Budaya Positif melalui kegiatan Salam Seru ( SARU ) dan Target Pribadi (TAPRI) meberikan dampak perubahan positif yang memerdekakan setiap siswa dalam menentukan karekter / sikap dalam kesehariannya.
Budaya Positif melalui kegiatan Salam Seru ( SARU ) dan Target Pribadi (TAPRI) meberikan dampak perubahan positif yang memerdekakan setiap siswa dalam menentukan karekter / sikap dalam kesehariannya.
Saya merupakan guru kelas 4 SD yang berhadapan pada kondisi awal siswa yang cukup menarik. Dua bulan pembelajaran, saya tidak bisa mendapatkan antusias siswa dalam berbagai bentuk pembelajaran yang saya lakukan. Saya membuat kegiatan belajar yang dinamis dan menyeseuaikan dengan kebutuhan belajar siswa. Namun, dalam prosesnya siswa cenderung tidak percaya diri, tidak mau ikut ambil andil dalam kegiatan, pemalu, tidak berani jujur, dan takut melakukan kesalahan.
Hal ini menjadi tantangan sendiri bagi saya karena dalam setiap kegiatan belajar keyakinan diri siswa terhadap dirinya dan orang lain sangat dibutuhkan. Setelah saya telusuri, budaya belajar dari guru sebelumnya dan pasifnya pembelajaran masa pandemi membuat anak anak kehilangan kepercayaan diri. Padahal, mereka tergolong siswa yang mampu untuk belajar dengan baik. Bahkan dari hasil asesmen diagnosis non kognitif , siswa menyukai pemebelajaran yang berbentuk permainan, interaktif,kelompok, dinamis dan beragam.
Melihat hal tersebut saya membuat program SARU dan TAPRI. SARU adalah salam seru, TAPRI adalah Target Pribadi. Salam Seru (SARU) merupakan kegiatan saling menyapa setiap harinya yang dilakuakn antar guru dan murid, serta sesame murid. Hal ini untuk meningkatkan antusias murid ketika sampai di sekolah dan bertemu dengan guru dan temannya. Dengan slam seru yang mereka tentukan sendiri diharapkan bisa memabngun kepeduliaan dan keterikatan batin dengan guru dan teman-teman di kelasnya. Salam ini bisa berupa gerakan tos, high five, pelukan, jari lambang Love dan lain sebagainya sesuai dengan kesepakatan siswa. Jadi mereka yang menyepakati bersama salam-salam yang ingin dijadikan sapaan setiap harinya.
Sedangka Target Pribadi (TAPRI) di buat di awal bulan dengan target taget sikap yang disepakati bersama. Awanya guru akan memberikan kebebabasan pada siswa untuk menilai dirinya sendiri. Sikap apa saja yang perlu mereka tingkatkan selama belajar dan berinterkasi di kelas 4 ini. Misalnya, sikap tanggung jawab, percaya diri, berani, jujur, disiplin dan lain-lain. Siswa yang memberi tanda pada sikap mana saja yang ia ingini untuk target bulan ini. Setiap dua minggu atau sebulan siswa bisa menilai dirinya sendiri apakah target sikap tersebut sudah tercapai atau belum. Cara ia melihatnya dari keterlibatannya dalam proses belajar di kelas maupun aktivitas di luar kelas.
Perubahan yang terjadi siswa menjadi lebih antusias dalam pemebalajaran karena bukan hanya target belajar kognitif yang mereka kejar, namun target sikap yang mereka buat dan tentukan sendiri. Mereka lebih merasakan perubahan dalam dirinya tanpa harus dipaksa, diperintah atau dimarahi bahkan tanpa diberi hadiah dari pencapaian tersebut. Karena di setiap perubahan yang dirasakan siswa dapat menceritakannya kepada guru apa target yang dicapai dan dari perilaku atau kegiatan apa yang dapat menggambarkan perubahan sikap dan karakternya tersebut.
Jika selama ini nilai sikap hanya diobservasi oleh guru, maka dengan TAPRI siswa sendirilah yang menntukan, meakukan, menceritakan dan mengevaluasi dirinya.
Budaya Positif melalui kegiatan Salam Seru ( SARU ) dan Target Pribadi (TAPRI) meberikan dampak perubahan positif yang memerdekakan setiap siswa dalam menentukan karekter / sikap dalam kesehariannya.
Saya merupakan guru kelas 4 SD yang berhadapan pada kondisi awal siswa yang cukup menarik. Dua bulan pembelajaran, saya tidak bisa mendapatkan antusias siswa dalam berbagai bentuk pembelajaran yang saya lakukan. Saya membuat kegiatan belajar yang dinamis dan menyeseuaikan dengan kebutuhan belajar siswa. Namun, dalam prosesnya siswa cenderung tidak percaya diri, tidak mau ikut ambil andil dalam kegiatan, pemalu, tidak berani jujur, dan takut melakukan kesalahan.
Hal ini menjadi tantangan sendiri bagi saya karena dalam setiap kegiatan belajar keyakinan diri siswa terhadap dirinya dan orang lain sangat dibutuhkan. Setelah saya telusuri, budaya belajar dari guru sebelumnya dan pasifnya pembelajaran masa pandemi membuat anak anak kehilangan kepercayaan diri. Padahal, mereka tergolong siswa yang mampu untuk belajar dengan baik. Bahkan dari hasil asesmen diagnosis non kognitif , siswa menyukai pemebelajaran yang berbentuk permainan, interaktif,kelompok, dinamis dan beragam.
Melihat hal tersebut saya membuat program SARU dan TAPRI. SARU adalah salam seru, TAPRI adalah Target Pribadi. Salam Seru (SARU) merupakan kegiatan saling menyapa setiap harinya yang dilakuakn antar guru dan murid, serta sesame murid. Hal ini untuk meningkatkan antusias murid ketika sampai di sekolah dan bertemu dengan guru dan temannya. Dengan slam seru yang mereka tentukan sendiri diharapkan bisa memabngun kepeduliaan dan keterikatan batin dengan guru dan teman-teman di kelasnya. Salam ini bisa berupa gerakan tos, high five, pelukan, jari lambang Love dan lain sebagainya sesuai dengan kesepakatan siswa. Jadi mereka yang menyepakati bersama salam-salam yang ingin dijadikan sapaan setiap harinya.
Sedangka Target Pribadi (TAPRI) di buat di awal bulan dengan target taget sikap yang disepakati bersama. Awanya guru akan memberikan kebebabasan pada siswa untuk menilai dirinya sendiri. Sikap apa saja yang perlu mereka tingkatkan selama belajar dan berinterkasi di kelas 4 ini. Misalnya, sikap tanggung jawab, percaya diri, berani, jujur, disiplin dan lain-lain. Siswa yang memberi tanda pada sikap mana saja yang ia ingini untuk target bulan ini. Setiap dua minggu atau sebulan siswa bisa menilai dirinya sendiri apakah target sikap tersebut sudah tercapai atau belum. Cara ia melihatnya dari keterlibatannya dalam proses belajar di kelas maupun aktivitas di luar kelas.
Perubahan yang terjadi siswa menjadi lebih antusias dalam pemebalajaran karena bukan hanya target belajar kognitif yang mereka kejar, namun target sikap yang mereka buat dan tentukan sendiri. Mereka lebih merasakan perubahan dalam dirinya tanpa harus dipaksa, diperintah atau dimarahi bahkan tanpa diberi hadiah dari pencapaian tersebut. Karena di setiap perubahan yang dirasakan siswa dapat menceritakannya kepada guru apa target yang dicapai dan dari perilaku atau kegiatan apa yang dapat menggambarkan perubahan sikap dan karakternya tersebut.
Jika selama ini nilai sikap hanya diobservasi oleh guru, maka dengan TAPRI siswa sendirilah yang menntukan, meakukan, menceritakan dan mengevaluasi dirinya.
Praktik baik Sebelum Direvisi
Elaborasi Praktik Baik
Saya merupakan guru kelas 4 SD yang berhadapan pada kondisi awal siswa yang cukup menarik. Dua bulan pembelajaran, saya tidak bisa mendapatkan antusias siswa dalam berbagai bentuk pembelajaran yang saya lakukan. Saya membuat kegiatan belajar yang dinamis dan menyeseuaikan dengan kebutuhan belajar siswa. Namun, dalam prosesnya siswa cenderung tidak percaya diri, tidak mau ikut ambil andil dalam kegiatan, pemalu, tidak berani jujur, dan takut melakukan kesalahan.
Hal ini menjadi tantangan sendiri bagi saya karena dalam setiap kegiatan belajar keyakinan diri siswa terhadap dirinya dan orang lain sangat dibutuhkan. Setelah saya telusuri, budaya belajar dari guru sebelumnya dan pasifnya pembelajaran masa pandemi membuat anak anak kehilangan kepercayaan diri. Padahal, mereka tergolong siswa yang mampu untuk belajar dengan baik. Bahkan dari hasil asesmen diagnosis non kognitif , siswa menyukai pemebelajaran yang berbentuk permainan, interaktif,kelompok, dinamis dan beragam.
Melihat hal tersebut saya membuat program SARU dan TAPRI. SARU adalah salam seru, TAPRI adalah Target Pribadi. Salam Seru (SARU) merupakan kegiatan saling menyapa setiap harinya yang dilakuakn antar guru dan murid, serta sesame murid. Hal ini untuk meningkatkan antusias murid ketika sampai di sekolah dan bertemu dengan guru dan temannya. Dengan slam seru yang mereka tentukan sendiri diharapkan bisa memabngun kepeduliaan dan keterikatan batin dengan guru dan teman-teman di kelasnya. Salam ini bisa berupa gerakan tos, high five, pelukan, jari lambang Love dan lain sebagainya sesuai dengan kesepakatan siswa. Jadi mereka yang menyepakati bersama salam-salam yang ingin dijadikan sapaan setiap harinya.
Sedangka Target Pribadi (TAPRI) di buat di awal bulan dengan target taget sikap yang disepakati bersama. Awanya guru akan memberikan kebebabasan pada siswa untuk menilai dirinya sendiri. Sikap apa saja yang perlu mereka tingkatkan selama belajar dan berinterkasi di kelas 4 ini. Misalnya, sikap tanggung jawab, percaya diri, berani, jujur, disiplin dan lain-lain. Siswa yang memberi tanda pada sikap mana saja yang ia ingini untuk target bulan ini. Setiap dua minggu atau sebulan siswa bisa menilai dirinya sendiri apakah target sikap tersebut sudah tercapai atau belum. Cara ia melihatnya dari keterlibatannya dalam proses belajar di kelas maupun aktivitas di luar kelas.
Perubahan yang terjadi siswa menjadi lebih antusias dalam pemebalajaran karena bukan hanya target belajar kognitif yang mereka kejar, namun target sikap yang mereka buat dan tentukan sendiri. Mereka lebih merasakan perubahan dalam dirinya tanpa harus dipaksa, diperintah atau dimarahi bahkan tanpa diberi hadiah dari pencapaian tersebut. Karena di setiap perubahan yang dirasakan siswa dapat menceritakannya kepada guru apa target yang dicapai dan dari perilaku atau kegiatan apa yang dapat menggambarkan perubahan sikap dan karakternya tersebut.
Jika selama ini nilai sikap hanya diobservasi oleh guru, maka dengan TAPRI siswa sendirilah yang menntukan, meakukan, menceritakan dan mengevaluasi dirinya.
Jika Anda mengalami kendala dalam scrolling, scroll di luar dari area Live Chat yang berwarna hitam.