Temu Pendidik Nusantara XII

Select Language

Pemanfaatan Klinik Calistung Untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca, Menulis, dan Berhitung Siswa

Praktik baik Sebelum Direvisi

[revisi_terbaru]

Elaborasi Praktik Baik

Pemanfaatan Klinik Calistung Untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca, Menulis, dan Berhitung Siswa

 

SDN 12 Api-Api adalah sekolah yang berada di daerah pinggir pantai. Dengan ekonomi orang tua sebagian besar adalah nelayan, yang pergi waktu sore untuk melaut, dan pulang siang ketika anak-anak sudah berangkat sekolah. Maka perhatian orang tua terhadap anak-anaknya boleh dikatakan kurang, sehingga pembelajaran yang diberikan disekolah, tidak berlanjut dirumah dibawah pengawasan orang tua. Termasuk dalam pembelajaran calistung.

Jika dibiarkan berlarut-larut, tentu siswa yang bermasalah dengan calistung akan semakin tertinggal jauh dalam proses pembelajaran. Dan beban pembelajaran yang mereka pikul akan semakin berat. Karena semua pembelajaran bermuara kepada calistung itu sendiri.

Dari fenomena tersebut,  Sebagai topleader, yang didahulukan selangkah, ditinggikan seranting, tentu harus mencari solusi yang tepat dari permasalahan-permasalah yang dihadapi. Kepala sekolah harus mencari cara-cara yang mumpuni, sehingga setiap siswa dapat menerima pembelajaran yang menjadi haknya.

Untuk mengenantaskan permaslahan yang dihadapi, kepala sekolah harus mencarikan cara yang tepat dan berdaya guna, sehingga siswa dapat membaca, dapat menulis, dan dapat berhitung. Dan tidak ada lagi keluhan-keluhan guru kelas tinggi dengan temuan-temuan yang berhubungan  dengan calistung.

Kepala sekolah harus mampu memenej seluruh stakeholder yang ada, sehingga dapat mengentaskan permasalahan yang dihadapi. Dan para siswa dapat menerima haknya sebagai siswa secara penuh.

Tidak hanya itu, kepala sekolah juga harus mampu menggerakan guru untuk dapat memotivasi siswa, sehingga ada keinginan siswa untuk memperbaiki diri yang menjadi permasalahannya. Karena jika siswa memiliki semangat yang datang dari dalam diri, itu merupakan energi yang sangat luar biasa. Dan merupakan modal utama untuk menjadikan diri siswa lebih baik lagi.

Dan juga yang menjadi perhatian bagi guru-guru dalam menyajikan pembelajaran, hendaknya guru mencari tekhnik atau cara yang bervariasi, sehingga benar-benar dapat memancing minat dan bakat siswa.

Setelah mengadakan rapat kerja dengan majelis guru. Maka disepakati dan dilaksanakan kegiatan yang bardampak kepada siswa yang bermasalah dengan calistung. Dibuat suatu kesepakatan sekolah. Siapa saja guru-guru yang terlibat dalam kegiatan calistung. Dan diberikan petunjuk serta strategi untuk melakukannya, demi mencapai tujuan dari kegiatan tersebut. Dan juga perlu ditentukan tempat dari pelaksanaan kegiatan.

Para guru yang terlibat diberikan kebebasan mencari sumber-sumber rujukan. Baik secara manual maupun secara online. Dan juga diberikan tutor teman sebaya oleh salah seorang guru yang telah mengikuti pelatihan tentang  cara membimbing siswa yang memiliki bakat istimewah termasuk siswa yang lambat dalam mengikuti pembelajaran.

Untuk mewujudkan kegiatan agar sesuai dengan harapan, dilakukan strategi yang tepat serta waktu pelaksanaannya. Dan disepakati kegiatan dilaksanakan setiap hari sabtu, selesai jam pembelajaran wajib berlangsung. Atau jika ada siswa yang berminat melakukan kegiatan ketika jam istirahat pada hari lain, guru pembimbing dengan senang hati melakukan kegiatan. Para siswa itu diberikan pembelajaran ekstra di klinik calistung.

Para guru juga harus mengetahui gaya belajar siswa. Sehingga ada keselarasan metode yang digunakan dengan gaya belajar siswa. Serta mempersiapkan alat-alat peraga yang berhubungan dengan callistung, seperti kartu huruf, kartu kata, gambar-gambar, dan alat tulis. Dan yang paling penting adalah jika siswa sudah mulai bosan. Guru harus memberikan ice breaking. Sehingga siswa kembali termotivasi untuk melakukan kegiatan.

Usaha tidak akan pernah mengkianati hasil. Jika kegiatan baik dilakukan dengan tulus dan ikhlas, hasilnya akan baik. Siswa yang bermasalah dengan calistung, mempunyai semangat baru untuk melawan permasalahan yang dihadapinya. Bahkan siswa tersebut mempunyai keyakinan diri, untuk bangkit dari ketertinggalannya.

Keyakinan itu bangkit. Karena siswa diberi keluwesan untuk belajar dengan gayanya sendiri atau lebih kerennya pembelajaran yang berdiferensiasi. Sebagai contoh. Jika siswa itu malas menulis, dia diberikan kebebasan untuk menyusun huruf. Bukan berarti, kita membiarkan dia dengan kemalasannya, tetapi lambat-lambat mereka kita ajak untuk menulis. Hasilnya beberapa minggu kegiatan berjalan, yang awalnya ada lima belas orang siswa, menciut menjadi sebelas siswa yang masih butuh bimbingan.

Pelan dan pasti, guru-guru yang pada awalnya acuh dengan kegiatan, timbul energi positifnya untuk ikut melibatkan diri. Sehingga kegiatan dapat bejalan semakin lancar. Dan yang paling penting dari kegiatan klinik calistung itu adalah siswa termotivasi untuk belajar dengan minatnya sendiri.

Dan dari kegiatan klinik calistung, dapat kita petik pembelajaran yang berharga, bahwa tidak ada siswa itu yang bodoh. Yang ada hanya siswa itu memiliki keunikan yag dimilki oleh masing-masing pribadi. Yang satu sama lain akan berbeda.

Tidak ada gading yang tak retak. Kekurangan yang kita temui pada kegiatan kilinik calistung, kita perbaiki. Baik dari segi sarana yang kita gunakan, maupun professional guru yang melakukan bimbingan. Para guru diberi kebebasan untuk menambah pengetahuannya, baik secara online, maupun melalui buku-buku penunjang pelaksanaan program.

Pelan dan pasti, para siswa yang bermasalah dengan calistung sudah mulai berkurang dan mereka mempunyai semangat baru untuk keluar dari masalah yang dihadapinya. Guru-gurupun semakin memperkaya diri dengan metode-metode yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran.

 

Profil Penulis

 

Namanya adalah Donni Saputra, Lahir di Kampung Pandan Batang Kapas Pesisir Selatan Sumatera Barat, 01 Juni 1975. Dia adalah seorang kepala sekolah Dasar di Kabupaten Pesisir Selatan Saat ini aktif menulis artikel, dan terbit pada media online Sprit Sumbar. Selain itu dia telah menulis sebuah buku yang diterbitkan oleh Samudera BiruYogyakarta Juli 2019  yang berjudul Panduan Praktis Menulis Penelitian Tindakan Sekolah Bagi Kepala Sekolah Dan Pengawas.

Buku keduanya berjudul Kepala Sekolah Milenial diterbitkan oleh MediaGuru. Buku ketiganya berjudul Cerdas dengan TTS Materi Kurikulum 2013 Revisi 2018 diterbitkan oleh MediaGuru. Buku keempatnya berjudul Santiang Sambie Bamain TTS, Materi Budaya Alam Minangkabau untuk Sekolah Dasar. Buku kelimanya berjudul Sayangi Aku, Ayah. Buku Keenamnya Si Omen yang Malang. Buku ketujuh Carito Lapau. Buku Kedelapan Kura-kura dan Buaya, Buku ke sembilan Upiak Santiang dan Ular Hijau, Buku tersebut juga diterbitkan MediaGuru.

Prestasi yang pernah diraih adalah juara I guru SD berprestasi tingkat Kabupaten Pesisir Selatan (2013) dan juara I kepala SD berprestasi tingkat Kabupaten Pesisir Selatan (2018). Dia bisa dibubungi di email donnisaputra11 @yahoo.com

Jika Anda mengalami kendala dalam scrolling, scroll di luar dari area Live Chat yang berwarna hitam.