Murid menginginkan belajar yang lebih merdeka, dan hal tersebut dapat diwujudkan melalui pembelajaran berbasis proyek. Tetapi menjadi tantangannya adalah “apakah selaku guru kita mampu mewujudkan belajar yang merdeka?” Bila pembelajaran berbasis proyek diyakini dapat mewujudkan belajar yang merdeka, lantas projek seperti apa itu?
Dimulai dari diskusi masalah melalui pertanyaan pemantik, ada beberapa masalah yang didiskusikan antara lain; mulai lunturnya bahasa daerah dan pengaruhnya budaya luar terhadap kehidupan generasi sekarang. Diskusi kemudian difokuskan pada generasi Lembata yang lebih mencintai budaya luar dibanding budayanya sendiri. Dan yang disepakati bersama adalah menggali makna dan filosofi dari motif tenun ikat untuk diketahui generasi Lembata. Diskusi tersebut juga dibangun untuk memetakan aset (bergerak dan tak bergerak) yang dibutuhkan, termasuk tantangan apa yang akan dihadapi.
Dilajutkan dengan mendesain proyek. Karena terdapat beberapa etnis yang menghuni pulau Lembata, maka tentu perlu dikerucutkan motif dari etnis mana yang harus digali untuk diperkenalkan kepada generasi Lembata saat ini. Oleh karenanya dibutuhkan studi literasi untuk menentukan fokus penelitiannya. Dari studi literasi dari buku muatan lokal dan juga beberapa jurnal penelitian serta artikel online, diputuskan untuk menggali dari etnis Atadei (Aksi).
Selanjutnya membuat jadwal. Setelah menentukan fokus, TIM merancang jadwal yang menjadi bagian dari proposal penelitian, yang selanjutnya digunakan sebagai landasan dalam melakukan penelitian. Adapun jadwal yang disusun berdasarkan kalender pendidikan direncanakan sejak Juli s.d September 2023, dengan dimensi profil pelajar pancasila yang mau dituju sebagai nilai kebajikan.
Tahapan dilanjutkan dengan monitoring (penelitian), hingga pembelajaran yang didapatkan melalui kegiatan refleksi