Tantangan luar biasa ketika bertugas di satu sekolah yang berada di tepi hutan. Tanah luas terbengkalai pada akhirnya menjadi aset berharga bagi sekolah. Manisan paladang akan membangunkan seluruh potensi sekolah.
Tantangan luar biasa ketika bertugas di satu sekolah yang berada di tepi hutan. Tanah luas terbengkalai pada akhirnya menjadi aset berharga bagi sekolah. Manisan paladang akan membangunkan seluruh potensi sekolah.
Manisan Paladang Menjadi Peluang
Kebun di belakang sekolah tampak tak terawat, bahkan terlihat beberapa buah pepaya berjatuhan hingga membusuk di belakang sekolah. nyaris seluruh peserta didik seolah tak peduli dengan kondisi ini. Kondisi ini sungguh membuat mata dan hati tidak nyaman.
SDN Sukaresmi merupakan sekolah kecil yang berada di pinggiran hutan kecamatan Sukaresmi. Tanah yang begitu luas memberikan tantangan tersendiri bagi sekolah yang mempunyai 80 peserta didik saja. Saya harus mencari solusi bagaimana upaya membangun daya kreatifitas guru dan siswa. Menjalin kolaborasi dengan orangtua dan mitra dari pemerintah terdekat pun dirasa akan mejadi solusi yang tepat.
Langkah awal yang saya ambil adalah membuat tim projek penguatan profil pelajar pancasila. Tim ini akan menjadi wadah penting dalam membangun daya kretifitas guru dan peserta didik. Tumbuhnya karakter bergotong royong dan kreatif menjadi dimensi penting yang diharapkan tumbuh dalam diri setiap peserta didik.
Tim projek dibentuk dalam forum rapat guru beserta komite sekolah dan orangtua. Tujuan dari tim projek ini adalah memfasilitasi peserta didik dan seluruh warga sekolah untuk memanfaatkan hasil kebun dan menjaga kebersihan lingkungan. Munculah ide dari salah satu orangtua untuk membuat manisan paladang.
Manisan paladang dirasa menjadi projek yang unik dan menantang. Saya berkoordinasi dengan pemilik kebun pala. Tim projek mengajak para peserta didik mengunjungi kebun pala. Pak Dede Sunandi sebagai pemilik kebun pala memberikan informasi dan edukasi yang sangat berharga kepada peserta didik. Pak Dede pun memfasilitasi peserta didik untuk memanen buah pala. Gotong royong di antara peserta didik sangat nampak dalam kegiatan ini.
Koordinasi selanjutnya adalah dengan pemerintah desa. Hal ini perlu dilakukan agar dukungan pemerintah desa kepada pendidikan lebih diprioritaskan. Peserta didik diarahkan untuk mewawancarai salah satu petugas UMKM di desa Sukaresmi. Pak Deden Sumastri selaku petugas UMKM menjelaskan dengan sangat luwes tentang produk UMKM. Beliau menyampaikan manisan paladang dapat memiliki nilai jual yang baik.
Semangat peserta didik seolah-olah dibakar ketika mendengar bahwa manisan paladang mempunyai nilai jual yang baik. Manisan paladang merupakan makanan yang jarang ditemui di toko-toko maupun di warung-warung. Mulailah tim projek membimbing peserta didik membuat manisan paladang. Mengapa namanya paladang? Paladang adalah singkatan dari buah pala dan gedang atau pepaya. Alat dan bahan yang dibutuhkan cukup sederhana. Kompor, wajan, pisau, parudan, gedang atau pepaya yang masih mentah, buah pala, pewarna makanan dan gula pasir. Setelah buah pala dan pepaya dikupas lalu diparut dan dipanaskan diatas kompor. masukkan gula pasir sesuai selera. diaduk sampai kering. Setelah mengering, diberi pewarna makanan sesuai keinginan . Lalu dibentuk menjadi seperti kelereng. Masukkan paladang ke taburan gula pasir dan manisan paladang siap dipasarkan setelah dikemas.
Seluruh proses pembuatan manisan paladang ini dikerjakan oleh peserta didik. Pembuatan manisan paladang ini memberikan dampak dan manfaat luar biasa bagi sekolah. Selain menghasilkan produk dengan nilai jual, juga membangun karakter kreatif dan gotong royong dalam diri peserta didik. Manisan paladang merupakan peluang dalam mengatasi masalah penting di sekolah. Kini tak nampak lagi pepaya busuk berjatuhan di kebun sekolah. Jiwa kewirausahaan pun telah nampak dalam diri peserta didik. Membuat manisan paladang ataupun produk lainnya patut dicoba untuk menyelesaikan masalah di sekolah.
Tantangan luar biasa ketika bertugas di satu sekolah yang berada di tepi hutan. Tanah luas terbengkalai pada akhirnya menjadi aset berharga bagi sekolah. Manisan paladang akan membangunkan seluruh potensi sekolah.
Manisan Paladang Menjadi Peluang
Kebun di belakang sekolah tampak tak terawat, bahkan terlihat beberapa buah pepaya berjatuhan hingga membusuk di belakang sekolah. nyaris seluruh peserta didik seolah tak peduli dengan kondisi ini. Kondisi ini sungguh membuat mata dan hati tidak nyaman.
SDN Sukaresmi merupakan sekolah kecil yang berada di pinggiran hutan kecamatan Sukaresmi. Tanah yang begitu luas memberikan tantangan tersendiri bagi sekolah yang mempunyai 80 peserta didik saja. Saya harus mencari solusi bagaimana upaya membangun daya kreatifitas guru dan siswa. Menjalin kolaborasi dengan orangtua dan mitra dari pemerintah terdekat pun dirasa akan mejadi solusi yang tepat.
Langkah awal yang saya ambil adalah membuat tim projek penguatan profil pelajar pancasila. Tim ini akan menjadi wadah penting dalam membangun daya kretifitas guru dan peserta didik. Tumbuhnya karakter bergotong royong dan kreatif menjadi dimensi penting yang diharapkan tumbuh dalam diri setiap peserta didik.
Tim projek dibentuk dalam forum rapat guru beserta komite sekolah dan orangtua. Tujuan dari tim projek ini adalah memfasilitasi peserta didik dan seluruh warga sekolah untuk memanfaatkan hasil kebun dan menjaga kebersihan lingkungan. Munculah ide dari salah satu orangtua untuk membuat manisan paladang.
Manisan paladang dirasa menjadi projek yang unik dan menantang. Saya berkoordinasi dengan pemilik kebun pala. Tim projek mengajak para peserta didik mengunjungi kebun pala. Pak Dede Sunandi sebagai pemilik kebun pala memberikan informasi dan edukasi yang sangat berharga kepada peserta didik. Pak Dede pun memfasilitasi peserta didik untuk memanen buah pala. Gotong royong di antara peserta didik sangat nampak dalam kegiatan ini.
Koordinasi selanjutnya adalah dengan pemerintah desa. Hal ini perlu dilakukan agar dukungan pemerintah desa kepada pendidikan lebih diprioritaskan. Peserta didik diarahkan untuk mewawancarai salah satu petugas UMKM di desa Sukaresmi. Pak Deden Sumastri selaku petugas UMKM menjelaskan dengan sangat luwes tentang produk UMKM. Beliau menyampaikan manisan paladang dapat memiliki nilai jual yang baik.
Semangat peserta didik seolah-olah dibakar ketika mendengar bahwa manisan paladang mempunyai nilai jual yang baik. Manisan paladang merupakan makanan yang jarang ditemui di toko-toko maupun di warung-warung. Mulailah tim projek membimbing peserta didik membuat manisan paladang. Mengapa namanya paladang? Paladang adalah singkatan dari buah pala dan gedang atau pepaya. Alat dan bahan yang dibutuhkan cukup sederhana. Kompor, wajan, pisau, parudan, gedang atau pepaya yang masih mentah, buah pala, pewarna makanan dan gula pasir. Setelah buah pala dan pepaya dikupas lalu diparut dan dipanaskan diatas kompor. masukkan gula pasir sesuai selera. diaduk sampai kering. Setelah mengering, diberi pewarna makanan sesuai keinginan . Lalu dibentuk menjadi seperti kelereng. Masukkan paladang ke taburan gula pasir dan manisan paladang siap dipasarkan setelah dikemas.
Seluruh proses pembuatan manisan paladang ini dikerjakan oleh peserta didik. Pembuatan manisan paladang ini memberikan dampak dan manfaat luar biasa bagi sekolah. Selain menghasilkan produk dengan nilai jual, juga membangun karakter kreatif dan gotong royong dalam diri peserta didik. Manisan paladang merupakan peluang dalam mengatasi masalah penting di sekolah. Kini tak nampak lagi pepaya busuk berjatuhan di kebun sekolah. Jiwa kewirausahaan pun telah nampak dalam diri peserta didik. Membuat manisan paladang ataupun produk lainnya patut dicoba untuk menyelesaikan masalah di sekolah.
Praktik baik Sebelum Direvisi
Elaborasi Praktik Baik
Manisan Paladang Menjadi Peluang
Kebun di belakang sekolah tampak tak terawat, bahkan terlihat beberapa buah pepaya berjatuhan hingga membusuk di belakang sekolah. nyaris seluruh peserta didik seolah tak peduli dengan kondisi ini. Kondisi ini sungguh membuat mata dan hati tidak nyaman.
SDN Sukaresmi merupakan sekolah kecil yang berada di pinggiran hutan kecamatan Sukaresmi. Tanah yang begitu luas memberikan tantangan tersendiri bagi sekolah yang mempunyai 80 peserta didik saja. Saya harus mencari solusi bagaimana upaya membangun daya kreatifitas guru dan siswa. Menjalin kolaborasi dengan orangtua dan mitra dari pemerintah terdekat pun dirasa akan mejadi solusi yang tepat.
Langkah awal yang saya ambil adalah membuat tim projek penguatan profil pelajar pancasila. Tim ini akan menjadi wadah penting dalam membangun daya kretifitas guru dan peserta didik. Tumbuhnya karakter bergotong royong dan kreatif menjadi dimensi penting yang diharapkan tumbuh dalam diri setiap peserta didik.
Tim projek dibentuk dalam forum rapat guru beserta komite sekolah dan orangtua. Tujuan dari tim projek ini adalah memfasilitasi peserta didik dan seluruh warga sekolah untuk memanfaatkan hasil kebun dan menjaga kebersihan lingkungan. Munculah ide dari salah satu orangtua untuk membuat manisan paladang.
Manisan paladang dirasa menjadi projek yang unik dan menantang. Saya berkoordinasi dengan pemilik kebun pala. Tim projek mengajak para peserta didik mengunjungi kebun pala. Pak Dede Sunandi sebagai pemilik kebun pala memberikan informasi dan edukasi yang sangat berharga kepada peserta didik. Pak Dede pun memfasilitasi peserta didik untuk memanen buah pala. Gotong royong di antara peserta didik sangat nampak dalam kegiatan ini.
Koordinasi selanjutnya adalah dengan pemerintah desa. Hal ini perlu dilakukan agar dukungan pemerintah desa kepada pendidikan lebih diprioritaskan. Peserta didik diarahkan untuk mewawancarai salah satu petugas UMKM di desa Sukaresmi. Pak Deden Sumastri selaku petugas UMKM menjelaskan dengan sangat luwes tentang produk UMKM. Beliau menyampaikan manisan paladang dapat memiliki nilai jual yang baik.
Semangat peserta didik seolah-olah dibakar ketika mendengar bahwa manisan paladang mempunyai nilai jual yang baik. Manisan paladang merupakan makanan yang jarang ditemui di toko-toko maupun di warung-warung. Mulailah tim projek membimbing peserta didik membuat manisan paladang. Mengapa namanya paladang? Paladang adalah singkatan dari buah pala dan gedang atau pepaya. Alat dan bahan yang dibutuhkan cukup sederhana. Kompor, wajan, pisau, parudan, gedang atau pepaya yang masih mentah, buah pala, pewarna makanan dan gula pasir. Setelah buah pala dan pepaya dikupas lalu diparut dan dipanaskan diatas kompor. masukkan gula pasir sesuai selera. diaduk sampai kering. Setelah mengering, diberi pewarna makanan sesuai keinginan . Lalu dibentuk menjadi seperti kelereng. Masukkan paladang ke taburan gula pasir dan manisan paladang siap dipasarkan setelah dikemas.
Seluruh proses pembuatan manisan paladang ini dikerjakan oleh peserta didik. Pembuatan manisan paladang ini memberikan dampak dan manfaat luar biasa bagi sekolah. Selain menghasilkan produk dengan nilai jual, juga membangun karakter kreatif dan gotong royong dalam diri peserta didik. Manisan paladang merupakan peluang dalam mengatasi masalah penting di sekolah. Kini tak nampak lagi pepaya busuk berjatuhan di kebun sekolah. Jiwa kewirausahaan pun telah nampak dalam diri peserta didik. Membuat manisan paladang ataupun produk lainnya patut dicoba untuk menyelesaikan masalah di sekolah.
Jika Anda mengalami kendala dalam scrolling, scroll di luar dari area Live Chat yang berwarna hitam.