Risma Bella Pratiwi, Luluk Kristiningsih – TK Kristen Widya Wacana Vi Joyotakan
ATAP
Awal: Pandemi memaksa semua orang beradaptasi. Sayangnya, tidak semua orang bisa beradaptasi dengan baik. Bagi anak usia dini, Pandemi membuat orang tua harus bisa mengajar anak di rumah. Padahal orang tua bukan guru dan tidak memiliki keahlian dalam mendidik seperti guru, maka yang timbul adalah ketegangan antara anak dan orang tua.
Tantangan: Membantu orang tua dan anak tetap nyaman saat belajar menjadi tantangan tersendiri bagi guru. Guru harus mampu menjadi fasilitator yang baik dengan memberikan pembelajaran yang menyenangkan bagi anak dan orang tua. Inilah tantangan yang harus dihadapi guru, anak, dan juga orang tua. Awalnya, saya kesulitan memahami murid dan orang tua. Saya kesulitan berkomunikasi dengan orang tua dan anak. Kami seolah tidak dapat menjalin komunikasi dengan baik. Salah persepsi sering membuat kami saring berselisih pendapat. Pembelajaran menjadi tidak asyik dan anak menjadi stress.
Aksi : Akhirnya saya melakukan refleksi dengan memahami kondisi murid saya dengan mencari data profil murid baik anak, orang tua, maupun lingkungannya, saya mulai memahami murid saya dengan memberi pembelajaran yang menarik Seperti Ecoprint, dengan memberikan panduan yang jelas orang tua akan dengan mudah mendampingi bauh hatinya dan tak lupa memberikan umpan balik, tak lupa saya memilih tantangan dengan waktu pengumpulan tugas yang fleksibel.
Pelajaran : Dengan pendekatan 5M ini, saya belajar untuk lebih memahami kondisi anak dan lingkungannya. Pandemi ini membantu kita makin kreatif, makin memahami, makin belajar menerima diri dan orang lain. Mari menjadi guru yang siap belajar, siap memahami, siap menerima, demi menjaga kondisi psikologis anak dan keluarganya tetap terjaga dengan baik. dengan membuat ecoprint, anak dan orang tua menemukan hal baru tentang teknik membatik.
Yuk berkomentar di padlet berikut.
