Awal
SD Negeri Ngudirejo 1, tempat saya bertugas terletak di Desa Ngudirejo Kecamatan Diwek. Dengan jumlah murid mencapai 124 siswa untuk Tahun Ajaran 2022/2023 ini membuat Kepala Sekolah, saya dan rekan guru lainnya ingin membentuk dan mewujudkan sekolah yang mampu mencetak generasi yang berprestasi dalam segala bidang untuk bangsa Indonesia.
Berdasarkan data Rapor Pendidikan, diperoleh data nilai literasi yang rendah belum sesuai dengan harapan sekolah. Hal ini menunjukkan bahwa minat siswa dalam membaca buku dan menulis masih kurang, sehingga perlu ditumbuhkan dan dioptimalkan. Terlebih setelah mengalam learning loss karena wabah COVID-19, ketertarikan siswa terhadap dunia membaca dan menulis teralihkan dengan asyiknya bermain gadget.
Sebagai guru kelas 6, saya merasakan secara langsung rendahnya literasi murid saya. Terbukti dengan minimnya kosa kata baku yang mereka pahami, pemahaman sebuah kalimat yang mereka tidak tahu maknanya, serta rendahnya kemampuan mereka untuk menceritakan ulang bacaan yang telah mereka baca.
Menurut saya kemampuan literasi merupakan dasar yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Istilah “literasi” merujuk pada kemampuan seseorang untuk membaca, menulis, memahami, dan menggunakan informasi secara efektif. Ini adalah keterampilan fundamental yang diperlukan dalam banyak aspek kehidupan, termasuk pendidikan, pekerjaan, dan partisipasi aktif dalam masyarakat.
Berdasarkan latar belakang tersebut saya membuat sebuah program yang khususnya saya jalankan di kelas saya terlebih dahulu, dengan izin dan dukungan dari Kepala Sekolah untuk melakukan gerakan literasi. Program ini saya beri nama “SANGU SABU’, yang merupakan singkatan dari “Satu Minggu, Satu Buku”. Dengan harapan bahwa setiap siswa dalam kurun waktu satu minggu mereka menyelesaikan membaca satu buku, dan berkelanjutan.
Saya berharap dengan adanya program ini mampu menumbuhkan keterampilan murid untuk mencapai tujuan akademik dan non-akademiknya sehingga terlibat aktif dalam proses belajarnya sendiri.
Tantangan
Dalam melaksanakan program ini, tidak serta merta berjalan sesuai dengan rencana. Ada beberapa kendala yang saya hadapi ketika akan mengawali kegiatan ini. Siswa kelas 6 terlihat belum siap untuk melakukan perubahan ini, hal ini karena intensitas mereka membaca buku memang sangat kurang terlebih ketika di rumah. Sehingga ketika saya meminta mereka untuk bisa menyelesaikan membaca satu buku mereka terlihat sangat kaget seakan itu adalah tugas dan beban yang sangat berat. Namun saya memberika penjelasan tentang bagaimana penerapan program ini, dan selalu memotivasi siswa agar mereka tertantang untuk melaksanakan program ini dengan hati yang senang dan bersuka cita.
Aksi
Penerapan kegiatan ini saya lakukan dengan beberapa kesepakatan agar berjalan sesuai dengan harapan siswa mampu mendisiplinkan dirinya. Beberapa kesepakatan tersebut antara lain: (1) setiap siswa berhak membaca buku sesuai dengan keinginannya, boleh buku bacaan yang ada di perpustakaan atau buku yang mereka miliki; (2) jam membaca wajib adalah setiap hari Senin – Sabtu, 15 menit di awal sebelum memulai pelajaran yaitu pukul 07.00 – 07.15 WIB; (3) murid boleh melanjutkan membaca ketika jam istirahat atau ketika di rumah; (4) setelah menyelesaikan membaca satu buku, di hari Sabtu adalah saatnya mereka memanen pengetahuan yang mereka dapat dari buku yang mereka baca; (5) panen pengetahuan bisa diwujudkan dalam berbagai bentuk sesuai dengan minat dan bakat mereka (bercerita, menuliskan resume, membuat karangan, membuat puisi, membuat buklet, gambar bercerita, dll).
Di setiap akhir kegiatan, setelah siswa memanen pengetahuan mereka saya mengajak mereka untuk melakukan refleksi. Refleksi ini bertujuan untuk mengevaluasi atau menilai kegiatan SANGU SABU yang telah mereka lakukan. Dalam refleksi ini saya menggunakan angket dengan model six thinking hats.
Setelah murid selesai melakukan refleksi dan mengetahui di mana letak kekurangan dan kelebihan terhadap apa yang sudah mereka lakukan selama sepekan dalam Program SANGU SABU, mereka mengulang kegiatan yang sama di minggu depan dengan durasi yang sama yakni selama satu minggu dengan buku bacaan yang berbeda.
Menurut saya refleksi merupakan bagian penting dari proses belajar dan pengembangan pribadi. Melalui refleksi, murid dapat menjadi lebih sadar akan diri sendiri, lebih kreatif, dan mampu meningkatkan keterampilan berpikir kritisnya. Maka dari itu, penting untuk memberikan waktu bagi murid untuk merenungkan dan merefleksikan kegiatan yang telah dilakukan.
Pelajaran
Saat saya sebagai seorang guru mendampingi literasi murid, ada beberapa pelajaran berharga yang dapat saya peroleh antara lain:
- Pemahaman Mendalam tentang Kebutuhan Individu: Mendampingi literasi murid membuat saya lebih memahami kebutuhan dan tingkat kemampuan setiap murid secara individual. Setiap murid memiliki gaya belajar yang berbeda, dan dengan mengamati dan berinteraksi secara langsung, saya dapat menyesuaikan pendekatan mereka untuk membantu setiap murid mencapai potensinya.
- Kemampuan Mengidentifikasi Tantangan dan Kendala: Melalui proses mendampingi literasi, saya dapat mengidentifikasi tantangan dan kendala yang dihadapi oleh murid dalam memahami atau menggunakan bahasa tertulis. Hal ini dapat membantu saya menyesuaikan strategi pengajaran dan memberikan dukungan tambahan bagi murid yang memerlukan bantuan lebih lanjut.
- Peningkatan Keterampilan Komunikasi: Mendampingi literasi murid memerlukan kemampuan komunikasi yang efektif. Saya harus dapat menjelaskan konsep dengan jelas, mendengarkan pertanyaan atau kebingungan murid, dan memberikan umpan balik yang konstruktif.
- Kemampuan Mengelola Kelas dan Waktu: Mendampingi literasi memerlukan perencanaan dan manajemen waktu yang baik. Saya harus mampu mengatur kegiatan literasi secara efisien dalam kelas dan memastikan bahwa seluruh murid terlibat secara aktif.
- Keterampilan Memberikan Dukungan Emosional: Guru mendampingi literasi murid juga harus memiliki keterampilan dalam memberikan dukungan emosional. Beberapa murid mungkin menghadapi frustrasi atau kecemasan dalam belajar membaca dan menulis, dan saya perlu dapat memberikan dorongan positif dan semangat agar mereka tetap termotivasi.
- Fleksibilitas dan Inovasi: Selama proses mendampingi literasi, saya menghadapi berbagai situasi dan tantangan yang berbeda. Hal ini dapat membantu saya menjadi lebih fleksibel dan inovatif dalam pendekatan pengajaran mereka, mencari cara baru untuk memfasilitasi proses belajar dan memecahkan masalah yang muncul.
- Kesadaran tentang Perkembangan Murid: Terlibat dalam mendampingi literasi murid memberi saya kesempatan untuk lebih memahami perkembangan kognitif dan bahasa murid. Ini membantu saya dalam menyesuaikan metode pengajaran agar sesuai dengan tahap perkembangan individu setiap murid.
- Penghargaan atas Proses Belajar: Mendampingi literasi membuat saya bisa melihat perkembangan murid dari waktu ke waktu. Ini mengajarkan pentingnya menghargai proses belajar, bahkan jika hasilnya tidak selalu instan.
- Kepuasan dalam Melihat Kemajuan Murid: Ketika saya melihat muridnya berhasil memperoleh kemampuan literasi, itu akan memberikan rasa puas dan kebanggaan atas peran mereka dalam membentuk masa depan literasi murid.
Sedangkan bagi murid, dalam melaksanakan program ini secara tidak langsung pelajaran yang di dapat oleh murid antara lain:
- Kemampuan Membaca dan Menulis: Program literasi memberikan kesempatan bagi murid untuk meningkatkan kemampuan membaca dan menulis mereka. Melalui latihan dan kegiatan membaca serta menulis yang beragam, murid dapat mengasah keterampilan bahasa mereka
- Menumbuhkembangkan kepemimpinan murid yakni mendorong murid untuk mengambil kontrol dan bertanggungjawab atas kegiatan yang ia pilih
- Mendorong murid mengembangkan cara berpikir yang sistematis, terbuka dan kritis
- Menumbuhkan kreativitas murid sehingga mampu memodifikasi dan menghasilkan sesuatu yang orisinal, bermakna dan berdampak bagi dirinya sendiri
- Kedisiplinan dan Ketekunan: Membaca buku atau menulis cerita memerlukan kedisiplinan dan ketekunan. Melalui program literasi, murid belajar untuk berfokus dan bekerja keras untuk mencapai tujuan membaca atau menulis mereka
- Kepuasan dalam Mencapai Tujuan: Ketika murid berhasil membaca buku atau menulis cerita yang panjang, mereka merasakan kepuasan dari pencapaian pribadi. Ini meningkatkan rasa percaya diri dan motivasi mereka untuk terus belajar
- Melatih kemampuan berbicaranya di depan banyak orang, dan merasakan bagaimana rasanya hasil karyanya di apresiasi oleh orang lain.
Program SANGU SABU ini dapat menjadi pengalaman yang berharga bagi siswa karena membantu mereka tumbuh dalam pemahaman bahasa, pengetahuan, dan perspektif, serta mengembangkan keterampilan dan karakter yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari dan masa depan.