Berupa papan terbuat dari kertas karton berwarna yang ditempelkan kantong-kantong nama murid.
Setiap hari murid menulis di selembar kertas dan digulung lalu dimasukkan dalam kantong tersebut.
Berupa papan terbuat dari kertas karton berwarna yang ditempelkan kantong-kantong nama murid.
Setiap hari murid menulis di selembar kertas dan digulung lalu dimasukkan dalam kantong tersebut.
Laporan Praktik Baik dengan metode ATAP
JURLIT
By:
Nur Jannah, S.Pd
Guru dan Pengelola Perpustakaan Sekolah SDN Kalibaru 03
Jakarta, 10 Agustus 2023
Awal
Saya mengajar di SDN Kalibaru 03 sejak September 2020. Sekolah ini terletak di tepi pantai teluk Jakarta dengan 15 rombongan kelas yang terpaksa belajar dua sesi, pagi dan siang. Hal itu karena bangunan sekolah yang cukup kecil. Hanya tersedia 7 ruang kelas.
Itu sebabnya bangunan prasarana pendukung pun sangat terbatas. Ada tetapi sangat kecil. Baik mushola, UKS juga perpustakaan sangat imut.
Tantangan
Selain ukurannya kecil, ternyata perpustakaan ini juga kurang maksimal penggunaannya. Yang ada baru dimanfaatkan untuk kunjungan murid saja. Buku maupun sumber lainnya kurang dimanfaatkan.
Murid kurang berminat dengan kegiatan kunjungan kelas. Hal ini disebabkan karena waktunya terbatas, tempatnya sempit, tempat membacanya berdesakan dan kegiatannya monoton hanya membaca saja.
Akhirnya hal tersebut membuat daya literasi murid menurun.
Aksi
Saya ingin memajukan literasi di kelas saya. Akhirnya saya membuat sebuah boardgame bernama JURLIT. Yaitu JURNAL LITERASI.
Cara membuatnya kertas karton besar ditempelkan kantong-kantong dari karton berwarna berbeda. Kantong tersebut diberi nama siswa.
Setiap hari dari Senin sampai Kamis, murid mengarang sebuah tulisan di selembar kertas (menggunakan kertas HVS aneka warna) lalu digulung dan dimasukkan dalam kantung sesuai nama masing-masing.
Tulisan tersebut boleh berisi puisi, cerita pendek, curahan hati, lagu, dan lain-lain. Stimulusnya adalah tema mingguan. Misal Minggu itu temanya alam, maka murid menulis dengan tema matahari, laut, gunung, dan lain-lain.
Pada saat Jumat, setiap murid diminta berkumpul di lapangan untuk kegiatan literasi lapangan. Di sini murid dapat membacakan hasil tulisannya. Murid yang tulisannya terbaik akan diberi reward.
Di lapangan itu, murid juga bisa menampilkan kebolehannya dalam bidang lain seperti menari, mendongeng, read aloud dan lain-lain.
Perubahan
Alhamdulillah dengan terlaksananya kegiatan ini, murid semakin pandai merangkai kata. Daya literasinya cukup meningkat.
Apalagi diintegrasikan dengan kegiatan literasi lapangan seminggu sekali. Murid kini menjadi aktif, kreatif dan gembira sekaligus bersemangat saat menerima pelajaran di kelas.
Mereka juga jadi lebih termotivasi untuk menambah pengetahuan baru dengan cara rajin mengunjungi perpustakaan sekolah, senang berdiskusi dan mau membaca buku.
Berupa papan terbuat dari kertas karton berwarna yang ditempelkan kantong-kantong nama murid.
Setiap hari murid menulis di selembar kertas dan digulung lalu dimasukkan dalam kantong tersebut.
Laporan Praktik Baik dengan metode ATAP
JURLIT
By:
Nur Jannah, S.Pd
Guru dan Pengelola Perpustakaan Sekolah SDN Kalibaru 03
Jakarta, 10 Agustus 2023
Awal
Saya mengajar di SDN Kalibaru 03 sejak September 2020. Sekolah ini terletak di tepi pantai teluk Jakarta dengan 15 rombongan kelas yang terpaksa belajar dua sesi, pagi dan siang. Hal itu karena bangunan sekolah yang cukup kecil. Hanya tersedia 7 ruang kelas.
Itu sebabnya bangunan prasarana pendukung pun sangat terbatas. Ada tetapi sangat kecil. Baik mushola, UKS juga perpustakaan sangat imut.
Tantangan
Selain ukurannya kecil, ternyata perpustakaan ini juga kurang maksimal penggunaannya. Yang ada baru dimanfaatkan untuk kunjungan murid saja. Buku maupun sumber lainnya kurang dimanfaatkan.
Murid kurang berminat dengan kegiatan kunjungan kelas. Hal ini disebabkan karena waktunya terbatas, tempatnya sempit, tempat membacanya berdesakan dan kegiatannya monoton hanya membaca saja.
Akhirnya hal tersebut membuat daya literasi murid menurun.
Aksi
Saya ingin memajukan literasi di kelas saya. Akhirnya saya membuat sebuah boardgame bernama JURLIT. Yaitu JURNAL LITERASI.
Cara membuatnya kertas karton besar ditempelkan kantong-kantong dari karton berwarna berbeda. Kantong tersebut diberi nama siswa.
Setiap hari dari Senin sampai Kamis, murid mengarang sebuah tulisan di selembar kertas (menggunakan kertas HVS aneka warna) lalu digulung dan dimasukkan dalam kantung sesuai nama masing-masing.
Tulisan tersebut boleh berisi puisi, cerita pendek, curahan hati, lagu, dan lain-lain. Stimulusnya adalah tema mingguan. Misal Minggu itu temanya alam, maka murid menulis dengan tema matahari, laut, gunung, dan lain-lain.
Pada saat Jumat, setiap murid diminta berkumpul di lapangan untuk kegiatan literasi lapangan. Di sini murid dapat membacakan hasil tulisannya. Murid yang tulisannya terbaik akan diberi reward.
Di lapangan itu, murid juga bisa menampilkan kebolehannya dalam bidang lain seperti menari, mendongeng, read aloud dan lain-lain.
Perubahan
Alhamdulillah dengan terlaksananya kegiatan ini, murid semakin pandai merangkai kata. Daya literasinya cukup meningkat.
Apalagi diintegrasikan dengan kegiatan literasi lapangan seminggu sekali. Murid kini menjadi aktif, kreatif dan gembira sekaligus bersemangat saat menerima pelajaran di kelas.
Mereka juga jadi lebih termotivasi untuk menambah pengetahuan baru dengan cara rajin mengunjungi perpustakaan sekolah, senang berdiskusi dan mau membaca buku.
Praktik baik Sebelum Direvisi
Elaborasi Praktik Baik
Laporan Praktik Baik dengan metode ATAP
JURLIT
By:
Nur Jannah, S.Pd
Guru dan Pengelola Perpustakaan Sekolah SDN Kalibaru 03
Jakarta, 10 Agustus 2023
Awal
Saya mengajar di SDN Kalibaru 03 sejak September 2020. Sekolah ini terletak di tepi pantai teluk Jakarta dengan 15 rombongan kelas yang terpaksa belajar dua sesi, pagi dan siang. Hal itu karena bangunan sekolah yang cukup kecil. Hanya tersedia 7 ruang kelas.
Itu sebabnya bangunan prasarana pendukung pun sangat terbatas. Ada tetapi sangat kecil. Baik mushola, UKS juga perpustakaan sangat imut.
Tantangan
Selain ukurannya kecil, ternyata perpustakaan ini juga kurang maksimal penggunaannya. Yang ada baru dimanfaatkan untuk kunjungan murid saja. Buku maupun sumber lainnya kurang dimanfaatkan.
Murid kurang berminat dengan kegiatan kunjungan kelas. Hal ini disebabkan karena waktunya terbatas, tempatnya sempit, tempat membacanya berdesakan dan kegiatannya monoton hanya membaca saja.
Akhirnya hal tersebut membuat daya literasi murid menurun.
Aksi
Saya ingin memajukan literasi di kelas saya. Akhirnya saya membuat sebuah boardgame bernama JURLIT. Yaitu JURNAL LITERASI.
Cara membuatnya kertas karton besar ditempelkan kantong-kantong dari karton berwarna berbeda. Kantong tersebut diberi nama siswa.
Setiap hari dari Senin sampai Kamis, murid mengarang sebuah tulisan di selembar kertas (menggunakan kertas HVS aneka warna) lalu digulung dan dimasukkan dalam kantung sesuai nama masing-masing.
Tulisan tersebut boleh berisi puisi, cerita pendek, curahan hati, lagu, dan lain-lain. Stimulusnya adalah tema mingguan. Misal Minggu itu temanya alam, maka murid menulis dengan tema matahari, laut, gunung, dan lain-lain.
Pada saat Jumat, setiap murid diminta berkumpul di lapangan untuk kegiatan literasi lapangan. Di sini murid dapat membacakan hasil tulisannya. Murid yang tulisannya terbaik akan diberi reward.
Di lapangan itu, murid juga bisa menampilkan kebolehannya dalam bidang lain seperti menari, mendongeng, read aloud dan lain-lain.
Perubahan
Alhamdulillah dengan terlaksananya kegiatan ini, murid semakin pandai merangkai kata. Daya literasinya cukup meningkat.
Apalagi diintegrasikan dengan kegiatan literasi lapangan seminggu sekali. Murid kini menjadi aktif, kreatif dan gembira sekaligus bersemangat saat menerima pelajaran di kelas.
Mereka juga jadi lebih termotivasi untuk menambah pengetahuan baru dengan cara rajin mengunjungi perpustakaan sekolah, senang berdiskusi dan mau membaca buku.
Jika Anda mengalami kendala dalam scrolling, scroll di luar dari area Live Chat yang berwarna hitam.