Kondisi yang menjadi latar belakang masalah adalah keterampilan menulis siswa pada materi menulis teks laporan hasil observasi di SMP Semen Tonasa I masih rendah (berada di bawah KKM yakni 75), sementara keterampilan menulis sangat penting dikuasai oleh siswa sebagai salah satu aspek kebahasaan. Hal ini disebebkan oleh beberapa faktor, diantaranya: 1) Minat menulis siswa yang rendah. Minat menulis siswa yang rendah ini tampak pada hasil tulisan siswa yang hanya terlihat sebanyak satu paragraf saja, sama sekali tidak mencerminkan laporan hasil observasi yang lengkap sesuai dengan struktur teks laporan hasil observasi. 2) Media pembelajaran yang tidak inovatif, media pembelajaran yang tidak inovatif (hanya menggunakan buku paket) membuat siswa tidak termotivasi dan tidak tertarik dan 3) Metode pembelajaran yang digunakan guru dalam pembelajaran tidak mengakomodir kebutuhan setiap siswa sesuai dengan profil belajar siswa. Metode pembelajaran yang digunakan adalah metode konvensional dengan hanya meminta siswa menulis teks laporan hasil observasi berdasarkan tema tertentu dan siswa hanya berimajinasi tanpa pernah melihat objek yang akan diamati/diobservasi. Ketidak efektifan pembelajaran menulis teks laporan hasil observasi dengan segala faktor penyebabnya adalah sebuah kondisi yang harus mendapatkan sebuah solusi. Metode pembelajaran Field Trip adalah metode pembelajaran yang sering digunakan oleh guru dalam pembelajaran teks laporan hasil observasi. Metode ini adalah metode pembelajaran dengan mengajak siswa untuk melakukan perjalanan Field trip atau yang bisa disebut karya wisata yaitu teknik penyajian pembelajaran dengan mengajak siswa secara langsung pada objek diobservasi yang terdapat di luar kelas. Melaksanakan proses pembelajaran di luar sekolah dengan mengobservasi objek secara langsung terkendala oleh waktu yang dibutuhkan akan melebihi jam pelajaran yang telah ditentukan dan membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Metode pembelajaran Field Trip sebagai metode yang banyak digunakan orang kemudian dimodifikasi menjadi metode Field trip in School. Metode Field trip in School adalah metode pembelajaran inovatif dengan memanfaatkan lingkungan sekolah sebagai laboratorium alam yang menyediakan objek obvservasi bagi siswa dalam menulis teks laporan hasil observasi. Penerapan metode ini dapat dilaksanakan sesuai dengan jam pelajaran, yakni 2 JP. Lingkungan sekolah yang luas ternyata menjadi keuntungan tersendiri yang sangat memungkinkan dilakukan jelajah wisata di lingkungan SMP Semen Tonasa I tanpa harus berkunjung ke lokasi yang memiliki jarak yang lebih jauh dari lokasi sekolah yang tentunya akan membutuhkan waktu yang banyak. Lingkungan sekolah pada bagian belakang dipagari oleh gugusan gunung batu yang di sekitarnya terdapat banyak tumbuhan dan terdapat banyak jenis hewan asli daerah pegunungan, pada bagian tengah sekolah terdapat hutan sekolah dan pada bagian utara sekolah terdapat kebun sekolah yang ditanami dengan pohon pisang, pohon pepaya dan berbagai tumbuhan rempah-rempah. Lingkungan sekolah inilah yang dimanfaatkan sebagai lokasi mencari dan menemukan objek kajian observasi oleh siswa. Langkah-langkah model Field Trip in School dilaksanakan dengan terlebih dahulu mennetukan objek kajian apa yang setiap kelompok akan diobservasi. Hal ini dilakukan agar terjadi proses pembelajaran berdiferensiasi, sesuai dengan minat siswa yan diharapkan akan berdampak pada antusiasme siswa yang tinggi dalam kegiatan observasi tentunya disertai dengan pengecekan apakah objek tersebut terdapat di dalam lingkungan sekolah atau tidak. Langkah selanjutnya adalah mengumpulkan informasi dari berbagai sumber dnegan melakukan kajian literasi dari sumber internet dan beberapa buku terkait objek yang akan diamati, tahap ini siswa akan memperoleh pengetahuan awal terkait apa yang akan diamati/diobservasi sehingga pada saat mengamati secara langsung, siswa telah memiliki pengetahuan awal yang akan meningkatkan rasa ingin tahunya terhadap objek kajian. Tahap ketiga, dilakukan dengan membagi tugas dengan anggota kelompok sehingga seluruh anggota kelompok dapat dipastikan memiliki peran aktif, tugas tersebut adalah sebagai pengamat 2 atif 2 orang siswa, siswa yang bertugas melakukan dokumentasi, dan siswa yang mencatat hal-hal penting yang ditemukan dalam proses pengamatan pada objek. Tahap selanjutnya, yakni melakukan pengamatan langsung terhadap objek observasi. Pada tahap ini, masing-masing kelompok berjalan bersama menuju lokasi objek kajian dan melakukan proses pengamatan sederhana berdasarkan apa yang bisa diamati dengan alat indera mereka. Setelah proses pengamatan selesai, seluruh siswa kembali ke dalam kelas dengan merumuskan kembali informasi-informasi yang ditemukan dengan mengisi LKPD yang di dalamnya telah terdapat panduan menuliskan laporan dengan memperhatikan struktur teks laporan hasil observasi. Penerapan metode pembelajaran field trip in school sangat efektif, hal ini dibuktikan dengan nilai menulis teks laporan hasil obeservasi siswa yang berada di atas KKM. Hal lain yang nampak setelah penerapan metode pembelajaran onovatif field trip in school, yakni: 1) Siswa terlibat lagsung pada kegiatan belajar sehingga pengetahuannya benar-benar diserapnya dengan baik, 2) siswa terlatih untuk dapat bekerjasama dengan siswa lain, 3) siswa berperan aktif dalam memahami konsep yang diajarkan sebab merekasendiri yang menemukan konsep tersebut, 5) siswa terlibat secara aktif memecahkan masalah dan menuntut keterampilan berfikir siswa yang lebih tinggi, 6) pembelajaran lebih bermakna, 7) siswa merasakan manfaat pembelajaran sebab masalah yang diselesaikan merupakan masalah sehari-hari, 8) menjadikan siswa lebih mandiri, 9) menanamkan sikap sosial yang positif, 10) memberi aspirasi dan menerima pendapat orang lain dan 11) mengembangkan cara berpikir logis serta siswa berlatih mengemukakan pendapat.