Temu Pendidik Nusantara XII

Select Language

Belajar Seni Kontekstual

Praktik baik Sebelum Direvisi

[revisi_terbaru]

Elaborasi Praktik Baik

Mata pelajaran seni budaya akan dianggap mudah bagi murid yang memiliki jiwa seni, berminat pada seni dan menyukai keindahan serta harmoni. Namun tidak semua murid memiliki minat seni, dalam konteks pembelajaran tentu banyak yang tidak suka menggambar, tidak suka bernyanyi dan menari dengan berbagai alasan. Banyak murid yang merasa tidak pede dalam mengekspresikan ide dan imajinasi mereka, sehingga murid kesulitan dalam berkreasi hingga merasa bahwa pelajaran seni adalah pelajaran yang membosankan.

Sebagai guru tentu saya ingin murid saya antusias dalam pembelajaran terutama pelajaran seni dan prakarya, harapan saya dengan antusias akan memunculkan minat untuk belajar seni, muncul minat untuk berkreasi dan senang mengapresiasi karya seni. Untuk itu yang utama menurut saya adalah menciptakan lingkungan belajar yang mengundang untuk belajar dengan cara menciptakan lingkungan belajar yang kontekstual dengan umur dan kehidupan murid melalui pendekatan “belajar dengan Seni”, “belajar melalui seni”, dan “belajar tentang seni”.

Kegiatan “Belajar dengan seni” sebagai upaya untuk menciptakan lingkungan yang mengundang untuk belajar yaitu memilih tema pembelajaran yang mempertimbangkan minat murid, salah satunya adalah belajar tentang film animasi favorit. Saya mengintegrasikan tokoh animasi favorit sebagai media projek dalam materi menciptakan kombinasi warna dan garis dasar sebagai challenge untuk diselesaikan. Saya banyak menggali bagaimana murid belajar, apa kegemarannya, apa hobinya dan kebiasaannya, dengan cara menanyakan pada saat melaksanakan absensi. Hasil dari pertanyaan tersebut saya jadikan pedoman untuk memetakan minat murid terhadap film animasi favoritnya. Inti dari kegiatan diatas adalah murid dapat belajar dari tokoh animasi favoritnya yaitu hal positif yang diambil melalui karakter, perilaku untuk bisa diresapi dan diterapkan dalam kehidupan murid.

Kegiatan “Belajar melalui seni” dalam pembelajaran, saya lakukan dengan menggali jawaban-jawaban murid sambil menceritakan cuplikan film apa yang masih diingat (literasi), menyampaikan secara tersirat dan tersurat bagaimana langkah menyelesaikan challenge (numerasi), dan menyampaikan apa saja kegiatan yang mencerminkan disiplin positif serta profil pelajar pancasila yang dinilai dalam kegiatan pembelajaran hari itu, seperti penilaian apa yang mencerminkan gotong royong dalam pembelajaran berkelompok, kegiatan apa yang mencerminkan sikap berfikir kritis dalam pembelajaran hari itu sehingga murid juga belajar untuk mengendalikan perilakunya ketika belajar seni.

Kegiatan “Belajar tentang seni” dalam pembelajaran, saya lakukan dengan cara  mendiskusikan tujuan pembelajaran dan indikator yang dinilai dalam hasil karya. Tujuan saya menyepakati bersama adalah agar murid secara sadar mampu menciptakan kombinasi motif garis dasar dan warna dengan benar. Setelah semua challenge selesai murid juga dilibatkan dalam pelaksanaan asessmen dengan mengacu pada indikator sehingga murid memahami telah mempelajari apa saja hari ini.

Setelah melaksanakan pembelajaran yang kontekstual ini, murid mulai terbuka dan berminat untuk belajar seni ditunjukkan dengan antusias dalam kelas untuk menyelesaikan challenge projek yang sudah ditentukan serta ketepatan waktu dalam menyelesaikan challenge yang artinya murid mengerjakan dengan sungguh-sungguh. Selain itu ada hal intrinsik dan ekstrinsik yang didapatkan dalam pembelajaran kontekstual ini yaitu hal intrinsiknya adalah murid belajar numerasi, literasi, mengapresiasi, merefleksi dan tentunya belajar materi kombinasi garis dan warna dan hal ekstrinsik yang didapatkan adalah murid merasa diperhatikan kebutuhannya, merasa dihargai dan didengar minat dan kesenenangannya.

Jika Anda mengalami kendala dalam scrolling, scroll di luar dari area Live Chat yang berwarna hitam.