Temu Pendidik Nusantara XII

Select Language

Memenuhi Kebutuhan Belajar Komputer Akuntansi (MYOB) Melalui Pembelajaran Berdeferensiasi

Praktik baik Sebelum Direvisi

[revisi_terbaru]

Elaborasi Praktik Baik

Memenuhi Kebutuhan Belajar Komputer Akuntansi (MYOB) Melalui Pembelajaran Berdeferensiasi

SMK Widjaya adalah sekolah tempat saya mengajar, mengabdi, dan bertugas sebagai seorang pendidik yang terletak di Kecamatan Ngoro Kabupaten Jombang. Sebagai sekolah menengah kejuruan, kami merupakan SMK Bisnis dan Manajemen yang memiliki dua program keahlian yaitu Akuntansi Keuangan dan Manajemen Perkantoran. Saya termasuk dalam deretan guru pengajar Akuntansi yaitu pada mata pelajaran komputer akuntansi.
Pada hakikatnya, jika kita ingin mudah belajar komputer maka sebaiknya sering menggunakan komputer. Namun, hal ini tidak dapat dilakukan oleh rata-rata peserta didik di sekolah saya. Rata-rata peserta didik saya tidak memiliki komputer ataupun laptop di rumahnya. Sehingga satu-satunya waktu mereka belajar komputer akuntansi hanyalah pada saat di sekolah. Saya menghadapi situasi dimana peserta didik akhirnya kurang termotivasi dalam belajar materi-materi komputer akuntansi sehingga merasa kesulitan untuk mengikuti instruksi saya.
Saya ingin mereka semua dapat berproses dan mengikuti instruksi langkah demi langkah saat harus memasukkan data-data transaksi dalam aplikasi komputer akuntansi yaitu MYOB. Harapannya semua peserta didik dapat memiliki kompetensi yang baik dan unggul saat nantinya bekerja sebagai staff keuangan ataupun staff administrasi
Untuk mengawali pembelajaran, saya melakukan terlebih dahulu asesmen diagnostik kognitif dan asesmen diagnostik non kognitif. Asesmen diagnostik kognitif dan non kognitif akan membantu saya untuk melihat dan menganalisa kemampuan belajar peserta didik yang dilihat dari kesiapan belajar secara intelektual dan secara sosial-emosional. Asesmen kognitif yang saya siapkan berupa liveworksheet yang mengajak peserta didik untuk menggunakan telepon genggam dan mengerjakan secara langsung analisa bukti transaksi. Alhamdulillah sebagian besar peserta didik memiliki telepon genggam. Sehingga dalam pelaksanaannya tidak terdapat kendala
Setelah itu saya lanjutkan dengan tes asesmen diagnostik non kognitif. Asesmen tersebut ternyata menimbulkan banyak pertanyaan dari peserta didik kepada saya. Mereka menanyakan kembali maksud dari pertanyaan yang ada pada asesmen tersebut, sebagai contoh adalah bagaimana jika mereka tidak memiliki motivasi untuk berangkat sekolah, maka pilihan jawaban mana yang harus dipilih. Sebagai info, ada butir pertanyaan mengenai hal tersebut di dalam asesmen yang saya buat. Pertanyaan-pertanyaan yang sekiranya mengandung perumpamaan dan atau merupakan sebuah keinginan sangat susah untuk mereka jawab. Sehingga hal ini bisa mengintepretasikan kesiapan belajar mereka untuk ke sekolah hanyalah untuk menggugurkan kewajiban. Bukan mencari pembelajaran yang bermakna dan bermanfaat bagi mereka.
Ada tes gaya belajar yang terdapat pada asesmen diagnostik non kognitif, namun Jaya murid saya di kelas XI Ak 2 tidak menganggap serius tes ini. Dia dengan sengaja ternyata melihat hasil jawaban milik temannya. “Jaya, ayo kerjakan sendiri tes gaya belajarnya. Tidak ada jawaban mutlak benar dan mutlak salah, ini tes sesuai kepribadian masing-masing” tegur saya kepada jaya. Namun tetap saja, jaya berusaha melihat jawaban milik temannya.
Saya ingin dalam tes asesmen ini bisa menunjukkan hasil yang sesuai dengan kebutuhan belajar peserta didik masing-masing. Hal ini terdengar mudah, namun pada saat melakukan tes asesmen diagnostik baik itu kognitif maupun non kognitif membutuhkan kondisi ruangan yang mendukung, seperti tempat duduk yang diatur tidak terlalu dekat atau bahkan 1 bangku meja 1 anak. Namun kegiatan tes tetap harus berlanjut di awal pembelaharan ini agar saya bisa segera menentukan media belajar apa yang cocok untuk saya terapkan.
Rizqi, siswa saya kelas XII pada saat pelaksanaan tes memilih jawaban yang sama abjad nya tanpa melihat pertanyaan yang diberikan. Hasil tes menunjukkan bahwa gaya belajarnya adalah visual karena lebih banyak menjawab huruf A. Sepertinya hal tersebut kurang sesuai jika berdasarkan pengamatan. Kebetulan untuk Rizqi dari orang tua nya saat pendaftaran sekolah telah menitipkan dan sekaligus mengingatkan kepada kami para guru agar bersabar menghadapi nya dikarenakan Rizqi memiliki tingkat kemampuan kognitif dibawah rata-rata teman-temannya. Oleh karenanya, saya terus berupaya mencari ide ide kreatif yang tepat yang dapat diberikan kepada semua peserta didik dengan melihat kebutuhan mereka. Jaya dan Rizqi merupakan gambaran kecil bahwa di dalam kelas terdapat siswa siswa yang membutuhkan perhatian khusus dan tidak bisa disamaratakan dengan kemampuan teman temannya yang lain.
Selain itu, tantangan lain selain gaya belajar yang berbeda beda yaitu tidak semua memiliki komputer atau laptop di rumahnya, sehingga pembelajaran secara menyeluruh hanya diperoleh di sekolah. Pada prinsipnya, seseorang bisa mengerjakan atau mahir dalam bidang komputerisasi adalah karena terbiasa dan sering praktik langsung. Sehingga sering saya merasa, anak anak kurang termotivasi saat belajar apalagi jika hanya penugasan melalui media lembar kerja siswa. Pada akhirnya saya harus bisa memaksimalkan pembelajaran saya baik itu di sekolah maupun di rumah anak anak sebagai bahan pengulangan. Bagaimana cara saya membuat media ajar yang bisa membantu mereka memahami tahap tahap pengerjaan komputerisasi data akuntansi. Maka pemilihan startegi pembelajaran Berdeferensiasi akan membantu mereka yang memiliki gaya belajar yang berbeda beda dan media belajar yang tidak mumpuni untuk memahami pembelajaran yang saya ajarkan.
Tahap awal untuk menerapkan strategi tersebut adalah Saya memulai dengan upgrade diri saya sendiri. Saya harus mampu dan menguasai model-model pembelajaran yang inovatif dan sesuai dengan karakteristik siswa, penggunaan media pembelajaran yang tepat/sesuai dengan materi, sehingga saya harus aktif mengikuti pelatihan-pelatihan secara mandiri, guna meningkatkan kemampuan diri menguasai model dan media pembelajaran khussusnya media pembelajaran berbasis teknologi. Pemilihan metode pembelajaran yang variatif sehingga peserta didik tertarik dan antusias dalam mengikuti pembelajaran.
Saya mulai dengan berkoordinasi dengan kepala sekolah , menyampaikan rencana Praktik baik dan media ajar TPACK dalam pembelajaran berdiferensiasi yang akan saya laksanakan di dalam kelas dengan menggunakan Aplikasi yang terintegrasi dengan akun belajar id yaitu google form untuk alat tes diagnostik, Canva dan quizizz untuk pemaparan teori, aplikasi tersedia di Lab komputer, modul tahapan tahapan bergambar untuk langkah pengerjaan MYOB, rekaman video tutorial, rekaman audio pembelajaran untuk pengulangan, dan jamboardjamboard sebagai media untuk melakukan refleksi pembelajaran yang disesuaikan dengan karakteristik Siswa, sehingga peserta didik lebih mengenal media yang ada dan di kolaborasikan dengan berbasis TPACK sehingga lebih mudah memahami materi yang di sampaikan.

Selain itu, tempat duduk di dalam Lab komputer saya petakan sesuai dengan gaya belajarnya. Saya bagi menjadi tiga bagian kelompok belajar yaitu visual, auditori, dan kinestetik. Saya juga Menggunakan model pembelajaran yang inovatif sesuai sintax nya, yang digunakan pada praktik baik ini yakni PBL (Problem Based Learning).
Dari gambaran proses persiapan dan aksi yang saya lakukan, ada 3 jenis deferensiasi konten dan proses yang saya berikan yaitu
Visual : diberikan gambar-gambar capture langkah langkah mengerjakan set-up maupun input bukti transaksi ke dalam MYOB Accounting. Gambar tersebut tertuang dalam modul MYOB yang saya buat sendiri.
Audio Visual : diberikan video tutorial pengerjaan set-up awal data MYOB dan input bukti transaksi
Kinestetik : wajib didampingi secara langsung saat melaksanakan praktik set-up data awal MYOB dan input data transakai
Saya juga harus memastikan bahwa setiap peserta didik memiliki kesempatan yang sama untuk menyimak gambar,vidio pembelajaran, praktik kongkrit dan berdiskusi mengenai topik materi di gambar,video pembelajaran sesuai dengan gaya belajarnya masing-masing.
[PERUBAHAN/PELAJARAN]
Berdasarkan praktik langsung atau praktik baik yang menggunakan pembelajaran Berdeferensiasi saya merasakan hasil yg efektif karena berjalan sesuai perencanaan yang didasari dengan media pembelajaran yang inovatif, peserta didik juga terlihat lebih antusias dan semangat siswa untuk mengikuti pembelajaran dan motivasi siswa untuk mencari tahu lebih lanjut mengenai topik materi yang diberikan. Meskipun mereka tidak memiliki komputer atau laptop di rumahnya namun dengan banyaknya media yang menunjang pembelajaran mereka, yang bisa mereka akses di telepon genggam maupun media cetak maka kemampuan kompetensi komputer akuntansi mereka mengalami perbaikan yang signifikan. Bahkan bagi beberapa anak yang memiliki laptop dengan senang hati belajar bersama berkelompok dengan mereka yng tidak memiliki laptop untuk saling memberikan arahan saat mengerjakan bukti transaksi akuntansi kedalam program MYOB Accounting.
Dampak lain bagi Peserta didik jika diberi kebebasan dalam belajar mereka dapat menemukan hal – hal baru dan dapat diaplikasikan sesuai dengan kompetensinya dalam kehidupan sehari – hari. Praktik dengan menggunakan peralatan dan bahan sekitar yang mampu dimiliki lebih disukai oleh peserta didik. Saya pun juga ikut termotivasi untuk harus terus berinovasi menerapkan pembelajaran yang berpusat pada peserta didik, menggunakan strategi pembelajaran yang tepat dan memanfaatkan teknologi yang ada. Jangan lupa, peserta didik juga memberikan hasil pemahaman mereka dalam bentuk produk berdeferensiasi
Argarini Rizqi A.P., S.E., S.Pd.,
Waka Sarpras – SMK Widjaya –
089676409993 [email protected]

Ig: @argarinirizqiayupradita

Jika Anda mengalami kendala dalam scrolling, scroll di luar dari area Live Chat yang berwarna hitam.