Praktik baik yang saya pilih kali ini tentang asesmen yang berbasis game level dengan memanfaatkan aplikasi quizwhizzer dan wordwall
Praktik baik yang saya pilih kali ini tentang asesmen yang berbasis game level dengan memanfaatkan aplikasi quizwhizzer dan wordwall
PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERDIFERENSIASI YANG ASYIK
Oleh: Anny Cahyani Dyah Ekowati
Salam Guru Merdeka Belajar. Salam kenal. Perkenalkan nama saya Anny Cahyani Dyah Ekowati. Biasa dipanggil Bu Anny. Seorang guru di salah satu Sekolah Menengah Atas (SMA) negeri di kota Semarang. Saya mengajar pada mata pelajaran (mapel) Matematika di kelas sepuluh (X) dan sebelas (XI).
Kurikulum merdeka belajar dirancang supaya peserta didik, guru, dan satuan pendidikan bebas berinovasi dalam upaya menumbuhkan pembelajaran sepanjang hayat sesuai dengan profil Pelajar Pancasila (beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia, mandiri, bernalar kritis, kreatif, bergotong-royong dan berkebhinekaan global). Kurikulum merdeka belajar memiliki konsep bahwa guru sebagai tenaga pendidik mampu menciptakan suasana pembelajaran yang nyaman serta focus pada pengembangan kompetensi dasar dan karakteristik peserta didik. Tidak hanya itu saja, sebagai seorang guru selain memahami materi untuk disampaikan kepada peserta didik, saya juga memiliki tanggung jawab mendidik. Yaitu tidak sekedar mentransfer ilmu pengetahuan, namun juga mengajarkan nilai-nilai luhur kehidupan.
Pembelajaran matematika adalah salah satu pelajaran yang sangat penting dalam segala aspek kehidupan. Matematika juga menjadi mata pelajaran yang turut andil dalam tercapainya tujuan Pendidikan di Indonesia. Masih banyaknya peserta didik yang menganggap bahwa pelajaran matematika sulit, ditambah dengan masih banyaknya guru yang menggunakan metode teacher – centered learning (pembelajaran berpusat pada guru) dalam pembelajaran membuat pembelajaran matematika terasa tidak menyenangkan.
Dari suasana pembelajaran yang tidak menarik dan tidak menyenangkan ini pada kurikulum merdeka belajar, guru diharuskan mengubah metode pembelajaran lebih interaktif dan menyenangkan, tentunya berpihak pada peserta didik. Pada kurikulum merdeka belajar, pembelajaran matematika harus dilakukan dua arah dengan peserta didik bertanya kepada guru, guru menjadi fasilitator, dan peserta didik saling belajar dengan peserta didik lainnya.
Berdasarkan hal tersebut, kemudian saya menyusun strategi bagaimana peserta didik dapat melaksanakan pembelajaran matematika dengan asyik, menarik, dan tidak membosankan. Selain itu juga bagaimana peserta didik mampu menggunakan gawai dengan bijak, tidak hanya sebagai sarana hiburan belaka, melainkan sebagai sarana belajar untuk mengasah kompetensi, bakat dan minat mereka.
Mula-mula, saya berempati kepada peserta didik. Dari hasil empati tersebut, saya petakan. Setelah terpetakan, saya menemukan beberapa kecenderungan yang sama di antara satu peserta didik satu dengan lainnya. Bahwa mereka banyak menggunakan gawai untuk mendengarkan musik dan bermain game online. Kemudian dari hasil peta empati, saya menyusun ide untuk membuat media pembelajaran berbasis hal-hal yang mereka sukai. Saya memutuskan untuk membuat asesmen yang berbasis game online dengan quizwhizzer dan wordwall.
Saya mulai menyusun dan mengumpulkan materi matematika yang akan saya ajarkan. Pembelajaran berlangsung seperti biasanya, jika saya ingin melakukan asesmen awal maka saya menggunakan aplikasi wordwall untuk melakukan diagnostik awal. Mengapa game ini saya pilih, karena game dengan wordwall sangat familiar bagi peserta didik, seperti yang biasa mereka temui di Timezone atau Kidfun. Tetapi jika saya ingin melakukan evaluasi di akhir pembelajaran ataupun memberikan asesmen formatif, maka saya menggunakan game quizwhizzer. Dengan game ini peserta didik dapat menyelesaikan sesuai dengan tingkat level ketercapaian mereka, guru menyediakan soal hingga level L3.
Peserta didik sangat antusias menyimak dengan saksama instruksi yang saya berikan. Bahkan pembelajaran khususnya saat evaluasi pembelajaran lebih berkesan dan lebih berpihak pada peserta didik. Mereka tidak merasa terbebani dengan evaluasi tersebut, bahkan justru jadi tantangan untuk menyelesaikan permainan hingga level puncak.
Dengan adanya perubahan strategi yang saya ambil, mulanya belajar menjadi sebuah kewajiban berubah menjadi belajar adalah sebuah pengalaman yang menyenangkan. Semua perubahan yang ada, diharapkan sebagai salah satu hal yang berpengaruh dalam paradigma baru pembelajaran matematika.
Menurut hemat saya, suatu hal yang baik adalah yang selalu dilakukan dengan kontinu dan dibarengi dengan evaluasi. Strategi ini akan lebih baik lagi apabila proses pembuatan dan hasilnya didokumentasikan dengan baik supaya dapat berbagi praktik baik kepada lainnya lebih banyak.
Praktik baik yang saya pilih kali ini tentang asesmen yang berbasis game level dengan memanfaatkan aplikasi quizwhizzer dan wordwall
PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERDIFERENSIASI YANG ASYIK
Oleh: Anny Cahyani Dyah Ekowati
Salam Guru Merdeka Belajar. Salam kenal. Perkenalkan nama saya Anny Cahyani Dyah Ekowati. Biasa dipanggil Bu Anny. Seorang guru di salah satu Sekolah Menengah Atas (SMA) negeri di kota Semarang. Saya mengajar pada mata pelajaran (mapel) Matematika di kelas sepuluh (X) dan sebelas (XI).
Kurikulum merdeka belajar dirancang supaya peserta didik, guru, dan satuan pendidikan bebas berinovasi dalam upaya menumbuhkan pembelajaran sepanjang hayat sesuai dengan profil Pelajar Pancasila (beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia, mandiri, bernalar kritis, kreatif, bergotong-royong dan berkebhinekaan global). Kurikulum merdeka belajar memiliki konsep bahwa guru sebagai tenaga pendidik mampu menciptakan suasana pembelajaran yang nyaman serta focus pada pengembangan kompetensi dasar dan karakteristik peserta didik. Tidak hanya itu saja, sebagai seorang guru selain memahami materi untuk disampaikan kepada peserta didik, saya juga memiliki tanggung jawab mendidik. Yaitu tidak sekedar mentransfer ilmu pengetahuan, namun juga mengajarkan nilai-nilai luhur kehidupan.
Pembelajaran matematika adalah salah satu pelajaran yang sangat penting dalam segala aspek kehidupan. Matematika juga menjadi mata pelajaran yang turut andil dalam tercapainya tujuan Pendidikan di Indonesia. Masih banyaknya peserta didik yang menganggap bahwa pelajaran matematika sulit, ditambah dengan masih banyaknya guru yang menggunakan metode teacher – centered learning (pembelajaran berpusat pada guru) dalam pembelajaran membuat pembelajaran matematika terasa tidak menyenangkan.
Dari suasana pembelajaran yang tidak menarik dan tidak menyenangkan ini pada kurikulum merdeka belajar, guru diharuskan mengubah metode pembelajaran lebih interaktif dan menyenangkan, tentunya berpihak pada peserta didik. Pada kurikulum merdeka belajar, pembelajaran matematika harus dilakukan dua arah dengan peserta didik bertanya kepada guru, guru menjadi fasilitator, dan peserta didik saling belajar dengan peserta didik lainnya.
Berdasarkan hal tersebut, kemudian saya menyusun strategi bagaimana peserta didik dapat melaksanakan pembelajaran matematika dengan asyik, menarik, dan tidak membosankan. Selain itu juga bagaimana peserta didik mampu menggunakan gawai dengan bijak, tidak hanya sebagai sarana hiburan belaka, melainkan sebagai sarana belajar untuk mengasah kompetensi, bakat dan minat mereka.
Mula-mula, saya berempati kepada peserta didik. Dari hasil empati tersebut, saya petakan. Setelah terpetakan, saya menemukan beberapa kecenderungan yang sama di antara satu peserta didik satu dengan lainnya. Bahwa mereka banyak menggunakan gawai untuk mendengarkan musik dan bermain game online. Kemudian dari hasil peta empati, saya menyusun ide untuk membuat media pembelajaran berbasis hal-hal yang mereka sukai. Saya memutuskan untuk membuat asesmen yang berbasis game online dengan quizwhizzer dan wordwall.
Saya mulai menyusun dan mengumpulkan materi matematika yang akan saya ajarkan. Pembelajaran berlangsung seperti biasanya, jika saya ingin melakukan asesmen awal maka saya menggunakan aplikasi wordwall untuk melakukan diagnostik awal. Mengapa game ini saya pilih, karena game dengan wordwall sangat familiar bagi peserta didik, seperti yang biasa mereka temui di Timezone atau Kidfun. Tetapi jika saya ingin melakukan evaluasi di akhir pembelajaran ataupun memberikan asesmen formatif, maka saya menggunakan game quizwhizzer. Dengan game ini peserta didik dapat menyelesaikan sesuai dengan tingkat level ketercapaian mereka, guru menyediakan soal hingga level L3.
Peserta didik sangat antusias menyimak dengan saksama instruksi yang saya berikan. Bahkan pembelajaran khususnya saat evaluasi pembelajaran lebih berkesan dan lebih berpihak pada peserta didik. Mereka tidak merasa terbebani dengan evaluasi tersebut, bahkan justru jadi tantangan untuk menyelesaikan permainan hingga level puncak.
Dengan adanya perubahan strategi yang saya ambil, mulanya belajar menjadi sebuah kewajiban berubah menjadi belajar adalah sebuah pengalaman yang menyenangkan. Semua perubahan yang ada, diharapkan sebagai salah satu hal yang berpengaruh dalam paradigma baru pembelajaran matematika.
Menurut hemat saya, suatu hal yang baik adalah yang selalu dilakukan dengan kontinu dan dibarengi dengan evaluasi. Strategi ini akan lebih baik lagi apabila proses pembuatan dan hasilnya didokumentasikan dengan baik supaya dapat berbagi praktik baik kepada lainnya lebih banyak.
Praktik baik Sebelum Direvisi
Elaborasi Praktik Baik
PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERDIFERENSIASI YANG ASYIK
Oleh: Anny Cahyani Dyah Ekowati
Salam Guru Merdeka Belajar. Salam kenal. Perkenalkan nama saya Anny Cahyani Dyah Ekowati. Biasa dipanggil Bu Anny. Seorang guru di salah satu Sekolah Menengah Atas (SMA) negeri di kota Semarang. Saya mengajar pada mata pelajaran (mapel) Matematika di kelas sepuluh (X) dan sebelas (XI).
Kurikulum merdeka belajar dirancang supaya peserta didik, guru, dan satuan pendidikan bebas berinovasi dalam upaya menumbuhkan pembelajaran sepanjang hayat sesuai dengan profil Pelajar Pancasila (beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia, mandiri, bernalar kritis, kreatif, bergotong-royong dan berkebhinekaan global). Kurikulum merdeka belajar memiliki konsep bahwa guru sebagai tenaga pendidik mampu menciptakan suasana pembelajaran yang nyaman serta focus pada pengembangan kompetensi dasar dan karakteristik peserta didik. Tidak hanya itu saja, sebagai seorang guru selain memahami materi untuk disampaikan kepada peserta didik, saya juga memiliki tanggung jawab mendidik. Yaitu tidak sekedar mentransfer ilmu pengetahuan, namun juga mengajarkan nilai-nilai luhur kehidupan.
Pembelajaran matematika adalah salah satu pelajaran yang sangat penting dalam segala aspek kehidupan. Matematika juga menjadi mata pelajaran yang turut andil dalam tercapainya tujuan Pendidikan di Indonesia. Masih banyaknya peserta didik yang menganggap bahwa pelajaran matematika sulit, ditambah dengan masih banyaknya guru yang menggunakan metode teacher – centered learning (pembelajaran berpusat pada guru) dalam pembelajaran membuat pembelajaran matematika terasa tidak menyenangkan.
Dari suasana pembelajaran yang tidak menarik dan tidak menyenangkan ini pada kurikulum merdeka belajar, guru diharuskan mengubah metode pembelajaran lebih interaktif dan menyenangkan, tentunya berpihak pada peserta didik. Pada kurikulum merdeka belajar, pembelajaran matematika harus dilakukan dua arah dengan peserta didik bertanya kepada guru, guru menjadi fasilitator, dan peserta didik saling belajar dengan peserta didik lainnya.
Berdasarkan hal tersebut, kemudian saya menyusun strategi bagaimana peserta didik dapat melaksanakan pembelajaran matematika dengan asyik, menarik, dan tidak membosankan. Selain itu juga bagaimana peserta didik mampu menggunakan gawai dengan bijak, tidak hanya sebagai sarana hiburan belaka, melainkan sebagai sarana belajar untuk mengasah kompetensi, bakat dan minat mereka.
Mula-mula, saya berempati kepada peserta didik. Dari hasil empati tersebut, saya petakan. Setelah terpetakan, saya menemukan beberapa kecenderungan yang sama di antara satu peserta didik satu dengan lainnya. Bahwa mereka banyak menggunakan gawai untuk mendengarkan musik dan bermain game online. Kemudian dari hasil peta empati, saya menyusun ide untuk membuat media pembelajaran berbasis hal-hal yang mereka sukai. Saya memutuskan untuk membuat asesmen yang berbasis game online dengan quizwhizzer dan wordwall.
Saya mulai menyusun dan mengumpulkan materi matematika yang akan saya ajarkan. Pembelajaran berlangsung seperti biasanya, jika saya ingin melakukan asesmen awal maka saya menggunakan aplikasi wordwall untuk melakukan diagnostik awal. Mengapa game ini saya pilih, karena game dengan wordwall sangat familiar bagi peserta didik, seperti yang biasa mereka temui di Timezone atau Kidfun. Tetapi jika saya ingin melakukan evaluasi di akhir pembelajaran ataupun memberikan asesmen formatif, maka saya menggunakan game quizwhizzer. Dengan game ini peserta didik dapat menyelesaikan sesuai dengan tingkat level ketercapaian mereka, guru menyediakan soal hingga level L3.
Peserta didik sangat antusias menyimak dengan saksama instruksi yang saya berikan. Bahkan pembelajaran khususnya saat evaluasi pembelajaran lebih berkesan dan lebih berpihak pada peserta didik. Mereka tidak merasa terbebani dengan evaluasi tersebut, bahkan justru jadi tantangan untuk menyelesaikan permainan hingga level puncak.
Dengan adanya perubahan strategi yang saya ambil, mulanya belajar menjadi sebuah kewajiban berubah menjadi belajar adalah sebuah pengalaman yang menyenangkan. Semua perubahan yang ada, diharapkan sebagai salah satu hal yang berpengaruh dalam paradigma baru pembelajaran matematika.
Menurut hemat saya, suatu hal yang baik adalah yang selalu dilakukan dengan kontinu dan dibarengi dengan evaluasi. Strategi ini akan lebih baik lagi apabila proses pembuatan dan hasilnya didokumentasikan dengan baik supaya dapat berbagi praktik baik kepada lainnya lebih banyak.
Jika Anda mengalami kendala dalam scrolling, scroll di luar dari area Live Chat yang berwarna hitam.