Temu Pendidik Nusantara XII

Select Language

GELINU (Gerakan Literasi dan Numerasi)

Praktik baik Sebelum Direvisi

[revisi_terbaru]

Elaborasi Praktik Baik

Gelinu

Gerakan Litersi danNumerasi

Aswita Ambarwati, S.Pd

Menjadi guru Taman Kanak-Kanak di kelompok B dengan 30 murid  menimbulkan berbagai masalah.  Level atau tingkat belajar di bidang literasi dan numerasi murid yang berbeda  menimbulkan kegelisahan bagi saya Kegelisahanpun juga muncul dari wali murid yang menginginkan anaknya mahir Calistung. Namun keberagaman profesi  wali murid yang 35%  pedagang, 50% ibu rumah tangga, 15% pekerja dan profesi lain mengakibatkan kurangnya waktu untuk mendampingi murid belajar.

Kelas yang gemuk mengakibatkan daya serap murid terhadap materi  calistung berbeda-beda.  Adanya tuntutan dari wali murid dan fakta bahwa beberapa Sekolah Dasar masih menginginkan lulusan TK sudah bisa baca tulis dan berhitung membebani saya. Terlebih ketika terbit kebijakan dari Kemendikbutristek  bahwa masa transisi PAUD SD harus menyenangkan dan tidak mewajibkan murid dari TK harus bisa baca, tulis dan berhitung.

Saya membuat program Gerakan Literasi dan Numerasi (GELINU) untuk mengatasi dua hal yang bertentangan tersebut. Saya membuat berbagai ragam media pembelajaran diantanya membuat kartu huruf yang tersusun dalam buku jurnal setiap untuk murid, membuat buku Literasi Media Anak di Era Digital, menyiapkan buku AISEM dan buku-buku cerita untuk menarik minat baca murid.

Saya membuat Domino Flas Card dengan 3 level. Domino Flash card mempunyai dua sisi. Lambang bilangan dan gambar sesuai topik pembelajaran di satu sisi dan  lingkaran-lingkaran kecil yang bisa di gunakan sebagai media berhitung di sisi lainnya.

Di dalam buku jurnal tersusun kartu huruf “a-z”.  Saya menyiapkan gambar sesuai topik untuk ditebak murid. Kemudian murid mencari huruf yang membentuk nama benda tersebut. Penggunaan buku  Literasi Media Anak di Era Digital, AISEM, dan buku cerita lainnya untuk memantik kosa kata murid.

Saya  membagi murid menjadi beberapa kelompok sesuai dengan  hasil asesmen diagnostik. Kegiatan belajar dimulai saat satu murid bertugas mengocok kartu dan membagikan ke teman dalam  kelompoknya. Setelah itu murid bergantian menghitung sesuai soal yang tertera di kartu tersebut. Murid belajar penjumlahan dan pengurangan dengan atau tanpa bantuan betu kerikil.

Dampak dari program GELINU adalah murid menjadi lebih aktif mencari kosa kata baru, aktif berkomunikasi dengan guru, dan daya belajar murid meningkat. Melihat keberhasilan GELINU di kelas saya, kepala sekolah menjadikan program GELINU sebagai program ekstakulikuler yang diterapkan setiap hari Sabtu.

Jika Anda mengalami kendala dalam scrolling, scroll di luar dari area Live Chat yang berwarna hitam.