Lipat Seni ini sangat bermakna bagi anak usia dini karena mengandung pembelajaran yang menarik dan menyenangkan
Lipat Seni ini sangat bermakna bagi anak usia dini karena mengandung pembelajaran yang menarik dan menyenangkan
Dari hasil penelitian,pengamatan, dan melihat karakteristik sosial peserta didik yang kebanyakan berasal dari keluarga serta lingkungan perumahan yang kurangnya kesadaran, kepedulian terhadap lingkungan sekitar dan sesama manusia khususnya kaum duafa. Karena kepedulian sejak dini sangat berpengaruh sekali pada tumbuh kembang murid, karena kepedulian juga termasuk salah satu pendidikan karakter murid. Setelah melakukan pengamatan tersebut, maka muncul ide praktik baik atau inovasi kami yaitu LIPAT SENI/ Peduli Empati Sejak Dini,yang menanmkan kepedulian,cinta kasih terhadap sesama khusunya kaum duafa, dan inovasi ini sangat berdampak sekali pada peserta didik.Dalam penerapan Inovasi ini juga memberikan pengalaman pembelajaran secara tidak langsung yang sesuai dengan Capaian Pembelajaran fase Fondasi yaitu Nilai Agama dan Budi Pekerti, Jati Diri,Dasar-Dasar Literasi dan Steam.
Dalam hal melaksanakan “LIPAT SENI” (Peduli Empati Sejak Dini), penerapan pembelajaran yang menanamkan kepedulian bukan tanpa hambatan. Beberapa tantangan diantaranya rasa kekhawatiran yang pertama yaitu murid-murid lupa membawa uang koin setiap hari minimal Rp.500,00 dan kekhawatiran yang ke dua kurangnya kerjasama dan kesadaran orangtua, mereka sangat berperan membantu lancarnya atau suksesnya praktik baik ini,yaitu lupa membuatkan celengan anak yang dibuat oleh orangtua dari bahan bekas yang dihias dan diberi nama dari rumah, dan tantangan yang ke tiga yaitu anak-anak masih belum bisa menghitung jumlah uang dengan nominal yang banyak dan menyebutkan berapa jumlah atau besaran uang Lipat Seni yang didapat.Dari kekhawatiran dan kejadian ini dapat saya atasi dengan memberikan buku penghubung sebagai pemberitahuan mengingatkan atau juga melalui whatshap grup walimurid, dan juga saya bekerjasama dengan paguyuban untuk membantu dan mendampingi anak-anak dalam menghitung uang hasil Lipat Seni.
Beberapa aksi nyata atau tindakan yang dilakukan untuk mnyelenggarakan Praktik baik tersebut antara lain:
a.Kesiapan /istiqomah bersodaqoh
b.Minat peserta didik
c.Tanggung jawab
d.Capaian Pembelajaran ( 3 Elemen)
Hasil yang dicapai melalui penerapan pembelajaran praktik baik Lipat Seni sangat terlihat jelas, hal ini terlihat murid-murid konsisten membawa uang Lipat Seni, setiap harinya secara rutin, bahkan hampir semua anak membawa uang Lipat Seni lebih dari Rp.500,00, dengan alasan kalau bawa uang lipat seninya sedikit maka bunyi kaleng pelan dan sebaliknya, dan juga murid-murid berpendapat berodaqoh itu perbuatan yang baik, Implementasi Lipat Seni ini yang diterapkan yaitu penanaman pembelajaran Literasi, Numerasi, Motivasi, Karakter dan Capain Pembelajaran fase fondasi yaitu Nilai agama dan Budi Pekerti, Jati Diri, Dasar-dasar Literasi dan Steam. Lipat Seni juga memberikan inspirasi pemanfaatan lingkungan sekitar sebagai sarana dan media pembelajaran yang aman, nyaman dan menyenangkan.
Dari hasil refleksi yang dilakukan oleh murid-murid usia dini menyatakan mereka bahagia dan nyaman. Peserta didik juga perlu dimotivasi terus rasa ingin tahunya lewat berbagai pembelajaran atau inovasi yang menarik, sehingga banyak pengalaman belajar dan penanaman karakter sejak dini.Begitu juga dengan guru harus bisa menghargai murid dengan kekurangan atau kelebihan tanpa membedakan status sosial keluarga.
Dari hasil penelitian,pengamatan, dan melihat karakteristik sosial peserta didik yang kebanyakan berasal dari keluarga serta lingkungan perumahan yang kurangnya kesadaran, kepedulian terhadap lingkungan sekitar dan sesama manusia khususnya kaum duafa. Karena kepedulian sejak dini sangat berpengaruh sekali pada tumbuh kembang murid, karena kepedulian juga termasuk salah satu pendidikan karakter murid. Setelah melakukan pengamatan tersebut, maka muncul ide praktik baik atau inovasi kami yaitu LIPAT SENI/ Peduli Empati Sejak Dini,yang menanmkan kepedulian,cinta kasih terhadap sesama khusunya kaum duafa, dan inovasi ini sangat berdampak sekali pada peserta didik.Dalam penerapan Inovasi ini juga memberikan pengalaman pembelajaran secara tidak langsung yang sesuai dengan Capaian Pembelajaran fase Fondasi yaitu Nilai Agama dan Budi Pekerti, Jati Diri,Dasar-Dasar Literasi dan Steam
Dalam hal melaksanakan “LIPAT SENI” (Peduli Empati Sejak Dini), penerapan pembelajaran yang menanamkan kepedulian bukan tanpa hambatan. Beberapa tantangan diantaranya rasa kekhawatiran yang pertama yaitu murid-murid lupa membawa uang koin setiap hari minimal Rp.500,00 dan kekhawatiran yang ke dua kurangnya kerjasama dan kesadaran orangtua, mereka sangat berperan membantu lancarnya atau suksesnya praktik baik ini,yaitu lupa membuatkan celengan anak yang dibuat oleh orangtua dari bahan bekas yang dihias dan diberi nama dari rumah, dan tantangan yang ke tiga yaitu anak-anak masih belum bisa menghitung jumlah uang dengan nominal yang banyak dan menyebutkan berapa jumlah atau besaran uang Lipat Seni yang didapat.Dari kekhawatiran dan kejadian ini dapat saya atasi dengan memberikan buku penghubung sebagai pemberitahuan mengingatkan atau juga melalui whatshap grup walimurid, dan juga saya bekerjasama dengan paguyuban untuk membantu dan mendampingi anak-anak dalam menghitung uang hasil Lipat Seni.
Beberapa aksi nyata atau tindakan yang dilakukan untuk mnyelenggarakan Praktik baik tersebut antara lain:
a.Kesiapan /istiqomah bersodaqoh
b.Minat peserta didik
c.Tanggung jawab
d.Capaian Pembelajaran ( 3 Elemen)
Hasil yang dicapai melalui penerapan pembelajaran praktik baik Lipat Seni sangat terlihat jelas, hal ini terlihat murid-murid konsisten membawa uang Lipat Seni, setiap harinya secara rutin, bahkan hampir semua anak membawa uang Lipat Seni lebih dari Rp.500,00, dengan alasan kalau bawa uang lipat seninya sedikit maka bunyi kaleng pelan dan sebaliknya, dan juga murid-murid berpendapat berodaqoh itu perbuatan yang baik, Implementasi Lipat Seni ini yang diterapkan yaitu penanaman pembelajaran Literasi, Numerasi, Motivasi, Karakter dan Capain Pembelajaran fase fondasi yaitu Nilai agama dan Budi Pekerti, Jati Diri, Dasar-dasar Literasi dan Steam. Lipat Seni juga memberikan inspirasi pemanfaatan lingkungan sekitar sebagai sarana dan media pembelajaran yang aman, nyaman dan menyenangkan.
Dari hasil refleksi yang dilakukan oleh murid-murid usia dini menyatakan mereka bahagia dan nyaman. Peserta didik juga perlu dimotivasi terus rasa ingin tahunya lewat berbagai pembelajaran atau inovasi yang menarik, sehingga banyak pengalaman belajar dan penanaman karakter sejak dini.Begitu juga dengan guru harus bisa menghargai murid dengan kekurangan atau kelebihan tanpa membedakan status sosial keluarga.
Lipat Seni ini sangat bermakna bagi anak usia dini karena mengandung pembelajaran yang menarik dan menyenangkan
Dari hasil penelitian,pengamatan, dan melihat karakteristik sosial peserta didik yang kebanyakan berasal dari keluarga serta lingkungan perumahan yang kurangnya kesadaran, kepedulian terhadap lingkungan sekitar dan sesama manusia khususnya kaum duafa. Karena kepedulian sejak dini sangat berpengaruh sekali pada tumbuh kembang murid, karena kepedulian juga termasuk salah satu pendidikan karakter murid. Setelah melakukan pengamatan tersebut, maka muncul ide praktik baik atau inovasi kami yaitu LIPAT SENI/ Peduli Empati Sejak Dini,yang menanmkan kepedulian,cinta kasih terhadap sesama khusunya kaum duafa, dan inovasi ini sangat berdampak sekali pada peserta didik.Dalam penerapan Inovasi ini juga memberikan pengalaman pembelajaran secara tidak langsung yang sesuai dengan Capaian Pembelajaran fase Fondasi yaitu Nilai Agama dan Budi Pekerti, Jati Diri,Dasar-Dasar Literasi dan Steam.
Dalam hal melaksanakan “LIPAT SENI” (Peduli Empati Sejak Dini), penerapan pembelajaran yang menanamkan kepedulian bukan tanpa hambatan. Beberapa tantangan diantaranya rasa kekhawatiran yang pertama yaitu murid-murid lupa membawa uang koin setiap hari minimal Rp.500,00 dan kekhawatiran yang ke dua kurangnya kerjasama dan kesadaran orangtua, mereka sangat berperan membantu lancarnya atau suksesnya praktik baik ini,yaitu lupa membuatkan celengan anak yang dibuat oleh orangtua dari bahan bekas yang dihias dan diberi nama dari rumah, dan tantangan yang ke tiga yaitu anak-anak masih belum bisa menghitung jumlah uang dengan nominal yang banyak dan menyebutkan berapa jumlah atau besaran uang Lipat Seni yang didapat.Dari kekhawatiran dan kejadian ini dapat saya atasi dengan memberikan buku penghubung sebagai pemberitahuan mengingatkan atau juga melalui whatshap grup walimurid, dan juga saya bekerjasama dengan paguyuban untuk membantu dan mendampingi anak-anak dalam menghitung uang hasil Lipat Seni.
Beberapa aksi nyata atau tindakan yang dilakukan untuk mnyelenggarakan Praktik baik tersebut antara lain:
a.Kesiapan /istiqomah bersodaqoh
b.Minat peserta didik
c.Tanggung jawab
d.Capaian Pembelajaran ( 3 Elemen)
Hasil yang dicapai melalui penerapan pembelajaran praktik baik Lipat Seni sangat terlihat jelas, hal ini terlihat murid-murid konsisten membawa uang Lipat Seni, setiap harinya secara rutin, bahkan hampir semua anak membawa uang Lipat Seni lebih dari Rp.500,00, dengan alasan kalau bawa uang lipat seninya sedikit maka bunyi kaleng pelan dan sebaliknya, dan juga murid-murid berpendapat berodaqoh itu perbuatan yang baik, Implementasi Lipat Seni ini yang diterapkan yaitu penanaman pembelajaran Literasi, Numerasi, Motivasi, Karakter dan Capain Pembelajaran fase fondasi yaitu Nilai agama dan Budi Pekerti, Jati Diri, Dasar-dasar Literasi dan Steam. Lipat Seni juga memberikan inspirasi pemanfaatan lingkungan sekitar sebagai sarana dan media pembelajaran yang aman, nyaman dan menyenangkan.
Dari hasil refleksi yang dilakukan oleh murid-murid usia dini menyatakan mereka bahagia dan nyaman. Peserta didik juga perlu dimotivasi terus rasa ingin tahunya lewat berbagai pembelajaran atau inovasi yang menarik, sehingga banyak pengalaman belajar dan penanaman karakter sejak dini.Begitu juga dengan guru harus bisa menghargai murid dengan kekurangan atau kelebihan tanpa membedakan status sosial keluarga.
Dari hasil penelitian,pengamatan, dan melihat karakteristik sosial peserta didik yang kebanyakan berasal dari keluarga serta lingkungan perumahan yang kurangnya kesadaran, kepedulian terhadap lingkungan sekitar dan sesama manusia khususnya kaum duafa. Karena kepedulian sejak dini sangat berpengaruh sekali pada tumbuh kembang murid, karena kepedulian juga termasuk salah satu pendidikan karakter murid. Setelah melakukan pengamatan tersebut, maka muncul ide praktik baik atau inovasi kami yaitu LIPAT SENI/ Peduli Empati Sejak Dini,yang menanmkan kepedulian,cinta kasih terhadap sesama khusunya kaum duafa, dan inovasi ini sangat berdampak sekali pada peserta didik.Dalam penerapan Inovasi ini juga memberikan pengalaman pembelajaran secara tidak langsung yang sesuai dengan Capaian Pembelajaran fase Fondasi yaitu Nilai Agama dan Budi Pekerti, Jati Diri,Dasar-Dasar Literasi dan Steam
Dalam hal melaksanakan “LIPAT SENI” (Peduli Empati Sejak Dini), penerapan pembelajaran yang menanamkan kepedulian bukan tanpa hambatan. Beberapa tantangan diantaranya rasa kekhawatiran yang pertama yaitu murid-murid lupa membawa uang koin setiap hari minimal Rp.500,00 dan kekhawatiran yang ke dua kurangnya kerjasama dan kesadaran orangtua, mereka sangat berperan membantu lancarnya atau suksesnya praktik baik ini,yaitu lupa membuatkan celengan anak yang dibuat oleh orangtua dari bahan bekas yang dihias dan diberi nama dari rumah, dan tantangan yang ke tiga yaitu anak-anak masih belum bisa menghitung jumlah uang dengan nominal yang banyak dan menyebutkan berapa jumlah atau besaran uang Lipat Seni yang didapat.Dari kekhawatiran dan kejadian ini dapat saya atasi dengan memberikan buku penghubung sebagai pemberitahuan mengingatkan atau juga melalui whatshap grup walimurid, dan juga saya bekerjasama dengan paguyuban untuk membantu dan mendampingi anak-anak dalam menghitung uang hasil Lipat Seni.
Beberapa aksi nyata atau tindakan yang dilakukan untuk mnyelenggarakan Praktik baik tersebut antara lain:
a.Kesiapan /istiqomah bersodaqoh
b.Minat peserta didik
c.Tanggung jawab
d.Capaian Pembelajaran ( 3 Elemen)
Hasil yang dicapai melalui penerapan pembelajaran praktik baik Lipat Seni sangat terlihat jelas, hal ini terlihat murid-murid konsisten membawa uang Lipat Seni, setiap harinya secara rutin, bahkan hampir semua anak membawa uang Lipat Seni lebih dari Rp.500,00, dengan alasan kalau bawa uang lipat seninya sedikit maka bunyi kaleng pelan dan sebaliknya, dan juga murid-murid berpendapat berodaqoh itu perbuatan yang baik, Implementasi Lipat Seni ini yang diterapkan yaitu penanaman pembelajaran Literasi, Numerasi, Motivasi, Karakter dan Capain Pembelajaran fase fondasi yaitu Nilai agama dan Budi Pekerti, Jati Diri, Dasar-dasar Literasi dan Steam. Lipat Seni juga memberikan inspirasi pemanfaatan lingkungan sekitar sebagai sarana dan media pembelajaran yang aman, nyaman dan menyenangkan.
Dari hasil refleksi yang dilakukan oleh murid-murid usia dini menyatakan mereka bahagia dan nyaman. Peserta didik juga perlu dimotivasi terus rasa ingin tahunya lewat berbagai pembelajaran atau inovasi yang menarik, sehingga banyak pengalaman belajar dan penanaman karakter sejak dini.Begitu juga dengan guru harus bisa menghargai murid dengan kekurangan atau kelebihan tanpa membedakan status sosial keluarga.
Praktik baik Sebelum Direvisi
Elaborasi Praktik Baik
Dari hasil penelitian,pengamatan, dan melihat karakteristik sosial peserta didik yang kebanyakan berasal dari keluarga serta lingkungan perumahan yang kurangnya kesadaran, kepedulian terhadap lingkungan sekitar dan sesama manusia khususnya kaum duafa. Karena kepedulian sejak dini sangat berpengaruh sekali pada tumbuh kembang murid, karena kepedulian juga termasuk salah satu pendidikan karakter murid. Setelah melakukan pengamatan tersebut, maka muncul ide praktik baik atau inovasi kami yaitu LIPAT SENI/ Peduli Empati Sejak Dini,yang menanmkan kepedulian,cinta kasih terhadap sesama khusunya kaum duafa, dan inovasi ini sangat berdampak sekali pada peserta didik.Dalam penerapan Inovasi ini juga memberikan pengalaman pembelajaran secara tidak langsung yang sesuai dengan Capaian Pembelajaran fase Fondasi yaitu Nilai Agama dan Budi Pekerti, Jati Diri,Dasar-Dasar Literasi dan Steam.
Dalam hal melaksanakan “LIPAT SENI” (Peduli Empati Sejak Dini), penerapan pembelajaran yang menanamkan kepedulian bukan tanpa hambatan. Beberapa tantangan diantaranya rasa kekhawatiran yang pertama yaitu murid-murid lupa membawa uang koin setiap hari minimal Rp.500,00 dan kekhawatiran yang ke dua kurangnya kerjasama dan kesadaran orangtua, mereka sangat berperan membantu lancarnya atau suksesnya praktik baik ini,yaitu lupa membuatkan celengan anak yang dibuat oleh orangtua dari bahan bekas yang dihias dan diberi nama dari rumah, dan tantangan yang ke tiga yaitu anak-anak masih belum bisa menghitung jumlah uang dengan nominal yang banyak dan menyebutkan berapa jumlah atau besaran uang Lipat Seni yang didapat.Dari kekhawatiran dan kejadian ini dapat saya atasi dengan memberikan buku penghubung sebagai pemberitahuan mengingatkan atau juga melalui whatshap grup walimurid, dan juga saya bekerjasama dengan paguyuban untuk membantu dan mendampingi anak-anak dalam menghitung uang hasil Lipat Seni.
Beberapa aksi nyata atau tindakan yang dilakukan untuk mnyelenggarakan Praktik baik tersebut antara lain:
a.Kesiapan /istiqomah bersodaqoh
b.Minat peserta didik
c.Tanggung jawab
d.Capaian Pembelajaran ( 3 Elemen)
Hasil yang dicapai melalui penerapan pembelajaran praktik baik Lipat Seni sangat terlihat jelas, hal ini terlihat murid-murid konsisten membawa uang Lipat Seni, setiap harinya secara rutin, bahkan hampir semua anak membawa uang Lipat Seni lebih dari Rp.500,00, dengan alasan kalau bawa uang lipat seninya sedikit maka bunyi kaleng pelan dan sebaliknya, dan juga murid-murid berpendapat berodaqoh itu perbuatan yang baik, Implementasi Lipat Seni ini yang diterapkan yaitu penanaman pembelajaran Literasi, Numerasi, Motivasi, Karakter dan Capain Pembelajaran fase fondasi yaitu Nilai agama dan Budi Pekerti, Jati Diri, Dasar-dasar Literasi dan Steam. Lipat Seni juga memberikan inspirasi pemanfaatan lingkungan sekitar sebagai sarana dan media pembelajaran yang aman, nyaman dan menyenangkan.
Dari hasil refleksi yang dilakukan oleh murid-murid usia dini menyatakan mereka bahagia dan nyaman. Peserta didik juga perlu dimotivasi terus rasa ingin tahunya lewat berbagai pembelajaran atau inovasi yang menarik, sehingga banyak pengalaman belajar dan penanaman karakter sejak dini.Begitu juga dengan guru harus bisa menghargai murid dengan kekurangan atau kelebihan tanpa membedakan status sosial keluarga.
Dari hasil penelitian,pengamatan, dan melihat karakteristik sosial peserta didik yang kebanyakan berasal dari keluarga serta lingkungan perumahan yang kurangnya kesadaran, kepedulian terhadap lingkungan sekitar dan sesama manusia khususnya kaum duafa. Karena kepedulian sejak dini sangat berpengaruh sekali pada tumbuh kembang murid, karena kepedulian juga termasuk salah satu pendidikan karakter murid. Setelah melakukan pengamatan tersebut, maka muncul ide praktik baik atau inovasi kami yaitu LIPAT SENI/ Peduli Empati Sejak Dini,yang menanmkan kepedulian,cinta kasih terhadap sesama khusunya kaum duafa, dan inovasi ini sangat berdampak sekali pada peserta didik.Dalam penerapan Inovasi ini juga memberikan pengalaman pembelajaran secara tidak langsung yang sesuai dengan Capaian Pembelajaran fase Fondasi yaitu Nilai Agama dan Budi Pekerti, Jati Diri,Dasar-Dasar Literasi dan Steam
Dalam hal melaksanakan “LIPAT SENI” (Peduli Empati Sejak Dini), penerapan pembelajaran yang menanamkan kepedulian bukan tanpa hambatan. Beberapa tantangan diantaranya rasa kekhawatiran yang pertama yaitu murid-murid lupa membawa uang koin setiap hari minimal Rp.500,00 dan kekhawatiran yang ke dua kurangnya kerjasama dan kesadaran orangtua, mereka sangat berperan membantu lancarnya atau suksesnya praktik baik ini,yaitu lupa membuatkan celengan anak yang dibuat oleh orangtua dari bahan bekas yang dihias dan diberi nama dari rumah, dan tantangan yang ke tiga yaitu anak-anak masih belum bisa menghitung jumlah uang dengan nominal yang banyak dan menyebutkan berapa jumlah atau besaran uang Lipat Seni yang didapat.Dari kekhawatiran dan kejadian ini dapat saya atasi dengan memberikan buku penghubung sebagai pemberitahuan mengingatkan atau juga melalui whatshap grup walimurid, dan juga saya bekerjasama dengan paguyuban untuk membantu dan mendampingi anak-anak dalam menghitung uang hasil Lipat Seni.
Beberapa aksi nyata atau tindakan yang dilakukan untuk mnyelenggarakan Praktik baik tersebut antara lain:
a.Kesiapan /istiqomah bersodaqoh
b.Minat peserta didik
c.Tanggung jawab
d.Capaian Pembelajaran ( 3 Elemen)
Hasil yang dicapai melalui penerapan pembelajaran praktik baik Lipat Seni sangat terlihat jelas, hal ini terlihat murid-murid konsisten membawa uang Lipat Seni, setiap harinya secara rutin, bahkan hampir semua anak membawa uang Lipat Seni lebih dari Rp.500,00, dengan alasan kalau bawa uang lipat seninya sedikit maka bunyi kaleng pelan dan sebaliknya, dan juga murid-murid berpendapat berodaqoh itu perbuatan yang baik, Implementasi Lipat Seni ini yang diterapkan yaitu penanaman pembelajaran Literasi, Numerasi, Motivasi, Karakter dan Capain Pembelajaran fase fondasi yaitu Nilai agama dan Budi Pekerti, Jati Diri, Dasar-dasar Literasi dan Steam. Lipat Seni juga memberikan inspirasi pemanfaatan lingkungan sekitar sebagai sarana dan media pembelajaran yang aman, nyaman dan menyenangkan.
Dari hasil refleksi yang dilakukan oleh murid-murid usia dini menyatakan mereka bahagia dan nyaman. Peserta didik juga perlu dimotivasi terus rasa ingin tahunya lewat berbagai pembelajaran atau inovasi yang menarik, sehingga banyak pengalaman belajar dan penanaman karakter sejak dini.Begitu juga dengan guru harus bisa menghargai murid dengan kekurangan atau kelebihan tanpa membedakan status sosial keluarga.
Jika Anda mengalami kendala dalam scrolling, scroll di luar dari area Live Chat yang berwarna hitam.