Temu Pendidik Nusantara XII

Select Language

PRAKTEK RESTITUSI PADA MURID UNTUK MEMBANTU EVALUASI DIRI DAN KEMBALI PADA NILAI YANG DIYAKINI

Praktik baik Sebelum Direvisi

[revisi_terbaru]

Elaborasi Praktik Baik

PRAKTEK RESTITUSI PADA MURID UNTUK MEMBANTU EVALUASI DIRI DAN KEMBALI PADA NILAI YANG DIYAKINI

Oleh : ERNI NURDIANTI, S.Pd

SMAN 2 PARE

Awal

Tugas kita sebagai pendidik bukan hanya mentransfer ilmu saja tapi juga mendidik, menuntun supaya murid agar selamat dan bahagia. Dalam perjalanan  kita mendidik murid, sangat dimungkinkan mereka melakukan kesalahan . Saat murid kita melakukan kesalahan biasanya kita sebagai guru fokus memperhatikan  kesalahannya dari pada membantu mencari cara supaya mereka memperbaiki diri. Saya sebagai guru juga sering sekali berbuat demikian sebelum mengerti ilmunnya. Namun sekarang saya lebih memilih mempraktekkan segitiga restitusi untuk membantu  murid saya lebih memiliki tujuan, disiplin positif dan memulihkan dirinya  setelah berbuat salah. Restiusi adalah proses menciptakan kondisi bagi murid untuk memperbaiki kesalahan mereka, sehingga mereka bisa kembali dengan karakter yang lebih kuat (Gossen:2004)

Tantangan

Beberapa masalah pada murid saya adalah sering Alfa, tidak bisa fokus di kelas, Mengganggu temannya sehingga kelas tidak kondusif, dan  kasus kenakalan remaja lainnya. Saya sebagai pendidik harus mengidentifikasi apa yang melatarbelakangi permasalahan mereka dari pada melabeli mereka sebagai murid nakal. Hal ini membuat saya  menjadi lebih berempati dan merusaha membantu mereka. Teori kebutuhan dasar manusia yang saya jadikan untuk menganalisis mereka adalah teori dari Abraham Maslow sebagai berikut :

Teori kebutuhan dasar manusia menurut Abraham Maslow

  1. Kebutuhan fisiologis
  2. Rasa aman
  3. Kebutuhan social Cinta, kasih sayang
  4. Mendapatkan penghargaan /Harga Diri
  5. Aktualisasi diri

Aksi

Ketika murid-murid saya melakukan kesalahan biasanya saya akan memanggil dan melakukan percakapan yang mendalam. Percakapan inilah yang membantu saya mengetahui kebutuhan mereka yang hendak mereka penuhi dengan melakukan kesalahan tersebut. Dalam melakukan percakapan inilah saya menerapkan segitiga restitusi untuk membantu mereka melakukan evaluasi diri supaya mereka kembali pada nilai-nilai yang mereka yakini. Berikut ini adalah langkah-langkahnya :

  1. Menstabilkan identitas

Proses menstabilkan identitas dapat melalui pertanyaan misalnya seperti ini : Menurut kamu perbuatan itu benar atau  salah. Setelah bertanya kemudian bisa dilanjutkan dengan pernyataan “ Setiap orang pasti berbuat salah “Tidak ada manusia yang semurna , saya juga pernah melakukan kesalahan seperti itu”. Ketika seseorang dalam kondisi emosinal maka otak tidak akan mampu berfikir rasional maka perlu distabilkan

  1. Validasi tindakan yang salah

Langkah ini bisa dengan pernyataan “Kamu pasti punya alasan  mengapa melakukan itu”, adakah cara yang lebih efektif untuk mendapatkan apa yang kamu butuhkan ?” Langkah ini bertujuan supaya murid tahu bahwa tindakannya salah dan mungkin banyak alternatif lain yang bisa dilakukan.

  1. Menanyakan keyakian

Langkah ketiga menanyakan keyakinan. Teori control juga menyatakn bahwa  motivasi internal lebih kuat daripada motvasi eksternal. Saya menanyakan nilai yang diyakini supaya anak kembali pada nilai yang diyakini. Pertanyaan yang diajukan bisa seperti ini :

Keyakinan kelas kita apa ?

Apakah kamu meyakini ?

Jika meyakini bersediakah kamu  memperbaiki ini?

Apa rencana kamu memperbaiki ini ?

Bagaimana perasaanmu sekarang ?

Pelajaran / Perubahan

Semenjak mempraktikkan segitiga restitusi pada murid saya, saya semakin berempati pada  murid saya selain itu mereka yang bermasalah dapat kembali pada komuinitasnya  dan memperbaki diri karena dorongan dari dirinya sendiri tanpa kehilangan harga diri. Segitiga restitusi membuat murid lebih jujur pada diri sendiri  dan berkesempatan memulihkan diri dari kesalahan. Menurut pengakuan dari murid saya memang jika mereka langsung dimarahi dan dihakimi maka mereka bukannya kembali pada jalan yang benar tetapi malah menjadi jadi. Restitusi lebih fokusnya pada solusi, pihak korban dan pelaku akan sama –sama menang. Murid murid semakin kuat karakternya. Murid belajar untuk mengevaluasi dirinya sendiri, memperbaiki kesalahan dan berkomitmen mengambil pelajaran. Bukankah kesalahan adalah suatu pembelajaran ?!

 

Jika Anda mengalami kendala dalam scrolling, scroll di luar dari area Live Chat yang berwarna hitam.