Temu Pendidik Nusantara XII

Select Language

PEMBELAJARAN MENYENANGKAN DAN BERMAKNA DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA MONAS (MONOPOLI NASIONALISME DAN SCRATCH)

Praktik baik Sebelum Direvisi

[revisi_terbaru]

Elaborasi Praktik Baik

Bagaimana potret nasionalisme dalam diri peserta didik?

Pada saat ini pelaksanaan pendidikan karakter masih mengalami berbagai kendala dan permasalahan. Permasalahan budaya dan karakter bangsa menjadi tanggung jawab semua komponen masyarakat. Pendidikan karakter di lingkungan satuan pendidikan menjadi tanggung jawab bersama antara kepala sekolah, guru, tenaga kependidikan, orang tua, dan masyarakat.

SD Negeri Selo merupakan salah satu sekolah negeri di Kulon Progo yang didirikan pada tanggal 1 Januari 1950. SD Negeri Selo terletak di Selo Timur, Hargorejo, Kokap, Kulon Progo. Visi SD Negeri Selo yaitu terwujudnya peserta didik yang MANTUL (Mandiri, Aktif, Nasionalisme, Takwa, Unggul, dan Berbudaya Lingkungan. Berbagai upaya telah dilakukan untuk mewujudkan visi, misi, dan tujuan SD Negeri Selo. Salah satu upaya untuk mewujudkan visi ke tiga yaitu nasionalisme, sekolah telah melaksanakan dan mengupayakan penguatan pendidikan karakter melalui kegiatan intrakurikuler, kokurikuler, dan ekstrakurikuler. Akan tetapi, berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara dengan kepala SD Negeri Selo, terdapat isu permasalahan sekolah yang penting dan segera ditangani yaitu wawasan nasionalisme peserta didik.

Nasionalisme bertujuan untuk menumbuhkan sikap dan kebanggaan peserta didik akan kekayaan bangsa Indonesia. Namun melihat kenyataannya di lapangan, dari hasil observasi dan wawancara kepada pihak sekolah, terlihat peserta didik belum sepenuhnya memahami pentingnya nasionalisme. Tidak jarang peserta didik mengabaikan nilai-nilai nasionalisme. Seringkali peserta didik kurang termotivasi saat melaksanakan kegiatan nasionalisme. Kebiasaan peserta didik di rumah pun mulai meninggalkan budaya Indonesia, permainan tradisional mulai tidak diminati dan beralih pada permainan gadget, makanan dan minuman tradisional mulai beralih pada makanan dan minuman cepat saji, lagu nasional/daerah yang beralih pada lagu pop atau sejenisnya, serta nilai nasionalisme lainnya yang semakin tertinggal karena pengaruh globalisasi.

Permasalahan-permasalahan yang terjadi di atas memerlukan solusi pemecahan masalah agar sekolah dapat berperan maksimal dalam memberikan pelayanan dan memenuhi kebutuhan peserta didik dengan melaksanakan pembelajaran yang menyenangkan dan bermakna. Pembelajaran diintegrasikan dengan media monopoli nasionalisme dan pemanfaatan teknologi sebagai sumber belajar agar pembelajaran lebih menarik dan peserta didik mampu berwawasan luas. Aplikasi yang dapat dimanfaatkan guru dan peserta didik yaitu scratchScratch merupakan media pembelajaran yang menggunakan bahasa pemrograman visual yang interaktif dan berbasis penemuan pola.

Monopoli adalah salah satu permainan papan yang paling laris jualannya di dunia. Dalam permainan ini, pemain berlomba untuk mengumpulkan kekayaan melalui satu perlaksanaan satu sistem ekonomi mainan yang melibatkan pembelian, penyewaan dan pertukaran tanah dengan menggunakan duit mainan. Pemain mengambil giliran untuk melemparkan dadu dan bergerak di sekeliling papan permainan mengikut bilangan yang diperoleh dengan lemparan dadu tadi. Monopoli nasionalisme didesain seperti permainan monopoli yang dimodifikasi baik secara konten maupun bentuk yang bertujuan untuk meningkatkan motivasi belajar peserta didik dalam memahami wawasan nasionalisme. Muatan materi yang disajikan meliputi lambang negara, simbol sila Pancasila, penerapan nilai-nilai sila Pancasila, lagu nasional, rumah adat, tarian adat, bangunan bersejarah, tokoh pahlawan, dan lain sebagainya.

Tata cara permainan adalah menyiapkan alat permainan MoNas. Alat yang digunakan saat bermain adalah papan monopoli berupa banner berukuran 2 x 2 meter, topi peraga, dadu urutan pemain, dadu langkah, kartu KarakterKu, dan kartu tebak pahlawan. Dalam hal ini, peserta didik berperan sebagai pion yang akan bermain MoNas (Monopoli Nasionalisme). Untuk menentukan urutan pemain, peserta didik harus melempar dadu urutan pemain. Peserta didik menggunakan topi pemain sesuai dengan nomor urutnya. Peserta didik melempar dadu untuk menentukan jumlah langkah pemain. Setiap peserta didik yang berada pada kotak yang berisi gambar, maka peserta didik diberi kebebasan untuk memberi pendapat sesuai dengan kemampuannya. Guru dapat mengembangkan pertanyaan sesuai dengan kemampuan peserta didik.

Apabila peserta didik berada pada kotak KarakterKu berhak mendapat kartu KarakterKu yang berisi kuis/soal terkait nilai-nilai Pancasila. Apabila peserta didik berada di setiap pojok berisi gambar orang, maka peserta didik mengambil kartu dan berupaya menebak nama tokoh pahlawan. Peserta didik yang juara adalah peserta didik yang pertama kali mencapai garis selesai (finish). Peserta didik yang tidak bermain berperan sebagai pengamat dan menilai temannya.

Secara keseluruhan diperoleh hasil 88% peserta didik senang dalam melakukan proyek, 75% senang berkreasi, 88% senang memanfaatkan scratch, dan 88% semangat dalam belajar. Penggunaan MoNas dapat meningkatkan minat, motivasi, dan wawasan nasionalisme peserta didik. Selain itu MoNas juga dapat menumbuhkan joyfull and meaningfull learning, sehingga proses pembelajaran lebih bermakna karena memberikan pengalaman secara langsung kepada peserta didik.

Jika Anda mengalami kendala dalam scrolling, scroll di luar dari area Live Chat yang berwarna hitam.