EVALUASI MANIPULATIF YANG EFEKTIF PADA PEMBELAJARAN DIFERENSIASI
Pembelajaran Diferensiasi adalah pembelajaran yang memberi keleluasaan pada murid untuk meningkatkan potensi dirinya sesuai dengan kesiapan belajar, minat, dan profil belajar murid. Pembelajaran diferensiasi dapat dilakukan di kelas dengan mempertimbangkan kesiapan belajar menggunakan strategi yang matang. Kesiapan belajar murid meliputi kesiapan, minat, dan profil. Sedangkan untuk strategi diferensiasi bisa menggunakan diferensiasi konten, proses, atau produk.
Pembelajaran diferensiasi dapat memenuhi kebutuhan belajar dan membantu murid mencapai hasil belajar optimal dengan menggunakan diferensiasi konten, proses, atau produk. Gagasan yang bisa digunakan untuk diferensiasi proses disesuaikan dengan minat murid, dan guru menyediakan bahan ajar sesuai minat murid. Sementara untuk diferensiasi proses dapat menyesuaikan profil murid serta dibutuhkan akses materi sesuai gaya belajar (visual, auditori, dan kinestetik).
Dalam pelaksanaan pembelajaran, salah satu kegiatan yang penting untuk dilakukan di akhir pembelajaran adalah melakukan refleksi. Refleksi dapat diartikan sebagai kegiatan untuk mengulas kembali dan mengukur sejauh mana proses kegiatan belajar mengajar dapat mencapai tujuan pembelajaran. Dengan pelaksanaan pembelajaran berdiferensiasi, guru tentunya harus memikirkan secara matang tentang “Bagaimana melakukan kegiatan refleksi yang sesuai dengan gaya belajar murid dan memberikan hasil yang diharapkan dari tujuan dilakukannya kegiatan refleksi”.
Saat kegiatan refleksi, ketika saya menanyakan kepahaman murid perihal materi, hanya beberapa murid yang mengatakan “sudah paham” dan yang lainnya hanya diam. Saya merasa belum mendapat umpan balik yang tepat untuk mengevaluasi pelaksanaan KBM yang sudah dilakukan. Saya justru bertanya-tanya dalam hati, “apakah metode mengajar saya sudah tepat?” “apakah murid senang selama proses pembelajaran?” “apakah mereka sudah paham terhadap materi pelajaran yang diajarkan?”. Saya tidak menemukan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan itu karena melihat mereka yang kurang bersemangat di akhir pembelajaran. Saat pelaksanaan evaluasi akademik harian, sebagian besar murid dapat menjawab soal dengan benar. Namun ada beberapa murid yang belum dapat menjawab soal evaluasi. Saat ditanya alasannya, mereka hanya diam dan tidak menjawab. Beberapa kali hal tersebut terulang kembali hingga saya mencoba untuk mencari cara agar kegiatan refleksi dapat berjalan aktif dan efektif.
Saya memahami bahwa saya harus memperbaiki kegiatan refleksi. Saya mencoba untuk mencari beberapa literasi mengenai kegiatan refleksi yang menarik dan efektif. Saya juga mengajak rekan sejawat untuk berdiskusi perihal ini. Saya mendapatkan masukan yang baik dan menarik kesimpulan. Saya menemukan sebuah ide untuk melakukan kegiatan refleksi dengan konsep evaluasi manipulatif menggunakan permainan. Dimana murid diajak untuk bermain monopoli yang sudah dibuat khusus sesuai materi pembelajaran.
Monopoli yang saya buat saya beri nama Monopoli Telinga. Alat peraga ini dapat dimanfaatkan sebagai evaluasi manipulatif bagi peserta didik yang dikemas dalam bentuk permainan. Alat peraga ini dapat digunakan di kegiatan apersepsi (memperkenalkan bagian-bagian telinga) maupun pada kegiatan refleksi (mengulas pemahaman peserta didik terhadap bagian-bagian telinga). Alat dan bahan yang dibutuhkan : kertas karton, kertas origami, lem, spidol, gunting, lakban hitam.
Cara membuatnya yaitu :
- Ambil karton putih dan letakkan di atas kardus yang sudah dibuka perekatnya.
- Potong kardus sesuai ukuran karton.
- Beri lakban hitam di setiap sisi pinggir karton agar karton dengan kardus dapat menempel dan dapat menjadi papan dasar.
- Tempelkan gambar telinga di tengah kertas karton.
- Siapkan kertas origami kuning, buat kotak persegi panjang, lalu gunting. Beri tulisan START dan QUIS.
- Siapkan kertas origami warna merah, buat kotak persegi panjang, lalu gunting. Beri tulisan TANTANGAN.
- Siapkan kertas origami warna hijau, buat kotak persegi panjang, lalu gunting. Beri tulisan DANA UMUM.
- Siapkan kertas origami warna biru, buat kotak persegi panjang, lalu gunting. Beri tulisan KESEMPATAN dan PENJARA.
- Tempelkan tulisan bagian-bagian telinga dan kotak persegi panjang sedemikian rupa sehingga memenuhi pinggiran papan dasar.
- Bentuklah amplop menggunakan origami berwarna merah. Berilah tulisan KESEMPATAN. Tempelkan pada sisi kiri bawah papan dasar.
- Ambil beberapa origami dengan warna berbeda kemudian bentuklah menjadi persegi pajang, lalu gunting.
- Masukkan guntingan kertas ke dalam amplop KESEMPATAN. Guntingan kertas ini nantinya diberikan kepada peserta didik yang mendapat kolom kesempatan saat melempar dadu.
- Bentuklah amplop menggunakan origami berwarna merah muda. Berilah tulisan DANA UMUM. Tempelkan pada sisi kanan atas papan dasar.
- Ambil beberapa origami dengan warna berbeda kemudian bentuklah menjadi persegi pajang, lalu gunting.
- Masukkan guntingan kertas ke dalam amplop DANA UMUM. Guntingan kertas ini nantinya diberikan kepada peserta didik yang mendapat dana umum saat melempar dadu.
- Beri tulisan “Monopoli Telinga” dan “gambar telinga” di tengah papan dasar.
- Betuklah 2 kubus kecil menggunakan kertas karton putih. Beri simbol titik-titik menyerupai dadu.
- Alat peraga siap digunakan.
Cara penggunaan monopoli telinga sebagai berikut :
- Sebelum pembelajaran dimulai, letakkan alat peraga di atas meja dengan posisi kemiringan 70°.
- Cara menggunakan alat peraga ini seperti memainkan permainan monopoli pada umumnya yang mengukuti aturan tempat angka dadu yang diperoleh.
- Saat kegiatan awal, gunakan alat peraga untuk menanyakan pengetahuan awal peserta didik tentang bagian-bagian telinga.
- Saat refleksi pembelajaran, panggil siswa secara acak. Minta siswa untuk menyebutkan bagian-bagian telinga berdasarkan angka pada gambar yang tersedia. Hal ini dilakukan seterusnya bagi seluruh siswa.
- Kemudian gunakan kelompok siswa untuk memainkan monopoli telinga secara bergantian.
- Minta 2 orang perwakilan kelompok yang berbeda untuk maju ke depan kelas dan melakukan suit untuk mengetahui siapa kelompok yang terlebih dahulu bermain.
- Kelompok yang bermain pertama dapat mengocok kedua dadu menggunakan kedua tangan secara bersamaan. Jumlah angka dadu yang keluar menunjukkan jumlah langkah pemain.
- Permainan dimulai dari START dan diteruskan sesuai jumlah angka dadu yang didapat.
- Jika pemain berhenti di tulisan DANA UMUM, maka pemain boleh mengambil 1 $ dari amplop dana umum. Dana umum dapat digunakan untuk menyelamatkan pemain dari anggota kelompok yang sama jika masuk ke dalam penjara dsb.
- Jika pemain berhenti di tulisan KESEMPATAN, maka pemain boleh mengambil 1 kartu dari amplop kesempatan. Pemain yang mendapat kartu kesempatan diperbolehkan untuk maju atau mundur satu langkah dari tempatnya.
- Jika pemain berhenti di tulisan QUIS, maka pemain harus menjawab soal yang diberikan oleh guru berkaitan dengan bagian-bagian telinga dan fungsinya.
- Jika pemain berhenti di tulisan TANTANGAN, maka pemain harus mampu melakukan tantangan yang diberikan oleh guru.
- Jika pemain berhenti di PENJARA, maka pemain harus mendapatkan angka dadu yang sama untuk kedua dadu (misal sama-sama 2 atau 3, dsb) untuk bisa keluar dari penjara.
- Jika pemain berhenti di salah satu bagian telinga, maka peserta didik harus menjelaskan tentang bagian tersebut.
- Jika kedua kelompok sudah selesai bermain, maka dilanjutkan kelompok berikutnya hingga selesai.
- Selama permainan berlangsung, guru dapat memberikan penguatan dan penjelasan terhadap jawaban-jawaban peserta didik. Guru juga dapat melakukan evaluasi terhadap capaian pemahaman peserta didik tentang bagian-bagian telinga dan fungsinya.
Saat permainan ini berlangsung murid menjadi antusias. Mereka berlomba-lomba untuk bisa menjadi pemenang. Secara tidak langsung, secara materi saya dapat melihat bagian telinga yang kurang dipahami murid. Semangat murid juga kembali dan kelas menjadi menyenangkan. Evaluasi manipulatif melalui permainan monopoli ini efektif untuk dilakukan saat kegiatan refleksi. Saya dapat mengulas kembali dan mengukur sejauh mana proses kegiatan belajar mengajar dapat mencapai tujuan pembelajaran.
Kedepannya, saya akan berusaha untuk meneruskan evaluasi manipulatif ini. Saya akan mengemas kegiatan refleksi menjadi permaianan yang disenangi murid. Sehingga kegiatan akhir pembelajaran dapat tetap menyenangkan dan bermakna.