Tepung ketan banyak dijumpai di pulau Kalimantan.
Tepung ketan merupakan bahan pembuatan makanan tradisional.
Makanan tradisional dari tepung ketan selain enak, juga menyehatkan bila dikonsumsi setiap hari.
Tepung ketan banyak dijumpai di pulau Kalimantan.
Tepung ketan merupakan bahan pembuatan makanan tradisional.
Makanan tradisional dari tepung ketan selain enak, juga menyehatkan bila dikonsumsi setiap hari.
Awal
Berawal dari belajar tentang Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) yang merupakan hal baru bagi saya, Sehingga terlintas di pikiran saya untuk mengamati prilaku peserta didik yang setiap harinya membeli makanan cepat saji atau makanan instan pada lingkungan Sekolah Dasar Negeri 13 Nanga Pinoh. Padahal makanan itu tidak baik bagi kesehatan bila dikomsumsi setiap hari.
Tantangan
Tidak ada satupun dari peserta didik yang sudah pernah diajarkan oleh orangtuanya untuk membuat makanan tradisional yang murah dan mudah, namun aman dan sehat dikonsumsi.
Aksi
Langkah 1: Pembahasan Sub Tema
Para guru lintas disiplin ilmu melakukan diskusi untuk menentukan sub-tema yang akan dilakukan untuk program P5. Penentuan sub-tema ini dilakukan secara terbuka dalam sebuah forum yang juga dihadiri oleh kepala sekolah. Sub-tema yang dipilih dan disepakati kemudian disampaikan di dalam kelas oleh guru.
Langkah 2: Melakukan Sosialisasi
Pada tahapan ini yang saya lakukan untuk penerapan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila adalah dengan melakukan sosialisasi kepada peserta didik. Saya memberikan penjelasan didalam kelas mengenai teknis kegiatan P5 ini. Ada interaksi dan diskusi selama proses sosialisasi ini.
Langkah 3: Menghadirkan Narasumber
Pemahaman peserta didik akan semakin bertambah jika saya mengundang pakar atau para ahli. Saya mengundang dua orang tua di Kota Nanga Pinoh yaitu: Ibu Yuli Yanti dan ibu Ida Wati, Mereka adalah pedagang jajanan tradisional yang setiap harinya menjajakan makanannya untuk dijual pada kota Nanga Pinoh. Mereka berdua memberikan materi tambahan terkait projek yang akan dibuat oleh peserta didik.
Langkah 4: Melihat Potensi Sekolah
Peserta didik berdiskusi di dalam kelompoknya mengenai projek apa yang akan mereka buat bersama. Guru hanya berperan sebagai fasilitator saja. Sementara itu, mengenai pelaksanaan projek dan teknis kegiatannya akan dilakukan bersama-sama di dalam kelas. Kegiatan ini dilakukan satu kali dalam sepekan sampai projek ini selesai dilaksanakan. Tiap kelompok Peserta didik akhirnya memilih tepung ketan untuk membuat jajanan tradisional yang aman dan sehat bagi kesehatannya.
Langkah 5: Peserta Didik Berproses hingga Menghasilkan Karya
Peserta didik fokus membuat produk yang akan mereka kembangkan. Peserta didik memanfaatkan tepung ketan yang kemudian dibuat menjadi makanan tradisional yaitu : Kue Klepon. Peserta didik berbagi tugas membawa peralatan yang digunakan untuk membuat projek yang akan mereka kerjakan bersama-sama dengan kelompoknya masing-masing. Ada yang membawa tepung ketan, kelapa parut, gula merah, pewarna makanan, baskom, piring, sendok, pisau, saringan, dandang dan kompor.
Perubahan
Peserta didik sangat kompak dalam mengerjakan projek yang sudah mereka sepakati bersama. Kekompakan mereka begitu terlihat saat mereka berbagi tugas. Tidak ada murid yang menganggur. Semua bekerja sesuai dengan tugasnya masing-masing. Hasil akhirnya mereka berhasil membuat Kue Klepon dari tepung ketan.
Tepung ketan banyak dijumpai di pulau Kalimantan.
Tepung ketan merupakan bahan pembuatan makanan tradisional.
Makanan tradisional dari tepung ketan selain enak, juga menyehatkan bila dikonsumsi setiap hari.
Awal
Berawal dari belajar tentang Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) yang merupakan hal baru bagi saya, Sehingga terlintas di pikiran saya untuk mengamati prilaku peserta didik yang setiap harinya membeli makanan cepat saji atau makanan instan pada lingkungan Sekolah Dasar Negeri 13 Nanga Pinoh. Padahal makanan itu tidak baik bagi kesehatan bila dikomsumsi setiap hari.
Tantangan
Tidak ada satupun dari peserta didik yang sudah pernah diajarkan oleh orangtuanya untuk membuat makanan tradisional yang murah dan mudah, namun aman dan sehat dikonsumsi.
Aksi
Langkah 1: Pembahasan Sub Tema
Para guru lintas disiplin ilmu melakukan diskusi untuk menentukan sub-tema yang akan dilakukan untuk program P5. Penentuan sub-tema ini dilakukan secara terbuka dalam sebuah forum yang juga dihadiri oleh kepala sekolah. Sub-tema yang dipilih dan disepakati kemudian disampaikan di dalam kelas oleh guru.
Langkah 2: Melakukan Sosialisasi
Pada tahapan ini yang saya lakukan untuk penerapan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila adalah dengan melakukan sosialisasi kepada peserta didik. Saya memberikan penjelasan didalam kelas mengenai teknis kegiatan P5 ini. Ada interaksi dan diskusi selama proses sosialisasi ini.
Langkah 3: Menghadirkan Narasumber
Pemahaman peserta didik akan semakin bertambah jika saya mengundang pakar atau para ahli. Saya mengundang dua orang tua di Kota Nanga Pinoh yaitu: Ibu Yuli Yanti dan ibu Ida Wati, Mereka adalah pedagang jajanan tradisional yang setiap harinya menjajakan makanannya untuk dijual pada kota Nanga Pinoh. Mereka berdua memberikan materi tambahan terkait projek yang akan dibuat oleh peserta didik.
Langkah 4: Melihat Potensi Sekolah
Peserta didik berdiskusi di dalam kelompoknya mengenai projek apa yang akan mereka buat bersama. Guru hanya berperan sebagai fasilitator saja. Sementara itu, mengenai pelaksanaan projek dan teknis kegiatannya akan dilakukan bersama-sama di dalam kelas. Kegiatan ini dilakukan satu kali dalam sepekan sampai projek ini selesai dilaksanakan. Tiap kelompok Peserta didik akhirnya memilih tepung ketan untuk membuat jajanan tradisional yang aman dan sehat bagi kesehatannya.
Langkah 5: Peserta Didik Berproses hingga Menghasilkan Karya
Peserta didik fokus membuat produk yang akan mereka kembangkan. Peserta didik memanfaatkan tepung ketan yang kemudian dibuat menjadi makanan tradisional yaitu : Kue Klepon. Peserta didik berbagi tugas membawa peralatan yang digunakan untuk membuat projek yang akan mereka kerjakan bersama-sama dengan kelompoknya masing-masing. Ada yang membawa tepung ketan, kelapa parut, gula merah, pewarna makanan, baskom, piring, sendok, pisau, saringan, dandang dan kompor.
Perubahan
Peserta didik sangat kompak dalam mengerjakan projek yang sudah mereka sepakati bersama. Kekompakan mereka begitu terlihat saat mereka berbagi tugas. Tidak ada murid yang menganggur. Semua bekerja sesuai dengan tugasnya masing-masing. Hasil akhirnya mereka berhasil membuat Kue Klepon dari tepung ketan.
Praktik baik Sebelum Direvisi
Elaborasi Praktik Baik
Awal
Berawal dari belajar tentang Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) yang merupakan hal baru bagi saya, Sehingga terlintas di pikiran saya untuk mengamati prilaku peserta didik yang setiap harinya membeli makanan cepat saji atau makanan instan pada lingkungan Sekolah Dasar Negeri 13 Nanga Pinoh. Padahal makanan itu tidak baik bagi kesehatan bila dikomsumsi setiap hari.
Tantangan
Tidak ada satupun dari peserta didik yang sudah pernah diajarkan oleh orangtuanya untuk membuat makanan tradisional yang murah dan mudah, namun aman dan sehat dikonsumsi.
Aksi
Langkah 1: Pembahasan Sub Tema
Para guru lintas disiplin ilmu melakukan diskusi untuk menentukan sub-tema yang akan dilakukan untuk program P5. Penentuan sub-tema ini dilakukan secara terbuka dalam sebuah forum yang juga dihadiri oleh kepala sekolah. Sub-tema yang dipilih dan disepakati kemudian disampaikan di dalam kelas oleh guru.
Langkah 2: Melakukan Sosialisasi
Pada tahapan ini yang saya lakukan untuk penerapan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila adalah dengan melakukan sosialisasi kepada peserta didik. Saya memberikan penjelasan didalam kelas mengenai teknis kegiatan P5 ini. Ada interaksi dan diskusi selama proses sosialisasi ini.
Langkah 3: Menghadirkan Narasumber
Pemahaman peserta didik akan semakin bertambah jika saya mengundang pakar atau para ahli. Saya mengundang dua orang tua di Kota Nanga Pinoh yaitu: Ibu Yuli Yanti dan ibu Ida Wati, Mereka adalah pedagang jajanan tradisional yang setiap harinya menjajakan makanannya untuk dijual pada kota Nanga Pinoh. Mereka berdua memberikan materi tambahan terkait projek yang akan dibuat oleh peserta didik.
Langkah 4: Melihat Potensi Sekolah
Peserta didik berdiskusi di dalam kelompoknya mengenai projek apa yang akan mereka buat bersama. Guru hanya berperan sebagai fasilitator saja. Sementara itu, mengenai pelaksanaan projek dan teknis kegiatannya akan dilakukan bersama-sama di dalam kelas. Kegiatan ini dilakukan satu kali dalam sepekan sampai projek ini selesai dilaksanakan. Tiap kelompok Peserta didik akhirnya memilih tepung ketan untuk membuat jajanan tradisional yang aman dan sehat bagi kesehatannya.
Langkah 5: Peserta Didik Berproses hingga Menghasilkan Karya
Peserta didik fokus membuat produk yang akan mereka kembangkan. Peserta didik memanfaatkan tepung ketan yang kemudian dibuat menjadi makanan tradisional yaitu : Kue Klepon. Peserta didik berbagi tugas membawa peralatan yang digunakan untuk membuat projek yang akan mereka kerjakan bersama-sama dengan kelompoknya masing-masing. Ada yang membawa tepung ketan, kelapa parut, gula merah, pewarna makanan, baskom, piring, sendok, pisau, saringan, dandang dan kompor.
Perubahan
Peserta didik sangat kompak dalam mengerjakan projek yang sudah mereka sepakati bersama. Kekompakan mereka begitu terlihat saat mereka berbagi tugas. Tidak ada murid yang menganggur. Semua bekerja sesuai dengan tugasnya masing-masing. Hasil akhirnya mereka berhasil membuat Kue Klepon dari tepung ketan.
Jika Anda mengalami kendala dalam scrolling, scroll di luar dari area Live Chat yang berwarna hitam.