Temu Pendidik Nusantara XII

Select Language

MEMBUAT BUNGKUS BUMBU MI INSTAN YANG BISA DIMAKAN MELALUI PEMBELAJARAN STEM

Praktik baik Sebelum Direvisi

[revisi_terbaru]

Elaborasi Praktik Baik

MEMBUAT BUNGKUS BUMBU MI INSTAN YANG BISA DIMAKAN MELALUI PEMBELAJARAN STEM

AWAL (A)

Seorang guru harus terus belajar mengikuti perkembangan zaman. Kedudukan guru di sekolah masa kini mulai mengalami pergeseran, dari yang awalnya sebagai pusat informasi 100% bagi peserta didik menjadi fasilitator belajar bagi peserta didik. Pembelajaran masa kini dapat diakses dimanapun dan kapanpun, melalui berbagai sumber belajar baik yang berbayar maupuan gratis. Peserta didik yang dihadapi oleh guru di masa sekarang dituntut untuk dapat mencari solusi dari suatu permasalahan ketika mereka nantinya sudah masuk ke dunia kerja. Kreativitas, skill dan inovasi di zaman ini menjadi suatu urgensi yang wajib dimiliki setiap orang jika ingin menjadi yang terbaik dibidangnya.

Menurut program Trends in Internasional Mathemathics and Science Study (TIMSS) 2018, rata-rata nilai prestasi sains siswa Indonesia lebih rendah dari rata-rata internasional. Hal in menunjukkan bahwa kemampuan berpikir kritis siswa Indonesia masih rendah. Padahal ketika siswa sudah selesai dari masa pendidikannya ia akan terjun untuk mencari pekerjaan atau menciptakan lapangan pekerjaan dimasyarakat. Kondisi dilapangan saat ini membutuhkan tenaga kerja yang terampil, mampu memberikan solusi dari permasalahan, dan inovatif. Pendekatan STEM mengintegrasikan sains, teknologi, teknik dan matematika, sehingga memungkinkan siswa memahami pengetahuan secara komprehensif, meningkatkan minat siswa dalam sains dan teknologi, serta meningkatkan keterampilan pemecahan masalah. Karenanya penerapan pembelajaran STEM di sekolah menjadi penting sebagai salah satu alternatif untuk membiasakan siswa berpikir kritis, kreatif, inovatif, dan solutif.

TANTANGAN (T)

Kondisi siswa di SMP IT AL JAWAHIR saat ini belum memiliki daya nalar yang cukup baik. Mereka belum terbiasa untuk menemukan solusi dari permasalahan dan masih banyak yang belum berani tampil berbicara di depan kelas. Sebagai salah satu alternatif untuk mengatasi hal ini guru melaksanakan pembelajaran STEM terkait permasalahan lingkungan dalam mata Pelajaran IPA.

AKSI (A)

Pada pembelajaran ini siswa diorganisasi menjadi beberapa kelompok yang terdiri dari 4-5 orang. Rangkaian kegiatan pembelajaran STEM yang diterapkan pada siswa diawali dengan mengidentifikasi masalah berdasarkan video yang ditampilkan guru. Ada dua video yang ditampilkan yaitu video berjudul “Kemana Perjalanan Sampah Plastikmu Berakhir?” dilanjutkan dengan video berita viral twitter tentang sampah kemasan Indomie 19 tahun lalu yang masih belum terurai. Selain menampilkan video guru memberikan pertanyaan pematik dan pertanyaan yang dikembangkan berdasarkan jawaban siswa. Kemudian meminta siswa mengajukan solusi dari masalah yang dibahas. Berdasarkan permasalahan bungkus mie instan, siswa mencari solusi dengan mengidentifikasi setiap bagian dari kemasan POPMie yang dapat digunakan kembali dan mengetahui kegunaannya. Selanjutnya siswa ditugaskan untuk membaca bahan bacaan yang diberikan oleh guru tentang edible film. Kemudian masing-masing kelompok mendiskusikan komposisi dan takaran bahan yang akan digunakan untuk membuat edible film yang tahan minyak dan larut dalam air pada suhu 600C dalam waktu kurang dari 3 menit. Setelah dibuat dan dicetak, edible film dijemur di bawah sinar matahari. Kemudian pada hari yang berbeda dilakukan uji ketahanan terhadap minyak dengan cara melarutkan edible film dalam minyak. Sedangkan uji kelarutan dilakukan menggunakan air dengan suhu 600C yang dipanaskan menggunakan beaker glass di kelas. Hasil pengujian masing-masing sampel, di data dalam tabel spreadsheet. Kemudian data bahan-bahan beserta takaran yang digunakan dan sifat-sifat yang dihasilkan sampel dari semua kelompok dibandingkan untuk mendapatkan komposisi terbaik.

PERUBAHAN (P)

Setelah aksi dilaksanakan dapat terlihat bahwa melalui kegiatan di pembelajaran STEM siswa mampu bernalar ketika menentukan takaran-takaran bahan yang dibutuhkan untuk menemukan komposisi produk terbaik, serta dalam penarikan kesimpulan,  siswa mampu mengajukan opsi sebagai solusi dari permasalahan yang dimunculkan oleh guru melalui video yang dikaitkan dengan fakta yang terjadi dikehidupan sehari-hari, dan berani tampi didepan kelas melalui kegiatan presentasi hasil produk kelompoknya.

 

Jika Anda mengalami kendala dalam scrolling, scroll di luar dari area Live Chat yang berwarna hitam.