Temu Pendidik Nusantara XII

Select Language

Strategi Pemanfaatan Gawai dan Media Sosial untuk Pembelajaran

Praktik baik Sebelum Direvisi

[revisi_terbaru]

Elaborasi Praktik Baik

Strategi Pemanfaatan Gawai dan Media Sosial untuk Pembelajaran

Oleh : Diana(Sdn 192 Inpres Takkalasi)

 

           Saya adalah guru di SDN 192 Inpres Takkalasi Kec Marusu Kabupaten Maros yang telah Mengabdikan diri selama kurang lebih 17 tahun. Saya ingin murid-murid di kelas saya dapat antusias belajar dan memiliki keinginan serta  motivasi belajar secara mandiri, berkolaboratif dan percaya diri serta dapat bertanggung jawab  terhadap tugas yang diberikan, setelah saya amati ternyata murid tidak memiliki minat untuk  mencari dan belajar dari sumber buku pelajaran saja dan selalu mengharap guru mendampingi dalam belajar, jika tidak didampingi lagi maka fokus mereka teralihkan dengan kegiatan yang cenderung hanya bermain dan mengganggu teman yang lain dalam kelompok. Dengan hanya menggunakan buku pelajaran saja murid tidak serius dan akhirnya tidak bisa paham pelajaran  sehingga tujuan pembelajaran tidak tercapai, dan penyebabnya adalah kurangnya minat murid  dalam literasi sehingga murid kurang memahami materi yang dipelajari. Murid pun saling  mengharapkan teman karena tidak adanya minat dan tidak memiliki kepercayaan diri serta tidak  menyadari tanggung jawabnya dalam menyelesaikan tugas yang diberikan. 

   Dari keresahan yang pernah saya rasakan tentang bagaimana membangkitkan motivasi murid dalam belajar mandiri, membiasakan murid berkolaborasi dan menyadari tanggung jawabnya teratasi setelah saya menggunakan strategi belajar sesuai minat mereka sehingga bisa belajar  mandiri, berkolaborasi dengan teman dan lebih bertanggung jawab baik di sekolah maupun dirumah. Murid dapat memanfaatkan gawai mereka bukan hanya untuk hiburan tapi  sebagai pendamping dalam belajar. 

      Tujuan saya menggunakan strategi pemanfaatan gawai dan media sosial agar murid  dapat menemukan banyak sumber belajar dengan mudah dan juga  dapat membiasakan murid untuk membudayakan literasi sehingga mudah memahami pembelajaran, dapat belajar mandiri dan berkolaborasi dengan memanfaatkan gawai dan media sosial  seperti aplikasi Youtube dan aplikasi lainnya. Penerapan pemanfaatan media sosial dalam pembelajaran telah menjadi sebuah inovasi yang signifikan dalam dunia pendidikan. Dengan kemajuan teknologi dan semakin meluasnya penggunaan media sosial, para pendidik kini memiliki kesempatan untuk memanfaatkan platform ini sebagai sarana efektif dalam menyampaikan materi pembelajaran kepada peserta didik. Melalui media sosial, pembelajaran dapat dilakukan secara interaktif, memfasilitasi diskusi dan kolaborasi antara peserta didik, serta memberikan akses yang lebih mudah dan fleksibel bagi para pelajar.

 

  Pada awal saya menerapkan strategi ini saya mengalami kendala  bagaimana mendorong motivasi murid untuk dapat memanfaatkan gawai dan bagaimana  mereka dapat menggunakan aplikasi-aplikasi belajar yang ada di media sosial sebagai salah  satu sumber belajar karena murid masih banyak terpengaruh dan asyik dengan permainan  games yang menjadi candu buat mereka. Dengan memanfaatkan gawai sebagai media belajar  yang akan saya terapkan ternyata belum sepenuhnya optimal, masih ada beberapa  murid yang belum memiliki gawai karna latar belakang ekonomi dari keluarganya sehingga  mereka tidak dapat memanfaatkan media sosial sebagai sumber belajar. 

     Ternyata mengelompokkan murid juga tidak mudah karena mereka lebih suka memilih sendiri  teman kelompoknya dan yang selalu menjadi korban adalah anak yang kurang dalam pelajaran dan memiliki perbedaan dan ini merupakan kegelisahan yang sangat meresahkan saya, bagaimana saya dapat membagi mereka secara heterogen dengan tidak mengabaikan  keinginan mereka karena apa yang menjadi pilihan murid juga merupakan motivasi belajar bagi  mereka, bila tidak sesuai dengan apa yang mereka butuhkan maka ini akan menghambat minat  belajar murid.

    Menjadi tantangan terbesar buat saya untuk mengubah pola pikir murid bahwa games merupakan kegiatan yang hanya akan membiasakan kita untuk bermalas-malasan dalam  belajar dan akan membuat kita menjadi anak yang tidak disiplin. Saya akan berusaha memberikan pemahaman bahwa kelompok yang heterogen akan membantu kita saling berbagi dan berbuat kebaikan. Tidak mudah membuat setiap murid di kelas dapat merasakan manfaat belajar dengan menggunakan media sosial sebagai sumber belajar, baik bagi murid yang telah memiliki Hp dan murid yang belum memiliki Hp.Saya  sadar sangat sulit untuk mengubah kebiasaan yang telah menjadi zona nyaman buat murid karena  mereka telah kecanduan dalam bermain, tetapi dengan terus berusaha saya yakin murid akan merasakan manfaat dari pembelajaran yang saya  terapkan maka secara bertahap murid akan mudah melakukannya dan akan menjadi kebiasaan  yang disenanginya. 

     Saya juga harus memantau dan mendampingi peserta didik agar mereka tidak menemukan konten-konten yang negatif karena dengan memanfaatkan gawai dan media sosial  pasti akan ada banyak konten yang akan muncul. Dengan membimbing dan mendampingi murid, mereka akan cermat memanfaatkan gawai sebagai media belajar. Saya paham setiap proses  pasti ada banyak tantangan tapi dengan terus berusaha kita dapat memberikan kebiasaan yang positif kepada peserta didik. Semua butuh proses dan tahapan dalam pencapaiannya dan tak ada kata  instan untuk mengubah kebiasaan yang telah menjadi zona nyaman. 

    Saya mulai merancang pembelajaran dengan memanfaatkan gawai yang merupakan sarana  bermain games murid. Pada awal pelaksanaan saya mengizinkan murid membawa gawai  ke sekolah dan mereka sangat bersemangat sekali, dengan menjelaskan apa manfaat yang  bisa kita dapatkan dari Hp selain hanya untuk bermain, ada banyak manfaat yang bisa kita dapatkan dari media sosial untuk memudahkan dalam belajar sendiri dan dapat menjadi orang yang hebat.

  Pada pembahasan materi Pembelajaran”Sikap menghargai sesama manusia dan lingkungannya, serta menghargai kebhinekaan ”kelas 4 SD pada mapel Pendidikan Pancasila saya menugaskan murid untuk mengunduh video di Youtube yang berkaitan dengan materi pembelajaran yang akan dibahas, mencari gambar-gambar pahlawan bangsa dan gambar-gambar yang terkait dengan sikap dan perilaku yang sesuai dengan sila-sila pancasila. Sebelum membagi murid dalam beberapa kelompok kami melakukan kesepakatan yaitu: 1) Setiap kelompok mengerjakan tugas yang diberikan pada LKPD sesuai waktu yang disepakati bersama.,2) Melakukan perolingan antar kelompok secara heterogen untuk mendiskusikan kembali tugas yang telah dikerjakan pada kelompok awal.,3) Setiap kelompok membagi tugas pada masing-masing anggotanya yang terdiri dari ketua yang bertugas mengontrol temannya. Notulis yang bertugas menulis hasil diskusi,Narasumber yang akan membacakan hasil diskusi pada saat presentasi. Murid dibagi dalam beberapa kelompok kecil sesuai tingkat kemampuannya dan membagikan LKPD yang berbeda pada setiap kelompok. Murid dengan tingkat kemampuan yang biasa(kelompok 1) pada lembar kegiatannya mencari gambar-gambar pahlawan di media sosial,murid dengan tingkat kemampuan yang sedang(kelompok 2) pada lembar tugasnya mencari gambar yang terkait dengan sikap dan perilaku sesuai sila-sila pancasila,sedangkan murid dengan tingkat kemampuan yang lebih tinggi pada lembar tugas mengerjakan tugas pada kelompok 1 dan 2. Tiga murid dari Setiap kelompok tampil ke depan sebagai perwakilan untuk melakukan Presentasi dari hasil diskusi bersama teman kelompoknya,setiap anak sangat antusias dan saling memberikan penghargaan dari hasil pemaparan kelompok lain. Murid pun sangat bangga karena dapat dengan mudah menyelesaikan tugas dengan sumber belajar yang mereka dapatkan dari media sosial dan secara tidak langsung setiap murid pun dapat membudayakan literasi dengan membaca secara detail materi yang ada di media sosial dan mengamati video yang telah mereka unduh.

     Murid sangat senang selama mengikuti proses pembelajaran serta termotivasi belajar mandiri dengan menggunakan gawai yang mereka  miliki,dengan pengalaman yang mereka miliki dalam mendownload dan mencari permainan  games murid dapat dengan mudah mencari jawaban dari pelajaran yang mereka inginkan dan  murid pun dapat melihat Video animasi pembelajaran yang lebih menarik dari youtube. Murid pun dapat berkolaborasi dengan baik dengan teman kelompoknya dengan saling membagi tugas  sesuai dengan kemampuan yang dimiliki teman dalam kelompoknya. Mereka sadar bahwa  buku pelajaran bukanlah satu-satunya sumber belajar yang dapat mendampingi mereka dalam belajar. Dengan HP ternyata lebih mudah mendapatkan materi yang kita inginkan hanya dengan mengetik kata atau kalimat sesuai kebutuhan belajar yang diinginkan. Sebagai guru saya tinggal mengarahkan dan mendampingi serta memantau murid dalam  belajar dan yang masih membutuhkan bimbingan bahkan ada beberapa murid yang antusias  mendampingi dan membimbing temannya dalam belajar.        

   Dengan mengoptimalkan penggunaan gawai murid, secara perlahan tidak terfokuskan lagi ke permainan games karna murid selalu bersemangat, bahkan mereka meminta PR untuk dikerjakan  dirumah, respon orang tua murid pun sangat baik karena mereka dapat melihat anak tidak lagi banyak bermain games tapi menggunakan gawai mereka dalam belajar. 

      Saya sangat senang karena pelajaran yang sifatnya monoton dan membuat murid bosan kini telah teratasi,dengan strategi ini guru bertugas sebagai Fasilitator yang akan membimbing murid dalam belajar dan dapat menuntun murid agar dapat lebih cakap dalam  penggunaan IPTEK dan belajar pun lebih bermakna.

    Kemampuan dan kecakapan murid dalam penggunaan IT pun dapat lebih berkembang dengan  memenuhi kodrat zamannya maka murid tidak akan kesulitan menghadapi perubahan di era  globalisasi pada abad 21, metode ini dapat membantu saya dalam mewujudkan Propil Pelajar  pancasila dan menciptakan merdeka belajar bagi murid saya di sekolah. 

                                                                    TERIMAKASIH

Strategi Pemanfaatan Gawai dan Media Sosial untuk Pembelajaran
Oleh : Diana(Sdn 192 Inpres Takkalasi)

Saya adalah guru di SDN 192 Inpres Takkalasi Kec Marusu Kabupaten Maros yang telah Mengabdikan diri selama kurang lebih 17 tahun. Saya ingin murid-murid di kelas saya dapat antusias belajar dan memiliki keinginan serta motivasi belajar secara mandiri, berkolaboratif dan percaya diri serta dapat bertanggung jawab terhadap tugas yang diberikan, setelah saya amati ternyata murid tidak memiliki minat untuk mencari dan belajar dari sumber buku pelajaran saja dan selalu mengharap guru mendampingi dalam belajar, jika tidak didampingi lagi maka fokus mereka teralihkan dengan kegiatan yang cenderung hanya bermain dan mengganggu teman yang lain dalam kelompok. Dengan hanya menggunakan buku pelajaran saja murid tidak serius dan akhirnya tidak bisa paham pelajaran sehingga tujuan pembelajaran tidak tercapai, dan penyebabnya adalah kurangnya minat murid dalam literasi sehingga murid kurang memahami materi yang dipelajari. Murid pun saling mengharapkan teman karena tidak adanya minat dan tidak memiliki kepercayaan diri serta tidak menyadari tanggung jawabnya dalam menyelesaikan tugas yang diberikan.
Dari keresahan yang pernah saya rasakan tentang bagaimana membangkitkan motivasi murid dalam belajar mandiri, membiasakan murid berkolaborasi dan menyadari tanggung jawabnya teratasi setelah saya menggunakan strategi belajar sesuai minat mereka sehingga bisa belajar mandiri, berkolaborasi dengan teman dan lebih bertanggung jawab baik di sekolah maupun dirumah. Murid dapat memanfaatkan gawai mereka bukan hanya untuk hiburan tapi sebagai pendamping dalam belajar.
Tujuan saya menggunakan strategi pemanfaatan gawai dan media sosial agar murid dapat menemukan banyak sumber belajar dengan mudah dan juga dapat membiasakan murid untuk membudayakan literasi sehingga mudah memahami pembelajaran, dapat belajar mandiri dan berkolaborasi dengan memanfaatkan gawai dan media sosial seperti aplikasi Youtube dan aplikasi lainnya. Penerapan pemanfaatan media sosial dalam pembelajaran telah menjadi sebuah inovasi yang signifikan dalam dunia pendidikan. Dengan kemajuan teknologi dan semakin meluasnya penggunaan media sosial, para pendidik kini memiliki kesempatan untuk memanfaatkan platform ini sebagai sarana efektif dalam menyampaikan materi pembelajaran kepada peserta didik. Melalui media sosial, pembelajaran dapat dilakukan secara interaktif, memfasilitasi diskusi dan kolaborasi antara peserta didik, serta memberikan akses yang lebih mudah dan fleksibel bagi para pelajar.

Pada awal saya menerapkan strategi ini saya mengalami kendala bagaimana mendorong motivasi murid untuk dapat memanfaatkan gawai dan bagaimana mereka dapat menggunakan aplikasi-aplikasi belajar yang ada di media sosial sebagai salah satu sumber belajar karena murid masih banyak terpengaruh dan asyik dengan permainan games yang menjadi candu buat mereka. Dengan memanfaatkan gawai sebagai media belajar yang akan saya terapkan ternyata belum sepenuhnya optimal, masih ada beberapa murid yang belum memiliki gawai karna latar belakang ekonomi dari keluarganya sehingga mereka tidak dapat memanfaatkan media sosial sebagai sumber belajar.
Ternyata mengelompokkan murid juga tidak mudah karena mereka lebih suka memilih sendiri teman kelompoknya dan yang selalu menjadi korban adalah anak yang kurang dalam pelajaran dan memiliki perbedaan dan ini merupakan kegelisahan yang sangat meresahkan saya, bagaimana saya dapat membagi mereka secara heterogen dengan tidak mengabaikan keinginan mereka karena apa yang menjadi pilihan murid juga merupakan motivasi belajar bagi mereka, bila tidak sesuai dengan apa yang mereka butuhkan maka ini akan menghambat minat belajar murid.
Menjadi tantangan terbesar buat saya untuk mengubah pola pikir murid bahwa games merupakan kegiatan yang hanya akan membiasakan kita untuk bermalas-malasan dalam belajar dan akan membuat kita menjadi anak yang tidak disiplin. Saya akan berusaha memberikan pemahaman bahwa kelompok yang heterogen akan membantu kita saling berbagi dan berbuat kebaikan. Tidak mudah membuat setiap murid di kelas dapat merasakan manfaat belajar dengan menggunakan media sosial sebagai sumber belajar, baik bagi murid yang telah memiliki Hp dan murid yang belum memiliki Hp.Saya sadar sangat sulit untuk mengubah kebiasaan yang telah menjadi zona nyaman buat murid karena mereka telah kecanduan dalam bermain, tetapi dengan terus berusaha saya yakin murid akan merasakan manfaat dari pembelajaran yang saya terapkan maka secara bertahap murid akan mudah melakukannya dan akan menjadi kebiasaan yang disenanginya.
Saya juga harus memantau dan mendampingi peserta didik agar mereka tidak menemukan konten-konten yang negatif karena dengan memanfaatkan gawai dan media sosial pasti akan ada banyak konten yang akan muncul. Dengan membimbing dan mendampingi murid, mereka akan cermat memanfaatkan gawai sebagai media belajar. Saya paham setiap proses pasti ada banyak tantangan tapi dengan terus berusaha kita dapat memberikan kebiasaan yang positif kepada peserta didik. Semua butuh proses dan tahapan dalam pencapaiannya dan tak ada kata instan untuk mengubah kebiasaan yang telah menjadi zona nyaman.
Saya mulai merancang pembelajaran dengan memanfaatkan gawai yang merupakan sarana bermain games murid. Pada awal pelaksanaan saya mengizinkan murid membawa gawai ke sekolah dan mereka sangat bersemangat sekali, dengan menjelaskan apa manfaat yang bisa kita dapatkan dari Hp selain hanya untuk bermain, ada banyak manfaat yang bisa kita dapatkan dari media sosial untuk memudahkan dalam belajar sendiri dan dapat menjadi orang yang hebat.
Pada pembahasan materi Pembelajaran”Sikap menghargai sesama manusia dan lingkungannya, serta menghargai kebhinekaan ”kelas 4 SD pada mapel Pendidikan Pancasila saya menugaskan murid untuk mengunduh video di Youtube yang berkaitan dengan materi pembelajaran yang akan dibahas, mencari gambar-gambar pahlawan bangsa dan gambar-gambar yang terkait dengan sikap dan perilaku yang sesuai dengan sila-sila pancasila. Sebelum membagi murid dalam beberapa kelompok kami melakukan kesepakatan yaitu: 1) Setiap kelompok mengerjakan tugas yang diberikan pada LKPD sesuai waktu yang disepakati bersama.,2) Melakukan perolingan antar kelompok secara heterogen untuk mendiskusikan kembali tugas yang telah dikerjakan pada kelompok awal.,3) Setiap kelompok membagi tugas pada masing-masing anggotanya yang terdiri dari ketua yang bertugas mengontrol temannya. Notulis yang bertugas menulis hasil diskusi,Narasumber yang akan membacakan hasil diskusi pada saat presentasi. Murid dibagi dalam beberapa kelompok kecil sesuai tingkat kemampuannya dan membagikan LKPD yang berbeda pada setiap kelompok. Murid dengan tingkat kemampuan yang biasa(kelompok 1) pada lembar kegiatannya mencari gambar-gambar pahlawan di media sosial,murid dengan tingkat kemampuan yang sedang(kelompok 2) pada lembar tugasnya mencari gambar yang terkait dengan sikap dan perilaku sesuai sila-sila pancasila,sedangkan murid dengan tingkat kemampuan yang lebih tinggi pada lembar tugas mengerjakan tugas pada kelompok 1 dan 2. Tiga murid dari Setiap kelompok tampil ke depan sebagai perwakilan untuk melakukan Presentasi dari hasil diskusi bersama teman kelompoknya,setiap anak sangat antusias dan saling memberikan penghargaan dari hasil pemaparan kelompok lain. Murid pun sangat bangga karena dapat dengan mudah menyelesaikan tugas dengan sumber belajar yang mereka dapatkan dari media sosial dan secara tidak langsung setiap murid pun dapat membudayakan literasi dengan membaca secara detail materi yang ada di media sosial dan mengamati video yang telah mereka unduh.
Murid sangat senang selama mengikuti proses pembelajaran serta termotivasi belajar mandiri dengan menggunakan gawai yang mereka miliki,dengan pengalaman yang mereka miliki dalam mendownload dan mencari permainan games murid dapat dengan mudah mencari jawaban dari pelajaran yang mereka inginkan dan murid pun dapat melihat Video animasi pembelajaran yang lebih menarik dari youtube. Murid pun dapat berkolaborasi dengan baik dengan teman kelompoknya dengan saling membagi tugas sesuai dengan kemampuan yang dimiliki teman dalam kelompoknya. Mereka sadar bahwa buku pelajaran bukanlah satu-satunya sumber belajar yang dapat mendampingi mereka dalam belajar. Dengan HP ternyata lebih mudah mendapatkan materi yang kita inginkan hanya dengan mengetik kata atau kalimat sesuai kebutuhan belajar yang diinginkan. Sebagai guru saya tinggal mengarahkan dan mendampingi serta memantau murid dalam belajar dan yang masih membutuhkan bimbingan bahkan ada beberapa murid yang antusias mendampingi dan membimbing temannya dalam belajar.
Dengan mengoptimalkan penggunaan gawai murid, secara perlahan tidak terfokuskan lagi ke permainan games karna murid selalu bersemangat, bahkan mereka meminta PR untuk dikerjakan dirumah, respon orang tua murid pun sangat baik karena mereka dapat melihat anak tidak lagi banyak bermain games tapi menggunakan gawai mereka dalam belajar.
Saya sangat senang karena pelajaran yang sifatnya monoton dan membuat murid bosan kini telah teratasi,dengan strategi ini guru bertugas sebagai Fasilitator yang akan membimbing murid dalam belajar dan dapat menuntun murid agar dapat lebih cakap dalam penggunaan IPTEK dan belajar pun lebih bermakna.
Kemampuan dan kecakapan murid dalam penggunaan IT pun dapat lebih berkembang dengan memenuhi kodrat zamannya maka murid tidak akan kesulitan menghadapi perubahan di era globalisasi pada abad 21, metode ini dapat membantu saya dalam mewujudkan Propil Pelajar pancasila dan menciptakan merdeka belajar bagi murid saya di sekolah.
TERIMAKASIH

Jika Anda mengalami kendala dalam scrolling, scroll di luar dari area Live Chat yang berwarna hitam.