Berikut adalah praktik baik saya sebagai kepala sekolah di SDN Mlancu 1 Kec. Kandangan Kab. Kediri yang menerapkan gaya kepemimpinan yang transformasional demi terwujudkan IKM dan sekolah yang berdampak pada murid.
Berikut adalah praktik baik saya sebagai kepala sekolah di SDN Mlancu 1 Kec. Kandangan Kab. Kediri yang menerapkan gaya kepemimpinan yang transformasional demi terwujudkan IKM dan sekolah yang berdampak pada murid.
Awal
Sekolah saya memiliki jumlah murid yang tidak sedikit, yakni sekitar 100 anak. Murid-murid tersebut memiliki kodrat alam berupa bakat/potensi yang mereka miliki sejak lahir. Bakat/potensi yang mereka miliki sangat unik, dan bermacam-macam. Oleh sebab itu sekolah sudah seharusnya memiliki guru yang lengkap, dan bisa menuntun bakat/potensi murid agar bisa berkembang sesuai kodratnya. Di sisi lain saat saya pertama kali masuk di sekolah saya yang baru sebagai kepala sekolah, saya melihat bahwa sekolah belum memiliki guru PJOK dan penjaga sekolah. Sebagai pimpinan yang baru saya memiliki keinginan untuk merekrut guru dan penjaga baru, serta menghimpun aspirasi dari wali murid agar sekolah saya bisa menuntun setiap murid agar berkembang sesuai kodrat alam dan kodrat zaman saat ini.
Tantangan
Sebagai pimpinan baru, saya harus berkoordinasi dengan semua unsur/pemangku kepentingan di sekolah saya. Selain itu saya juga harus mempersiapkan segala hal, seperti menelaah di sekitar sekolah apakah ada orang yang memiliki tanggung jawab yang besar untuk dijadikan penjaga sekolah. Saat merekrut guru baru PJOK, saya juga harus melihat CV atau daftar riwayat hidup guru tersebut, tidak boleh asal merekrut. Yang paling utama dalam menghimpun aspirasi wali murid tentu saja saya harus meluangkan waktu, mencari kapan hari yang tepat agar tidak bertentangan dengan kesibukan wali murid.
Aksi
Pelajaran
Dengan melengkapi personil sekolah yaitu guru PJOK dan penjaga sekolah, serta menghimpun aspirasi wali murid agar bisa berbenah dan menjadi arah tujuan sekolah, sebagai pimpinan di sekolah saya berusaha menerapkan gaya kepemimpinan transformasional terhadap optimalisasi implementasi kurikulum merdeka. Saya sadar bahwa setiap murid berhak tumbuh sesuai dengan kodrat alam yang dimilikinya dari lahir dan kodrat zaman saat ini, dengan demikian roh yang menjiwai implementasi kurikulum merdeka, yaitu filosofi/pemikiran Ki Hadjar Dewantara (KHD) bisa terpenuhi di sekolah kami.
Berikut adalah praktik baik saya sebagai kepala sekolah di SDN Mlancu 1 Kec. Kandangan Kab. Kediri yang menerapkan gaya kepemimpinan yang transformasional demi terwujudkan IKM dan sekolah yang berdampak pada murid.
Awal
Sekolah saya memiliki jumlah murid yang tidak sedikit, yakni sekitar 100 anak. Murid-murid tersebut memiliki kodrat alam berupa bakat/potensi yang mereka miliki sejak lahir. Bakat/potensi yang mereka miliki sangat unik, dan bermacam-macam. Oleh sebab itu sekolah sudah seharusnya memiliki guru yang lengkap, dan bisa menuntun bakat/potensi murid agar bisa berkembang sesuai kodratnya. Di sisi lain saat saya pertama kali masuk di sekolah saya yang baru sebagai kepala sekolah, saya melihat bahwa sekolah belum memiliki guru PJOK dan penjaga sekolah. Sebagai pimpinan yang baru saya memiliki keinginan untuk merekrut guru dan penjaga baru, serta menghimpun aspirasi dari wali murid agar sekolah saya bisa menuntun setiap murid agar berkembang sesuai kodrat alam dan kodrat zaman saat ini.
Tantangan
Sebagai pimpinan baru, saya harus berkoordinasi dengan semua unsur/pemangku kepentingan di sekolah saya. Selain itu saya juga harus mempersiapkan segala hal, seperti menelaah di sekitar sekolah apakah ada orang yang memiliki tanggung jawab yang besar untuk dijadikan penjaga sekolah. Saat merekrut guru baru PJOK, saya juga harus melihat CV atau daftar riwayat hidup guru tersebut, tidak boleh asal merekrut. Yang paling utama dalam menghimpun aspirasi wali murid tentu saja saya harus meluangkan waktu, mencari kapan hari yang tepat agar tidak bertentangan dengan kesibukan wali murid.
Aksi
Pelajaran
Dengan melengkapi personil sekolah yaitu guru PJOK dan penjaga sekolah, serta menghimpun aspirasi wali murid agar bisa berbenah dan menjadi arah tujuan sekolah, sebagai pimpinan di sekolah saya berusaha menerapkan gaya kepemimpinan transformasional terhadap optimalisasi implementasi kurikulum merdeka. Saya sadar bahwa setiap murid berhak tumbuh sesuai dengan kodrat alam yang dimilikinya dari lahir dan kodrat zaman saat ini, dengan demikian roh yang menjiwai implementasi kurikulum merdeka, yaitu filosofi/pemikiran Ki Hadjar Dewantara (KHD) bisa terpenuhi di sekolah kami.
Praktik baik Sebelum Direvisi
Elaborasi Praktik Baik
Awal
Sekolah saya memiliki jumlah murid yang tidak sedikit, yakni sekitar 100 anak. Murid-murid tersebut memiliki kodrat alam berupa bakat/potensi yang mereka miliki sejak lahir. Bakat/potensi yang mereka miliki sangat unik, dan bermacam-macam. Oleh sebab itu sekolah sudah seharusnya memiliki guru yang lengkap, dan bisa menuntun bakat/potensi murid agar bisa berkembang sesuai kodratnya. Di sisi lain saat saya pertama kali masuk di sekolah saya yang baru sebagai kepala sekolah, saya melihat bahwa sekolah belum memiliki guru PJOK dan penjaga sekolah. Sebagai pimpinan yang baru saya memiliki keinginan untuk merekrut guru dan penjaga baru, serta menghimpun aspirasi dari wali murid agar sekolah saya bisa menuntun setiap murid agar berkembang sesuai kodrat alam dan kodrat zaman saat ini.
Tantangan
Sebagai pimpinan baru, saya harus berkoordinasi dengan semua unsur/pemangku kepentingan di sekolah saya. Selain itu saya juga harus mempersiapkan segala hal, seperti menelaah di sekitar sekolah apakah ada orang yang memiliki tanggung jawab yang besar untuk dijadikan penjaga sekolah. Saat merekrut guru baru PJOK, saya juga harus melihat CV atau daftar riwayat hidup guru tersebut, tidak boleh asal merekrut. Yang paling utama dalam menghimpun aspirasi wali murid tentu saja saya harus meluangkan waktu, mencari kapan hari yang tepat agar tidak bertentangan dengan kesibukan wali murid.
Aksi
Pelajaran
Dengan melengkapi personil sekolah yaitu guru PJOK dan penjaga sekolah, serta menghimpun aspirasi wali murid agar bisa berbenah dan menjadi arah tujuan sekolah, sebagai pimpinan di sekolah saya berusaha menerapkan gaya kepemimpinan transformasional terhadap optimalisasi implementasi kurikulum merdeka. Saya sadar bahwa setiap murid berhak tumbuh sesuai dengan kodrat alam yang dimilikinya dari lahir dan kodrat zaman saat ini, dengan demikian roh yang menjiwai implementasi kurikulum merdeka, yaitu filosofi/pemikiran Ki Hadjar Dewantara (KHD) bisa terpenuhi di sekolah kami.
Jika Anda mengalami kendala dalam scrolling, scroll di luar dari area Live Chat yang berwarna hitam.