Temu Pendidik Nusantara XII

Select Language

Menggali Potensi: Membangun Literasi Sekolah untuk Pembelajaran Seumur Hidup

Praktik baik Sebelum Direvisi

[revisi_terbaru]

Elaborasi Praktik Baik

Dalam kurun waktu 2018 hingga 2021, saya ditugaskan sebagai pengajar Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti di SMP kelas VII, VIII, dan IX. Selama masa itu, saya menyaksikan beberapa permasalahan, seperti minimnya partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran, ketakutan siswa dalam berpendapat, ketidakberanian untuk memimpin doa, serta rendahnya kemampuan berpikir kritis dan kreatif dalam menjawab soal ujian.

Akar masalah ini adalah kurangnya minat baca dan menulis pada siswa. Literasi memiliki peran penting dalam semua mata pelajaran dan memengaruhi kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, literasi di sekolah harus ditingkatkan agar siswa dapat mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan kreatif.

Pada awal tahun 2022, saya mendapatkan tugas baru sebagai Staf Tata Usaha Bidang Multimedia dan Koordinator Literasi Sekolah. Dalam peran ini, saya berusaha mendorong siswa dan guru untuk membiasakan diri dalam kegiatan membaca dan menulis, agar wawasan mereka berkembang dan mencapai tujuan pendidikan nasional dalam mencerdaskan kehidupan bangsa.

Dalam mengembangkan literasi di sekolah, saya menghadapi beberapa kendala, seperti minimnya minat baca dan menulis pada siswa, ketersediaan buku sastra yang kurang memadai di perpustakaan, kurangnya penataan lingkungan fisik sekolah yang kaya akan teks, kurangnya strategi pembelajaran dari guru untuk memperkuat literasi siswa, dan beberapa guru yang enggan menulis karya ilmiah.

Namun, sebagai seorang guru, saya bertekad untuk meningkatkan pemahaman, berpikir kreatif, dan kritis dalam upaya meningkatkan prestasi belajar siswa. Untuk mencapai tujuan ini, saya melakukan berbagai strategi, seperti mewajibkan siswa membaca selama 15 menit setiap pagi, menciptakan sudut baca kelas yang menarik, mengadakan lomba menulis, dan mengajak para guru untuk menulis artikel ilmiah.

Hasil dari upaya ini adalah berhasilnya menerbitkan lima buku, empat di antaranya merupakan hasil karya siswa SMP dan SMA, sementara satu buku adalah karya ilmiah dari para guru. Program literasi sekolah ini berhasil meningkatkan daya pikir siswa yang kritis dan kreatif, serta kompetensi para guru.

Selain itu, sekolah kami masuk dalam gerakan Sekolah Menulis Buku dan berhasil memecahkan tiga rekor MURI bersama Nyalanesia. Terbukti, dengan budaya literasi yang ditanamkan sejak dini, siswa semakin termotivasi dan antusias untuk mengekspresikan ide-ide mereka melalui tulisan. Kreativitas siswa meningkat, nilai ujian mengalami peningkatan, dan siswa semakin berani berbicara dan mengemukakan pendapat mereka.

Program literasi sekolah ini juga mendapatkan apresiasi yang luas dan meningkatkan nama baik sekolah. Semua perubahan ini menegaskan pentingnya literasi di sekolah sebagai salah satu bentuk pembelajaran sepanjang hayat.

Jika Anda mengalami kendala dalam scrolling, scroll di luar dari area Live Chat yang berwarna hitam.