Temu Pendidik Nusantara XII

Select Language

LIPAT SENI ( PEDULI EMPATI SEJAK DINI )

Praktik baik Sebelum Direvisi

[revisi_terbaru]

Elaborasi Praktik Baik

 

Dari hasil penelitian,pengamatan, dan melihat karakteristik sosial peserta didik yang kebanyakan berasal dari keluarga serta lingkungan perumahan yang kurangnya kesadaran, kepedulian terhadap lingkungan sekitar dan sesama manusia khususnya kaum duafa. Karena kepedulian sejak dini sangat berpengaruh sekali pada tumbuh kembang murid, karena kepedulian juga termasuk salah satu pendidikan karakter murid. Setelah melakukan pengamatan tersebut, maka muncul ide praktik baik atau inovasi kami yaitu LIPAT SENI/ Peduli Empati Sejak Dini,yang menanmkan kepedulian,cinta kasih terhadap sesama khusunya kaum duafa, dan inovasi ini sangat berdampak sekali pada peserta didik.Dalam penerapan Inovasi ini juga memberikan pengalaman pembelajaran secara tidak langsung yang sesuai dengan Capaian Pembelajaran fase Fondasi yaitu Nilai Agama dan Budi Pekerti, Jati Diri,Dasar-Dasar Literasi dan Steam.

           Dalam hal melaksanakan “LIPAT SENI” (Peduli Empati Sejak Dini), penerapan pembelajaran yang menanamkan kepedulian bukan tanpa hambatan. Beberapa tantangan diantaranya rasa kekhawatiran yang pertama yaitu murid-murid lupa membawa uang koin setiap hari minimal Rp.500,00 dan kekhawatiran yang ke dua kurangnya kerjasama dan kesadaran orangtua, mereka sangat berperan membantu lancarnya atau suksesnya praktik baik ini,yaitu lupa membuatkan celengan anak yang dibuat oleh orangtua dari bahan bekas yang dihias dan diberi nama dari rumah, dan tantangan yang ke tiga yaitu anak-anak masih belum bisa menghitung jumlah uang dengan nominal yang banyak dan menyebutkan berapa jumlah atau besaran uang Lipat Seni yang didapat.Dari kekhawatiran dan kejadian ini dapat saya atasi dengan memberikan buku penghubung sebagai pemberitahuan mengingatkan atau juga melalui whatshap grup walimurid, dan juga saya bekerjasama dengan paguyuban untuk membantu dan mendampingi anak-anak dalam menghitung uang hasil Lipat Seni.

 Beberapa aksi nyata atau tindakan yang dilakukan untuk mnyelenggarakan Praktik baik tersebut antara lain:

  1. Melakukan koordinasi dengan komite,kepala sekolah dan rekan guru terkait program praktik baik yang akan dilaksanakan.
  2. Bersama Kepala Sekolah serta rekan guru melakukan pemetaan mengkategorikan pembelajaran kepedulian peserta didik dari 4 aspek

a.Kesiapan /istiqomah bersodaqoh

b.Minat peserta didik

c.Tanggung jawab

d.Capaian Pembelajaran ( 3 Elemen)

  1. Membuat SK.panitia untuk kegiatan pembelajaran praktik baik yaitu LIPAT SENI.
  2. Berdiskusi dengan Kepala Sekolah dan rekan guru membuat perencanaan inovasi/praktik baik dengan nama “Lipat Seni” serta menentukan tujuan yang didapat dari praktik baik tersebut.
  3. Menata lingkungan praktik baik yang mudah dijangkau anak/peserta didik
  4. Menyiapkan alat media berupa celengan dari bahan bekas yang dibuat orangtua dirumah dan diberi nama.
  5. Melaksanakan Lipat Seni setiap hari selama 3 bulan.
  6. Diakhir setelah berjalan 3 bulan, kami mengajak anak-anak membuka, menyusun,menghitung hasil lipat seni yang didampingi dan di bantu oleh paguyuban.
  7. Menganggarkan berbentuk apa saja yang dibagikan kepada kaum duafa atau yatim piatu.
  8. Menentukan kegiatan pembelajaran di tempat yang dikunjungi.
  9. Menentukan tempat penyaluran hasil Lipat Seni.
  10. Mengajukan surat izin berkunjung kepada tokoh masyarakat setempat.

 

Hasil yang dicapai melalui penerapan pembelajaran praktik baik Lipat Seni sangat terlihat jelas, hal ini terlihat murid-murid konsisten membawa uang Lipat Seni, setiap harinya secara rutin, bahkan hampir semua anak membawa uang Lipat Seni lebih dari Rp.500,00, dengan alasan kalau bawa uang lipat seninya sedikit maka bunyi kaleng pelan dan sebaliknya, dan juga murid-murid berpendapat berodaqoh itu perbuatan yang baik, Implementasi Lipat Seni ini yang diterapkan yaitu penanaman pembelajaran Literasi, Numerasi, Motivasi, Karakter dan Capain Pembelajaran fase fondasi yaitu Nilai agama dan Budi Pekerti, Jati Diri, Dasar-dasar Literasi dan Steam. Lipat Seni juga memberikan inspirasi pemanfaatan lingkungan sekitar sebagai sarana dan media pembelajaran yang aman, nyaman dan menyenangkan.

Dari hasil refleksi yang dilakukan oleh murid-murid usia dini menyatakan mereka bahagia dan nyaman. Peserta didik juga perlu dimotivasi terus rasa ingin tahunya lewat berbagai pembelajaran atau inovasi yang menarik, sehingga banyak pengalaman belajar dan penanaman karakter sejak dini.Begitu juga dengan guru harus bisa menghargai murid dengan kekurangan atau kelebihan tanpa membedakan status sosial keluarga.

Dari hasil penelitian,pengamatan, dan melihat karakteristik sosial peserta didik yang kebanyakan berasal dari keluarga serta lingkungan perumahan yang kurangnya kesadaran, kepedulian terhadap lingkungan sekitar dan sesama manusia khususnya kaum duafa. Karena kepedulian sejak dini sangat berpengaruh sekali pada tumbuh kembang murid, karena kepedulian juga termasuk salah satu pendidikan karakter murid. Setelah melakukan pengamatan tersebut, maka muncul ide praktik baik atau inovasi kami yaitu LIPAT SENI/ Peduli Empati Sejak Dini,yang menanmkan kepedulian,cinta kasih terhadap sesama khusunya kaum duafa, dan inovasi ini sangat berdampak sekali pada peserta didik.Dalam penerapan Inovasi ini juga memberikan pengalaman pembelajaran secara tidak langsung yang sesuai dengan Capaian Pembelajaran fase Fondasi yaitu Nilai Agama dan Budi Pekerti, Jati Diri,Dasar-Dasar Literasi dan Steam

Dalam hal melaksanakan “LIPAT SENI” (Peduli Empati Sejak Dini), penerapan pembelajaran yang menanamkan kepedulian bukan tanpa hambatan. Beberapa tantangan diantaranya rasa kekhawatiran yang pertama yaitu murid-murid lupa membawa uang koin setiap hari minimal Rp.500,00 dan kekhawatiran yang ke dua kurangnya kerjasama dan kesadaran orangtua, mereka sangat berperan membantu lancarnya atau suksesnya praktik baik ini,yaitu lupa membuatkan celengan anak yang dibuat oleh orangtua dari bahan bekas yang dihias dan diberi nama dari rumah, dan tantangan yang ke tiga yaitu anak-anak masih belum bisa menghitung jumlah uang dengan nominal yang banyak dan menyebutkan berapa jumlah atau besaran uang Lipat Seni yang didapat.Dari kekhawatiran dan kejadian ini dapat saya atasi dengan memberikan buku penghubung sebagai pemberitahuan mengingatkan atau juga melalui whatshap grup walimurid, dan juga saya bekerjasama dengan paguyuban untuk membantu dan mendampingi anak-anak dalam menghitung uang hasil Lipat Seni.

 

   Beberapa aksi nyata atau tindakan yang dilakukan untuk mnyelenggarakan Praktik baik tersebut antara lain:

  1. Melakukan koordinasi dengan komite,kepala sekolah dan rekan guru terkait program praktik baik yang akan dilaksanakan.
  2. Bersama Kepala Sekolah serta rekan guru melakukan pemetaan mengkategorikan pembelajaran kepedulian peserta didik dari 4 aspek

a.Kesiapan /istiqomah bersodaqoh

b.Minat peserta didik

c.Tanggung jawab

d.Capaian Pembelajaran ( 3 Elemen)

  1. Membuat SK.panitia untuk kegiatan pembelajaran praktik baik yaitu LIPAT SENI.
  2. Berdiskusi dengan Kepala Sekolah dan rekan guru membuat perencanaan inovasi/praktik baik dengan nama “Lipat Seni” serta menentukan tujuan yang didapat dari praktik baik tersebut.
  3. Menata lingkungan praktik baik yang mudah dijangkau anak/peserta didik
  4. Menyiapkan alat media berupa celengan dari bahan bekas yang dibuat orangtua dirumah dan diberi nama.
  5. Melaksanakan Lipat Seni setiap hari selama 3 bulan.
  6. Diakhir setelah berjalan 3 bulan, kami mengajak anak-anak membuka, menyusun,menghitung hasil lipat seni yang didampingi dan di bantu oleh paguyuban.
  7. Menganggarkan berbentuk apa saja yang dibagikan kepada kaum duafa atau yatim piatu.
  8. Menentukan kegiatan pembelajaran di tempat yang dikunjungi.
  9. Menentukan tempat penyaluran hasil Lipat Seni.
  10. Mengajukan surat izin berkunjung kepada tokoh masyarakat setempat.

 

Hasil yang dicapai melalui penerapan pembelajaran praktik baik Lipat Seni sangat terlihat jelas, hal ini terlihat murid-murid konsisten membawa uang Lipat Seni, setiap harinya secara rutin, bahkan hampir semua anak membawa uang Lipat Seni lebih dari Rp.500,00, dengan alasan kalau bawa uang lipat seninya sedikit maka bunyi kaleng pelan dan sebaliknya, dan juga murid-murid berpendapat berodaqoh itu perbuatan yang baik, Implementasi Lipat Seni ini yang diterapkan yaitu penanaman pembelajaran Literasi, Numerasi, Motivasi, Karakter dan Capain Pembelajaran fase fondasi yaitu Nilai agama dan Budi Pekerti, Jati Diri, Dasar-dasar Literasi dan Steam. Lipat Seni juga memberikan inspirasi pemanfaatan lingkungan sekitar sebagai sarana dan media pembelajaran yang aman, nyaman dan menyenangkan.

Dari hasil refleksi yang dilakukan oleh murid-murid usia dini menyatakan mereka bahagia dan nyaman. Peserta didik juga perlu dimotivasi terus rasa ingin tahunya lewat berbagai pembelajaran atau inovasi yang menarik, sehingga banyak pengalaman belajar dan penanaman karakter sejak dini.Begitu juga dengan guru harus bisa menghargai murid dengan kekurangan atau kelebihan tanpa membedakan status sosial keluarga.

Jika Anda mengalami kendala dalam scrolling, scroll di luar dari area Live Chat yang berwarna hitam.