KOLABORASI MENULIS CERITA ANAK BERBASIS KEARIFAN LOKAL DALAM PEMBELAJARAN
oleh: Aprilla Adawiyah
Menulis merupakan empat keterampilan berbahasa yang paling kompleks, karena perlu kemampuan menuangkan ide atau gagasan ke dalam kalimat yang lengkap dan mudah dipahami. Minat membaca dan menulis siswa maupun mahasiswa saat ini masih kurang, apalagi dengan mudahnya akses teknologi, ditambah adanya pandemik covid-19 yang menyebabkan siswa maupun mahasiswa tidak terlepas dari gawai.
Kurangnya minat menulis pada siswa terutama mahasiswa, dapat dilihat pada beberapa mata kuliah menulis yang diajarkan. Tidak banyak hasil atau luaran produk berupa tulisan mahasiswa. Pengajaran yang juga lebih berfokus pada materi, menjadi penyebab kualitas tulisan maupun kuantitas tulisan mahasiswa menjadi kurang. Hal ini membuat saya dan tertantang dan mengevaluasi diri untuk memperbaiki dan melakukan pembelajaran berbasis luaran yang dapat bermanfaat untuk mahasiswa maupun khalayak ramai. Saya pun melakukan upaya meningkatkan karya tulis mahasiswa melalui mata kuliah Kajian dan Apresiasi Porsa Fiksi.
Rencana yang dilakukan bukan tanpa tantangan atau hambatan. Beberapa mahasiswa yang sering kesulitan mengerjakan tugas menulis, terlambat mengumpulkan tugas, atau terbiasa membuat tulisan hasil menjiplak atau salin tempel dari internet (tidak orisinil), dan beberapa hambatan lainnya yang juga dipengaruhi oleh kemampuan literasi membaca mahasiswa. Tentunya saya perlu mencegah atau mengatasi hal tersebut terlebih dulu. Selain itu, pembelajaran menulis memerlukan waktu yang cukup panjang, tidak hanya menghasilkan tulisan. Namun, mahasiswa juga harus mau dan mampu mengikuti prosedur menulis, seperti pra-penulisan, penulisan, dan pascapenulisan.
Upaya mengatasi tantangan yang pertama, saya menyusun strategi atau rencana pembelajaran berbasis proyek. Selain itu, saya juga menerapkan hasil pelatihan menulis yang saya lakukan bersama beberapa komunitas penulis dan penerbit. Memberikan beberapa contoh nyata yang telah saya lakukan selama pelatihan menulis cerita anak juga hasil karya cerita anak yang saya tulis serta teman-teman penulis lainnya. Untuk mengatasi waktu yang cukup panjang dalam proses penulisan, saya memanfaatkan grup whatsapp.
Perubahan dalam pembelajaran dilakukan, teruitama untuk mengatasi budaya atau kebiasaan mahasiswa dalam kegiatan menulis, saya mengajak mahasiswa untuk berkolaborasi dengan temannya. Menghasilkan tulisan secara berkelompok dan dimasukkan ke dalam proyek penulisan cerita anak. Lalu, mahasiswa diajak untuk menuliskan hal yang menarik, unik (atau belum pernah dan jarang ada) dan kekinian yang juga dapat bermanfaat untuk khalayak. Dalam hal ini, mahasiswa saya ajak untuk menghasilkan cerita anak berbasis kearfian lokal (yang pada kenyataannya sedang digalakan pemerintah dan bahan literasinya masih kurang). Saya membagi grup penulis (2 – 3 penulis) dan grup ilustrator (hanya terdapat 4 mahasiswa yang mampu meng-ilustrasi). Saya juga menyajikan beberapa contoh bacaan untuk dijadikan referensi oleh mahasiswa. Tentunya mahasiswa harus membaca buku tersebut, karena akan dicek hasil bacaannya pada setiap pertemuan melalui tanya jawab. Hal ini diharapkan dapat membantu meningkatkan minat membaca mahasiswa. Sementara untuk waktu yang cukup panjang, pembelajaran tidak hanya dilakukan di dalam kelas, tetapi juga melalui grup whatsapp untuk mengecek perkembangan naskah yang dibuat. Mahasiswa pun diajak untuk mengikuti proses pembuatan kerangka cerita (takeline cerita anak), proses review takeline, dikembangkan menjadi cerita anak yang lengkap, proses review naskah, sampai pengilustrasian dan penyusunan menjadi kumpulan cerita anak. Dari pembelajaran, dihasilkan 15 ilustrasi dan cerita anak berbasis kearifan lokal.