingkat keberhasilan pada kedua sisi dengan mengacu pada indikator peningkatan berpikir kritis yang dikemukakan oleh Fisher (2008), yaitu: (1) mengidentifikasi masalah, (2) mengumpulkan berbagai informasi yang relevan, (3) menyusun sejumlah alternatif pemecahan masalah, (4) membuat kesimpulan, (5) mengungkapkan pendapat, dan (6) mengevaluasi argumen.
Upaya untuk meningkatan kemampuan berpikir kritis bukan hanya fokus pada proses menulis “surat untuk Mas Bup”, tetapi juga pada proses pembelajarannya. Menyampaikan materi surat pribadi dengan surat guru pertama dan kedua merupakan langkah awal guru untuk melatih siswa berpikir kritis melalui teks. Sementara itu, pada proses menulis “surat untuk Mas Bup” guru bermaksud melatih siswa berpikir kritis dengan merespon lingkungan sekitar agar dapat dimanfaatkan pula untuk kehidupan nyata.
Berdasarkan hasil karya surat siswa, saya melihat bahwa siswa mulai dapat mengidentifikasi masalah-masalah yang muncul di lingkungan sekitarnya sesuai dengan sudut pandang masing-masing. Hal ini terbukti dari topik yang dibahas dalam surat mereka ternyata cukup bervariasi. Meskipun topik yang paling banyak disoroti adalah persoalan sampah dan jalan rusak di beberapa daerah Kabupaten Kediri, namun cukup banyak topik lain yang muncul, seperti 1) maraknya kasus bullying, hamil di usia dini dan pergaulan bebas yang menjadi keresahan mereka, 2) harapan untuk memelihara anak punk dan anak-anak terlantar, 3) aspirasi agar mutu dan kualitas sekolah negeri di Kabupaten Kediri lebih ditingkatkan, 4) usulan transportasi umum untuk pelajar, seperti bis sekolah atau angkutan umum, 5) harapan untuk lebih meningkatkan bidang olah raga di Kabupaten Kediri, 6) permohonan perhatian dan bantuan dana terhadap pemeliharaan cagar budaya, 7) apresiasi terhadap perkembangan Kab. Kediri, dan lain sebagainya.
Dengan disediakannya tiga pilihan aktivitas dalam surat kedua yang bisa dipilih untuk mengumpulkan informasi, ternyata membuat uraian argumen sebagian besar siswa cukup dalam dan lebih luas. Mereka pun cukup mampu menyimpulkan berbagai informasi yang telah didapatkan dari aktivitas masing-masing. Siswa yang memilih melakukan observasi lebih mampu menggambarkan kondisi masalah yang ditemukan di lingkungan sekitar mereka, bahkan dapat menceritakan dari beberapa sudut pandang. Sementara itu, siswa yang memilih memperbanyak referensi untuk mendukung temuan dan argumennya telah mampu menyampaikan informasi yang relevan, logis, dan lebih lengkap. Bahkan hal ini membuat mereka memikirkan keterkaitan masalah yang ditemukan dengan permasalahan atau topik lain. Sebagian siswa juga mengaku melakukan wawancara kepada keluarga atau orang dewasa yang dianggap memahami persoalan untuk memperkuat topik bahasan suratnya. Namun, sebagian besar siswa ternyata mencoba menawarkan solusi atas permasalahan yang ditemukan kepada Bupati Kediri.
Pada pertengahan bulan Mei 2023, saya membagikan praktik baik pembelajaran Menulis Surat untuk Mas Bup ini di sosial media milik saya pribadi. Tak disangka, unggahan saya saat itu mendapat respon dari Bupati Kediri yaitu Haninditho Himawan Pramana. Beliau berkunjung ke sekolah saya pada tanggal 30 Mei 2023. Anak-anak didik saya sangat senang karena surat-surat yang mereka tulis mendapatkan apresiasi yang sangat baik oleh Bupati Kediri. Saya bersyukur karena ide-ide, gagasan, serta pemikiran dari siswa-siswa saya diterima dengan terbuka oleh orang nomor 1 di Kediri.
Bupati Kediri yang masuk ke dalam kelas saya sangat mengapresiasi pembelajaran yang saya lakukan dan juga menerima dengan baik kritik dan saran dalam surat-surat yang ditulis oleh siswa. Beberapa siswa bahkan sempat ditanya langsung tentang surat mereka dan diminta untuk membacakan suratnya secara langsung di depan beliau. Dari isi surat siswa yang menyoroti perihal sampah, Bupati Kediri bahkan membuat himbauan kepada masyarakat sesuai isi surat siswa melalui wartawan yang saat itu juga meliput ke dalam kelas. Mas Bupati juga memberikan hadiah kepada saya dan siswa, seperti kesempatan untuk bergabung di tim lintas sektor daerah, menginap di pendopo, beasiswa, laptop, HP, dan sepatu. Besoknya, banyak pemberitaan baik di media massa yang memuat momen kedatangan Bupati ke sekolah saya. Saya sangat bersyukur, bahwa pembelajaran yang memang saya rancang agar “melampaui ruang kelas” ternyata betul-betul berdampak pada kehidupan nyata.
Praktik baik Sebelum Direvisi
Elaborasi Praktik Baik
Di era digital saat ini, hampir seluruh kegiatan yang menunjang kehidupan masyarakat telah bertransformasi ke dalam bentuk teknologi digital, termasuk berkorespondensi atau surat menyurat. Pemerintahan, lembaga, perusahaan, maupun organisasi mulai mengirim surat resmi atau kedinasan secara elektronik melalui email, bahkan telah banyak yang memanfaatkan aplikasi surat digital yang mulai dikembangkan. Namun sebaliknya, tidak banyak orang yang memilih menggunakan surat sebagai media komunikasi secara pribadi. Sebagian besar masyarakat lebih memilih melakukan panggilan video, telpon, atau pesan singkat untuk berkomunikasi jarak jauh dengan keluarga, teman, atau sahabat karena dianggap lebih mudah dan praktis.
Saya menemukan berbagai lembaga pemerintahan, instansi, maupun organisasi menggelar lomba menulis surat untuk memperingati hari-hari besar tertentu. Surat yang ditulis oleh kalangan pelajar maupun masyarakat umum ini biasanya ditujukan kepada figur pemimpin atau tokoh masyarakat, pemerintah, berbagai profesi, atau para pahlawan. Melalui surat inilah, ide-ide, gagasan, aspirasi, kritik dan saran, cerita fakta, bahkan keluh kesah dari masyarakat dapat tersalurkan. Saya pikir, cara seperti ini akan efektif dan menarik jika diterapkan di kelas.
Menulis surat pribadi sebagai sebuah karya semacam ini dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa yang merupakan keterampilan penting abad 21. Anak-anak harus memiliki bekal untuk mengatasi masalah sosial, ilmiah, dan praktis secara efektif di masa sekarang maupun yang akan datang. Kemampuan berpikir kritis mereka dapat dilatih dengan meningkatkan kepekaan dan perhatian terhadap apa yang mereka lihat, pikirkan, dan rasakan di lingkungan sekitar. Oleh karena itu, sosok Bupati Kediri atau yang akrab disapa “Mas Bup” merupakan figur yang sesuai untuk menampung hasil pemikiran siswa.
Meskipun kegiatan surat menyurat memang sudah jarang diminati, namun pada mata pelajaran bahasa Indonesia kelas VII, berkorespondensi masih menjadi salah satu kompetensi esensial yang harus dikuasai siswa. Sayangnya, baik guru maupun siswa seringkali mengesampingkan materi ini, terutama surat pribadi karena dianggap kurang relevan di zaman sekarang. Mereka lebih fokus untuk mempelajari surat dinas yang masih banyak digunakan. Saya menemukan beberapa kendala yang muncul ketika mempelajari surat pribadi, antara lain: 1) siswa kurang antusias dalam proses pembelajaran surat pribadi, 2) minat baca siswa kurang dalam mempelajari surat pribadi, ini berpengaruh pada tingkat pemahaman siswa terhadap bacaan, dan 3) siswa kesulitan dalam merangkai kata/kalimat untuk menyampaikan pesan dalam surat pribadi, 4) kelengkapan surat belum terpenuhi.
Saya mencoba menjawab tantangan-tantangan tersebut dengan melaksanakan pembelajaran menulis surat untuk Mas Bup. Tentu saja mereka tidak serta merta saya minta untuk menulis. Hal yang ingin saya tekankan dalam pembelajaran ini justru pada prosesnya. Saya merancang aktivitas-aktivitas yang dapat melatih kemampuan mereka berpikir kritis. Materi-materi dan aktivitas yang harus dilakukan saya sampaikan dengan menulis surat untuk mereka. Saya pikir ini cara yang cukup unik, karena saya juga ingin memberikan kesan dan pengalaman baru kepada mereka ketika menerima surat dari seseorang.
Saya menulis dua surat pribadi kepada masing-masing kelompok. Surat ini saya bagikan satu persatu pada pertemuan yang berbeda. Berikut penjelasan tentang isi surat yang saya tulis untuk setiap kelompok.
Surat Pertama
Ketika menerima surat pertama dari saya, mereka terlihat antusias dan penasaran. Jujur saja itu yang membuat saya semakin bersemangat mengajar. Dalam surat pertama ini saya menyampaikan pemahaman bermakna mengenai surat pribadi dan perkembangannya saat ini. Saya menunjukkan beberapa info lomba menulis surat yang diadakan oleh pemerintahan atau lembaga, instansi, maupun organisasi. Selain itu, saya juga menyertakan contoh surat yang ditujukan kepada tokoh masyakarat atau figur tertentu. Mereka dapat memindai beberapa kode QR yang telah saya cantumkan untuk membaca contoh-contoh surat pemenang lomba maupun video pembacaan surat.
Selanjutnya, mereka mempelajari dan mengerjakan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD). Dalam LKPD inilah saya menerapkan diferensiasi konten. LKPD ini berisi satu contoh surat kepada tokoh masyarakat dengan tingkat kesulitan yang berbeda, baik dari segi bahasa maupun topik yang diangkat. Pembelajaran melalui surat pertama dan LKPD ini merupakan persiapan sebelum siswa menulis surat untuk Mas Bup. LKPD ini merupakan bentuk asesmen formatif yang dikerjakan secara berkelompok. Siswa dapat mempelajari materi secara mandiri dan kolaboratif dari berbagai sumber belajar.
Surat Kedua
Tibalah saatnya mengirimkan surat kedua untuk masing-masing kelompok. Secara garis besar, surat kedua ini berisi panduan yang dapat memudahkan siswa menulis surat untuk Mas Bup dengan menerapkan diferensiasi konten dan proses. Terdapat beberapa poin penting yang saya sampaikan dalam surat kedua ini, antara lain:
1) Tips meningkatkan kemampuan memahami bacaan.
2) Umpan balik terhadap LKPD yang telah dikerjakan dan dipresentasikan siswa bersama kelompok.
3) Menjelaskan kemampuan berpikir kritis dalam proses menulis surat.
4) Menjelaskan aturan menulis surat untuk Mas Bup secara individu.
5) Menyediakan sejumlah 20 pertanyaan High Order Thinking Skill (HOTS) yang dapat mereka pilih untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis mereka. Siswa dapat lebih mudah menemukan gagasan, ide, aspirasi, kritik dan saran, atau menceritakan pengalaman berharga dengan menjawab beberapa pertanyaan ini.
Berikut daftar pertanyaan yang terdapat dalam surat kedua:
| Apakah kamu menemukan masalah atau sesuatu yang mengganggu di sekitarmu? | Jika berkesempatan untuk bertemu, apa yang ingin kamu sampaikan kepada Bupati Kediri? |
| Kira-kira mengapa masalah/gangguan tersebut muncul? | Apa yang ingin kamu ketahui lebih jauh tentang Kabupaten Kediri atau Bupati Kediri? |
| Menurutmu bagaimana agar masalah/gangguan tersebut dapat teratasi? | Apa yang kamu kagumi dari sosok Bupati Kediri? |
| Apa harapanmu agar daerah di sekitarmu atau Kabupaten Kediri secara umum lebih baik lagi? | Ceritakan pengalamanmu bersekolah di Kabupaten Kediri! |
| Apa saja program/acara/agenda Kabupaten Kediri yang kamu ketahui? | Apakah ada hal di sekolah yang mengganggu proses belajar mengajar? Jelaskan! |
| Adakah program/acara/agenda Kabupaten Kediri yang paling berkesan? Jelaskan alasanmu! | Apakah ada yang perlu kamu usulkan tentang sekolah atau pendidikan di Kebupaten Kediri? |
| Adakah yang perlu diperbaiki dari salah satu program/acara/agenda Kabupaten Kediri? Jelaskan! | Apakah kamu merasakan manfaat dari pembangunan di Kabupaten Kediri? Jelaskan! |
| Adakah satu program/acara/agenda yang ingin kamu usulkan untuk dilaksanakan di Kabupaten Kediri? Jelaskan! | Apakah ada fasilitas umum yang kamu butuhkan dan menurutmu perlu diadakan di Kabupaten Kediri? Jelaskan! |
| Mengapa program/acara/agenda tersebut perlu dilaksanakan di Kabupaten Kediri? | Apa yang kamu banggakan dari Kabupaten Kediri? Berikan alasanmu! |
| Jelaskan secara detail konsep satu program/acara/agenda yang ingin kamu dilaksanakan di Kabupaten Kediri! | Cobalah berandai-andai, ketika kamu berusia 30 tahun, Bagaimana Kabupaten Kediri versi kamu saat itu! |
6) Menyediakan tiga aktivitas yang dapat dipilih siswa untuk memperluas dan memperdalam jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang telah mereka pilih sebelumnya, yaitu dengan melakukan observasi, wawancara, maupun mencari referensi. Dengan melakukan satu atau lebih aktivitas ini berarti siswa juga sedang berlatih meningkatkan kemampuan berpikir kritis terhadap lingkungan sekitar secara langsung.
7) Menyampaikan kriteria penilaian surat, yaitu kelengkapan struktur surat, isi, kreativitas, dan penerapan kaidah kebahasaan.
Dampak pembelajaran menulis “surat untuk Mas Bup” dengan menggunakan strategi diferensiasi dapat dilihat dari dua sisi, yaitu ketika proses pembelajaran dan hasil karya surat siswa. Saya mencoba melihat tingkat keberhasilan pada kedua sisi dengan mengacu pada indikator peningkatan berpikir kritis yang dikemukakan oleh Fisher (2008), yaitu: (1) mengidentifikasi masalah, (2) mengumpulkan berbagai informasi yang relevan, (3) menyusun sejumlah alternatif pemecahan masalah, (4) membuat kesimpulan, (5) mengungkapkan pendapat, dan (6) mengevaluasi argumen.
Upaya untuk meningkatan kemampuan berpikir kritis bukan hanya fokus pada proses menulis “surat untuk Mas Bup”, tetapi juga pada proses pembelajarannya. Menyampaikan materi surat pribadi dengan surat guru pertama dan kedua merupakan langkah awal guru untuk melatih siswa berpikir kritis melalui teks. Sementara itu, pada proses menulis “surat untuk Mas Bup” guru bermaksud melatih siswa berpikir kritis dengan merespon lingkungan sekitar agar dapat dimanfaatkan pula untuk kehidupan nyata.
Berdasarkan hasil karya surat siswa, saya melihat bahwa siswa mulai dapat mengidentifikasi masalah-masalah yang muncul di lingkungan sekitarnya sesuai dengan sudut pandang masing-masing. Hal ini terbukti dari topik yang dibahas dalam surat mereka ternyata cukup bervariasi. Meskipun topik yang paling banyak disoroti adalah persoalan sampah dan jalan rusak di beberapa daerah Kabupaten Kediri, namun cukup banyak topik lain yang muncul, seperti 1) maraknya kasus bullying, hamil di usia dini dan pergaulan bebas yang menjadi keresahan mereka, 2) harapan untuk memelihara anak punk dan anak-anak terlantar, 3) aspirasi agar mutu dan kualitas sekolah negeri di Kabupaten Kediri lebih ditingkatkan, 4) usulan transportasi umum untuk pelajar, seperti bis sekolah atau angkutan umum, 5) harapan untuk lebih meningkatkan bidang olah raga di Kabupaten Kediri, 6) permohonan perhatian dan bantuan dana terhadap pemeliharaan cagar budaya, 7) apresiasi terhadap perkembangan Kab. Kediri, dan lain sebagainya.
Dengan disediakannya tiga pilihan aktivitas dalam surat kedua yang bisa dipilih untuk mengumpulkan informasi, ternyata membuat uraian argumen sebagian besar siswa cukup dalam dan lebih luas. Mereka pun cukup mampu menyimpulkan berbagai informasi yang telah didapatkan dari aktivitas masing-masing. Siswa yang memilih melakukan observasi lebih mampu menggambarkan kondisi masalah yang ditemukan di lingkungan sekitar mereka, bahkan dapat menceritakan dari beberapa sudut pandang. Sementara itu, siswa yang memilih memperbanyak referensi untuk mendukung temuan dan argumennya telah mampu menyampaikan informasi yang relevan, logis, dan lebih lengkap. Bahkan hal ini membuat mereka memikirkan keterkaitan masalah yang ditemukan dengan permasalahan atau topik lain. Sebagian siswa juga mengaku melakukan wawancara kepada keluarga atau orang dewasa yang dianggap memahami persoalan untuk memperkuat topik bahasan suratnya. Namun, sebagian besar siswa ternyata mencoba menawarkan solusi atas permasalahan yang ditemukan kepada Bupati Kediri.
Pada pertengahan bulan Mei 2023, saya membagikan praktik baik pembelajaran Menulis Surat untuk Mas Bup ini di sosial media milik saya pribadi. Tak disangka, unggahan saya saat itu mendapat respon dari Bupati Kediri yaitu Haninditho Himawan Pramana. Beliau berkunjung ke sekolah saya pada tanggal 30 Mei 2023. Anak-anak didik saya sangat senang karena surat-surat yang mereka tulis mendapatkan apresiasi yang sangat baik oleh Bupati Kediri. Saya bersyukur karena ide-ide, gagasan, serta pemikiran dari siswa-siswa saya diterima dengan terbuka oleh orang nomor 1 di Kediri.
Bupati Kediri yang masuk ke dalam kelas saya sangat mengapresiasi pembelajaran yang saya lakukan dan juga menerima dengan baik kritik dan saran dalam surat-surat yang ditulis oleh siswa. Beberapa siswa bahkan sempat ditanya langsung tentang surat mereka dan diminta untuk membacakan suratnya secara langsung di depan beliau. Dari isi surat siswa yang menyoroti perihal sampah, Bupati Kediri bahkan membuat himbauan kepada masyarakat sesuai isi surat siswa melalui wartawan yang saat itu juga meliput ke dalam kelas. Mas Bupati juga memberikan hadiah kepada saya dan siswa, seperti kesempatan untuk bergabung di tim lintas sektor daerah, menginap di pendopo, beasiswa, laptop, HP, dan sepatu. Besoknya, banyak pemberitaan baik di media massa yang memuat momen kedatangan Bupati ke sekolah saya. Saya sangat bersyukur, bahwa pembelajaran yang memang saya rancang agar “melampaui ruang kelas” ternyata betul-betul berdampak pada kehidupan nyata.
Jika Anda mengalami kendala dalam scrolling, scroll di luar dari area Live Chat yang berwarna hitam.