Cerita ini menggambarkan bagaimana komunitas yang peduli dan berkomitmen dapat mengatasi tantangan besar dan menciptakan perubahan positif dalam pendidikan.
Select Language
Geras Guli: Komunitas Belajar Mewujudkan Impian Sekolah
Jenis Kelas
[custom_field field="jenis_kelas"]
Status Kurasi
[custom_field field="status_kurasi"]
Ringkasan
Elaborasi Praktik Baik
Bunyau adalah sebuah dusun terpencil yang terletak di dalam hutan Kalimantan Barat. SDN 29 Bunyau adalah satu-satunya sekolah dasar disini. Meskipun menjadi pusat pendidikan bagi anak-anak dusun, sekolah ini menghadapi kondisi yang sangat buruk. Bangunan sekolah yang terbatas, ruang kelas yang kekurangan peralatan, dan guru-guru yang berjuang untuk memberikan pendidikan yang baik adalah masalah-masalah utama yang dihadapi oleh sekolah ini. Sebagai kepala sekolah yang baru bertugas di sekolah ini, tentu saya sangat prihatin. Saya mengharapkan adanya suasana yang kolaboratif di sekolah untuk meningkatkan layanan pendidikan yang lebih baik kepada murid dan warga setempat. Tantangan utama yang saya hadapi adalah keterbatasan sumber daya pendidik. Penduduk dusun yang mayoritas hidup dari pertanian kecil-kecilan dan memiliki pendapatan yang sangat terbatas. Selain itu, akses ke desa ini sangat terbatas, membuatnya sulit untuk mendapatkan bantuan dari luar. Saya memutuskanmelakukan tindakan nyata untuk memperbaiki situasi sekolah dengan membentuk komunitas belajar sederhana untuk mendiskusikan rencana perbaikan sekolah terutama dalam kualitas layanan pendidikan. Melalu diskusi bersama dewan guru, kami memutuskan untuk membentuk komunitas belajar “Geras Guli,” yang berarti “Guru Beraksi , Guru Peduli”. Geras Guli berfokus pada kegiatan kolaboratif untuk meningkatkan pelayanan pendidikan kepada murid melalui program yang berdampak . Seperti gerakan literasi Pojok Nak Mantau, Sabtu Bersih Cuci Tangan, Makan Bekal Ibu, Upacara Kolaboratif dan pelibatan orang tua di sekolah dan sebagainya. Dengan semangat belajar dan kolaborasi dalam Geras Guli, saya mulai melihat perubahan nyata. Dalam satu tahun, SDN 29 Bunyau telah berubah menjadi sekolah lebih kolaboratif. Kualitas pembelajaran mengalami pencapaian tertinggi dalam rapor pendidikan tahun 2023, dan anak-anak dusun memiliki akses yang lebih baik ke sumber daya pendidikan. Lebih dari itu, Geras Guli telah memperkuat komunitas Bunyau dan menciptakan semangat kolaboratif yang lebih kuat di desa tersebut. Geras Guli berhasil mewujudkan impian sekolah yang lebih baik. Cerita ini menggambarkan bagaimana komunitas yang peduli dan berkomitmen dapat mengatasi tantangan besar dan menciptakan perubahan positif dalam pendidikan dan kehidupan mereka.
Catatan Kurator
[custom_field field="catatan_kurator"]
Geras Guli: Komunitas Belajar Mewujudkan Impian Sekolah
Jenis Kelas
[custom_field field="jenis_kelas"]
Status Kurasi
[custom_field field="status_kurasi"]
Ringkasan
Cerita ini menggambarkan bagaimana komunitas yang peduli dan berkomitmen dapat mengatasi tantangan besar dan menciptakan perubahan positif dalam pendidikan.
Elaborasi Praktik Baik
Bunyau adalah sebuah dusun terpencil yang terletak di dalam hutan Kalimantan Barat. SDN 29 Bunyau adalah satu-satunya sekolah dasar disini. Meskipun menjadi pusat pendidikan bagi anak-anak dusun, sekolah ini menghadapi kondisi yang sangat buruk. Bangunan sekolah yang terbatas, ruang kelas yang kekurangan peralatan, dan guru-guru yang berjuang untuk memberikan pendidikan yang baik adalah masalah-masalah utama yang dihadapi oleh sekolah ini. Sebagai kepala sekolah yang baru bertugas di sekolah ini, tentu saya sangat prihatin. Saya mengharapkan adanya suasana yang kolaboratif di sekolah untuk meningkatkan layanan pendidikan yang lebih baik kepada murid dan warga setempat. Tantangan utama yang saya hadapi adalah keterbatasan sumber daya pendidik. Penduduk dusun yang mayoritas hidup dari pertanian kecil-kecilan dan memiliki pendapatan yang sangat terbatas. Selain itu, akses ke desa ini sangat terbatas, membuatnya sulit untuk mendapatkan bantuan dari luar. Saya memutuskanmelakukan tindakan nyata untuk memperbaiki situasi sekolah dengan membentuk komunitas belajar sederhana untuk mendiskusikan rencana perbaikan sekolah terutama dalam kualitas layanan pendidikan. Melalu diskusi bersama dewan guru, kami memutuskan untuk membentuk komunitas belajar “Geras Guli,” yang berarti “Guru Beraksi , Guru Peduli”. Geras Guli berfokus pada kegiatan kolaboratif untuk meningkatkan pelayanan pendidikan kepada murid melalui program yang berdampak . Seperti gerakan literasi Pojok Nak Mantau, Sabtu Bersih Cuci Tangan, Makan Bekal Ibu, Upacara Kolaboratif dan pelibatan orang tua di sekolah dan sebagainya. Dengan semangat belajar dan kolaborasi dalam Geras Guli, saya mulai melihat perubahan nyata. Dalam satu tahun, SDN 29 Bunyau telah berubah menjadi sekolah lebih kolaboratif. Kualitas pembelajaran mengalami pencapaian tertinggi dalam rapor pendidikan tahun 2023, dan anak-anak dusun memiliki akses yang lebih baik ke sumber daya pendidikan. Lebih dari itu, Geras Guli telah memperkuat komunitas Bunyau dan menciptakan semangat kolaboratif yang lebih kuat di desa tersebut. Geras Guli berhasil mewujudkan impian sekolah yang lebih baik. Cerita ini menggambarkan bagaimana komunitas yang peduli dan berkomitmen dapat mengatasi tantangan besar dan menciptakan perubahan positif dalam pendidikan dan kehidupan mereka.
Catatan Kurator
[custom_field field="catatan_kurator"]
Geras Guli: Komunitas Belajar Mewujudkan Impian Sekolah
Praktik baik Sebelum Direvisi
[revisi_terbaru]
Elaborasi Praktik Baik
Bunyau adalah sebuah dusun terpencil yang terletak di dalam hutan Kalimantan Barat. SDN 29 Bunyau adalah satu-satunya sekolah dasar disini. Meskipun menjadi pusat pendidikan bagi anak-anak dusun, sekolah ini menghadapi kondisi yang sangat buruk. Bangunan sekolah yang terbatas, ruang kelas yang kekurangan peralatan, dan guru-guru yang berjuang untuk memberikan pendidikan yang baik adalah masalah-masalah utama yang dihadapi oleh sekolah ini. Sebagai kepala sekolah yang baru bertugas di sekolah ini, tentu saya sangat prihatin. Saya mengharapkan adanya suasana yang kolaboratif di sekolah untuk meningkatkan layanan pendidikan yang lebih baik kepada murid dan warga setempat. Tantangan utama yang saya hadapi adalah keterbatasan sumber daya pendidik. Penduduk dusun yang mayoritas hidup dari pertanian kecil-kecilan dan memiliki pendapatan yang sangat terbatas. Selain itu, akses ke desa ini sangat terbatas, membuatnya sulit untuk mendapatkan bantuan dari luar. Saya memutuskanmelakukan tindakan nyata untuk memperbaiki situasi sekolah dengan membentuk komunitas belajar sederhana untuk mendiskusikan rencana perbaikan sekolah terutama dalam kualitas layanan pendidikan. Melalu diskusi bersama dewan guru, kami memutuskan untuk membentuk komunitas belajar “Geras Guli,” yang berarti “Guru Beraksi , Guru Peduli”. Geras Guli berfokus pada kegiatan kolaboratif untuk meningkatkan pelayanan pendidikan kepada murid melalui program yang berdampak . Seperti gerakan literasi Pojok Nak Mantau, Sabtu Bersih Cuci Tangan, Makan Bekal Ibu, Upacara Kolaboratif dan pelibatan orang tua di sekolah dan sebagainya. Dengan semangat belajar dan kolaborasi dalam Geras Guli, saya mulai melihat perubahan nyata. Dalam satu tahun, SDN 29 Bunyau telah berubah menjadi sekolah lebih kolaboratif. Kualitas pembelajaran mengalami pencapaian tertinggi dalam rapor pendidikan tahun 2023, dan anak-anak dusun memiliki akses yang lebih baik ke sumber daya pendidikan. Lebih dari itu, Geras Guli telah memperkuat komunitas Bunyau dan menciptakan semangat kolaboratif yang lebih kuat di desa tersebut. Geras Guli berhasil mewujudkan impian sekolah yang lebih baik. Cerita ini menggambarkan bagaimana komunitas yang peduli dan berkomitmen dapat mengatasi tantangan besar dan menciptakan perubahan positif dalam pendidikan dan kehidupan mereka.