Margaretha Yunita H., S.Kom – SD Yos Sudarso Tasikmalaya
Awal.
Asesmen yang dilakukan oleh sekolah bersifat formatif dengan memberikan soal di google form. Kreativitas guru dan siswa menjadi terbatas. Hampir keseluruhan nilai anak-anak cenderung sempurna, kejujuran diragukan. Siswa dan guru sama-sama dititik kejenuhan. Guru mengejar target pembelajaran dan IPK.
Sekolah, guru dan tim pengembang berfikir untuk membuat perubahan. Mdncari formula yang tepat, dan menentukan capaian tujuan pembelajaran. Mulai merencanakan pembelajaran berbasis kompetensi, bukan konten semata.
Tantangan.
Guru harus belajar cepat, menyisihkan waktunya untuk curah gagasan.
Mensosialisasikan dan memberi pengertian kepada orang tua, tujuan pembelajaran. Merubah mindset orang tua, capaian utama pada kompetensi bukan pada konten dan nilai semata. Tantangan dengan pengawas yang kekeuh dengan menerapkan K13 full.
Aksi.
- Guru-guru mengikuti berbagai webinar, pelatihan, dan guru berbagi
- Membuat skenario asesmen berbasis kinerja
- Membuat Learning Outcome (capaian kompetensi)
- Melakukan asesmen berbasis kinerja
- Menyelenggarakan pameran karya (perayaan belajar) Perubahan.
- Asesmen berbasis kinerja
- Penilaian dilakukan oleh siswa, guru, teman, dan orang tua
- Siswa dan guru lebih kreatif dan wawasan menjadi terbuka luas
- Tidak beroriantasi pada nilai semata, namun pada tujuan dan pembelajaran yang bermakna
- Laporan perkembangan siswa tidak hanya kumpulan nilai namu pada capaian kompetensinya
- Mengangkat hot isue (proyek)
Yuk berkomentar di padlet berikut