Temu Pendidik Nusantara XII

Select Language

Anjangsana, Ajang Komunikasi dan Kolaborasi Kelas

Praktik baik Sebelum Direvisi

[revisi_terbaru]

Elaborasi Praktik Baik

Pandemi Covid 19 membuat banyak segi kehidupan berubah mengikuti keadaan untuk tetap bertahan. Demikian juga dengan dunia pendidikan, banyak satuan pendidikan yang harus berinovasi dalam pengelolaan maupun pelayanannya agar murid terpenuhi haknya mendapatkan pembelajaran. Dan pemanfaatan tehnologi menjadi pilihan utama untuk berinovasi dalam hal pengajaran atau penyampaian informasi ke murid maupun orangtua.

Begitu juga yang ada di School of Life Lebah Putih. Selama pandemic, sesi pertemuan orangtua murid dilakukan secara daring dengan menggunakan platform zoom meeting. Bahkan kondisi ini masih berlangsung sampai sekarang. Karena dirasa lebih fleksibel karena tidak terpancang tempat dan waktu. Bagi sekolah dianggap paling pas karena tetap bisa menyampaikan informasi atau program sekolah ke orangtua tanpa harus ribet. Dan orangtua juga merasa terbantu karena bisa tetap mengikuti dari mana saja tanpa meninggalkan tugas atau pekerjaannya.

Apalagi dengan adanya WAG (What App Grup) kelas dan komunitas membuat komunikasi serta koordinasi lebih lancar.

Tantangan

Ketika era kebiasaan baru menyambut kembalinya dunia nyata seiring teratasinya pandemic covid 19, aktifitas pembelajaran juga perlahan kembali ke rutinitas semula. Keberadaan WAG kelas dan komunitas tetap dominan sebagai sarana komunikasi seiring tuntutan jaman. Yang menjadi tantangan disini adalah, kebersamaan di dunia maya tidak sebanding dengan keakraban di dunia nyata. Murid-murid yang kembali hadir luring perlahan saling mengenal namun tidak dengan keluarga atau wali murid dan sekolah karena sudah ‘nyaman’ dengan pertemuan daring yang dianggap lebih fleksibel ditandai lebih banyak yang hadir dibandingkan jika pertemuan secara luring. Kondisi ini membuat sekolah kesulitan saat akan mengajak orangtua berkolaborasi. Selain kurang mengenal dan memahami satu sama lain, ternyata sesama wali murid dalam satu kelas pun asing.

Aksi

Salah satu upaya sekolah mendekatkan dan mengakrabkan wali murid selain dengan kegiatan family gathering, sekolah mengadakan anjangsana. Pertemuan wali murid secara daring tetap diadakan sebagai ajang penyampaian informasi sekolah yang bersifat klasikal, untuk seluruh warga sekolah dari berbagai kelas. Dan anjangsana ini merupakan pertemuan per kelas, dengan berkunjung ke rumah-rumah murid secara bergantian atau bergiliran. Tehnis pelaksanaannya diserahkan ke masing-masing kelas, sesuai kesepakatan. Apakah diadakan di hari Sabtu atau hari Minggu. Masing-masing kelas ada kesepakatan yang dijalankan. Selain jadwal pertemuan, kesepakatan terkait obrolan atau diskusi membahas lebih lanjut terkait info dari sekolah atau isu-isu kelas termasuk laporan perkembangan murid selama satu periode pendek. Dan wali kelas sebagai pihak sekolah menggunakan kesempatan ini untuk menggali ide, rasa dan juga karsa para keluarga untuk kepentingan bersama, utamanya yang berkaitan dengan murid.

Perubahan

Setelah dilakukan, aksi anjangsana membawa perubahan yang luar biasa. Kegiatan anjangsana yang semula bertujuan hanya untuk mempererat silaturahim antar orangtua dan murid di kelas berkembang menjadi ajang kegiatan keluarga kelas yang diinisiasi oleh para orangtua itu sendiri. Seperti mengadakan kemping kelas yang diikuti keluarga besar kelas, kerja bakti kelas, proyek sosial kelas dan sebagainya. Ini berdampak jelas ke murid, dimana orangtua pasti akan mendengarkan dan melibatkan murid dalam hal ini anak-anak mereka di setiap kegiatan, dan murid belajar langsung dari apa yang dilakukan orangtua mereka dalam komunitas kelasnya.

Jika Anda mengalami kendala dalam scrolling, scroll di luar dari area Live Chat yang berwarna hitam.