Sebagai seorang guru di awal tahun ajaran baru pasti dihadapkan dengan murid-murid yang baru. Dengan bertemu murid yang baru maka kita juga dihadapkan dengan karakteristik murid yang baru pula. Saat pembelajaran sudah berlangsung dan waktunya murid-murid untuk mengerjakan tugas serta hasilnya nanti dipresentasikan ke depan kelas. Tetapi ketika waktunya presentasi dan saya menawarkan kepada murid-murid untuk berbicara di depan kelas namun semua itu diluar perkiraan saya, karena tak satupun murid yang berani ke depan kelas untuk mempresentasikan hasil pekerjaannya. Ini merupakan PR terbesar saya untuk dapat menumbuhkan keberanian murid saya untuk berbicara di depan kelas. Saya ingin bisa menumbuhkan rasa keberanian murid saya untuk berbicara di depan kelas tanpa adanya paksaan ataupun embel-embel hadiah dari guru, mereka berbicara ke depan kelas ataupun menjawab pertanyaan guru dengan kemauan mereka sendiri dan bahkan saya juga berharap agar murid saya kelak dapat menjadi seorang pemimpin dalam segala hal misalnya pemimpin upacara, pemimpin regu dalam kegiatan ekstra pramuka atau bahkan pemimpin perubahan di dalam lingkungan kelasnya.
Langkah awal yang saya lakukan untuk mengatasi masalah tersebut adalah saya harus masuk ke dunia mereka, ini saya lakukan dengan tujuan agar mereka lebih dekat dengan saya dan mereka lebih nyaman dengan saya. Cara saya untuk masuk kedunia mereka adalah meluangkan waktu saya untuk bercengkraman bersama mereka ketika istirahat kadang saya tanyakan makanan kesukaan mereka atau sekolah tadi diantar siapa. Kagiatan laian yang saya lakukan adalah saya selalau menemani mereka untuk makan siang ( karena sekolah saya adalah sekolah Fullday maka orang tua selalau membawakan bekal untuk mereka) dan selalu mendatangi mereka dalam tanda kutip walau berbasa basi untuk melihat lauk mereka atau minuman yang mereka bawa. Walau saya telah dapat memasuki dunia mereka tetapi saya masih memiliki tantangan terbesar untuk mewujudkan kaingin saya yaitu mereka memiliki sifat pendiam, pemalu dan tidak mau terbuka dengan saya. Memang sifat manusia itu sukar untuk dirubah namun saya yakin saya bias merubahnya walau sedikit dan semoga bisa merubah banyak untuk sifat mereka yang pemalu, pendiam , dan tertutup demi tercapainya keinginan saya untuk menumbuhkan jiwa pemberani mereka untuk percaya diri berani berbicara di depan dengan lantang.
Untuk menghadapi tantangan dan mewujudkan keinginan saya menjadikan murid saya pemberani maka saya membuat suatau kegiatan/startegi yaitu berlatih menjadi jubir (juru bicara). Langkah pertama saya adalah membentuk dinamika kelompok, dimana didalam kelompok tersebut saya buat kegiatan untuk masing-masing murid menuliskan kegemaran, warna/makanan kesukaan, dan artis favorit mereka. Setelah masing-masing murid menulis maka langkah selanjutnya adalah mereka bertukar informasi (bertukar tulisan dengan temannya ) setelah mereka mempelajari tulisan milik temannya lalu mereka saya instruksikan untuk berbaris sesuai kelompoknya, setelah berbaris satu persatu mereka menceritakan informasi yang mereka dapat dari tulisan temannya dengan anggota kelompokknya. Langkah ke dua saya adalah saya melakukan kegiatan yang sama tetapi dengan tema yang berbeda yaitu tentang pelajaran yang saat itu mereka kerjakan dan tetap dalam kelompok yang sama. Langkah yang ke tiga adalah saya membentuk kelompok yang baru dengan tujuan agar mereka lebih berani berkomunikasi dengan teman yang berbeda dengan anggota kelompok yang lama. Di langkah yang ke tiga ini teknik saya masih tetap seperti langkah yang pertama dan kedua terkadang sesekali saya ajak mereka bermaian atau ice breaking ketika melihat mereka tertawa lepas saya merasa senang karena saya merasa mereka terhindar dari beban yang membelenggu mereka. Setelah saya melihat mereka sudah berani berbicara atau berpendapat atas hasil pekerjaan mereka dengan teman dekat atau teman-teman lain yang ada di kelas saya mulai melaksanakan langkah yang ke empat. Langkah yang ke empat ini berbeda dengan langkah yang pertama, kedua ataupun ke tiga yaitu melatih mereka untuk menjadi jubir (juru bicara) individu dari hasil pekerjaan mereka sendiri. Dari serangkaian kegiatan yang saya lakukan saya merasa senang dan saya juga melihat murid saya merasa senang dan menikmati dengan baik atas setiap langkah yang saya lakukan. Ini semua terlihat dari antusias mereka untuk melakukan tugas menjadi jubir di setiap kegiatan. Dengan keseruan mereaka saya menjadi bersemangat untuk melakukan kegiatan ini pada mata pelajaran yang lainnya.
Dari serangkaian kegiatan berlatih menjadi juru bicara banyak perubahan yang saya lihat pada diri murid saya. Mereka lebih ceria didalam kelas, mereka lebih terbuka bersama saya, mereka lebih pemberai dalam segala hal khususnya mereka lebih percaya diri untuk berbicara di depan kelas dan itu pun saya tidak pernah menunjuk mereka untuk maju atau memberi embel-embel nilai atau hadiah untuk mereka dengan kata lain mereka maju dengan kemauannya sendiri. Saya senang sekali dengan perubahan yang dialami murid saya. Walaupun mereka sudah memiliki rasa pemberani dan percaya diri untuk berbicara kedepan kelas saya akan tetap berada di dunia mereka, karena dengan berada di dunia mereka saya dapat menggali kekuatan positif yang mereka miliki sehingga dapat saya jadikan sebagai asset untuk memajukan budaya positif di kelas atau di sekolah saya atau juga dapat saya jadikan sebagai kekuatan untuk membentuk jiwa kepemimpinana mereka yang lebih baik lagi. Yang perlu dikembangkan dari stetrategi berlatih menjadi juru bicara ini adalah kekuatan percaya diri untuk menjadi jubir pada kegiatan lomba karena dalam kegiatan lomba pasti audiencenya lebih banyak dan pastinya mereka berasal dari penjuruh arah. Semoga saya selalau dapat menjadi guru yang selalau dirindukan murid-murid dengan melakukan perubahan yang membuat murid saya senang tetapi pembelajaran tetap dapat mencapai tujuan yang ingin dicapainya. Aamiin …