Writing challenge merupakan salah satu strategi untuk menumbuhkan budaya literasi. Strategi ini juga digunakan sebagai bentuk disiplin positif bagi murid yang melanggar peraturan sekolah.
Writing challenge merupakan salah satu strategi untuk menumbuhkan budaya literasi. Strategi ini juga digunakan sebagai bentuk disiplin positif bagi murid yang melanggar peraturan sekolah.
AWAL
Menulis merupakan kata yang mudah diucapkan, tapi sulit untuk dilaksanakan. SMK Cendekia Muttaqin berusaha meningkatkan kemampuan literasi para murid. Setiap murid untuk bisa mengembangkan ide pikirannya dan mencurahkan dalam bentuk tulisan. Tetapi niat baik tersebut tidak berjalan lancar. Kemampuan literasi murid di SMK Cendekia Muttaqin belum maksimal, hal ini dilihat dari hasil asesmen diagnostic murid dalam rangka mengukur kemampuan literasi. Berawal dari peristiwa tersebut, saya menyusun rencana sebagai bentuk tindak lanjut dari hasil asesmen tersebut. Rencana tindak lanjut yang saya gagas adalah writing challenge. Writing challenge merupakan salah strategi dalam bentuk pembiasaan dan pembudayaan menulis bebas. Sebelum melaksanakan kegiatan tersebut, tentu saya harus melakukan diskusi bersama dengan rekan guru dan pemangku kebijakan disekolah. Hal ini dilakukan agar tercipta kolaborasi bersama untuk menumbuhkan budaya literasi di lingkungan sekolah. Coaching clinic menjadi salah satu langkah yang akan diterapkan kepada setiap murid untuk memfasilitasi setiap murid agar bisa mengembangkan ide pikirannya dan mencurahkan dalam bentuk tulisan.
TANTANGAN
Guru sebagai fasilitator dalam hal ini berperan untuk selalu memberikan saran dan masukan positif setiap tulisan yang dihasilkan murid. Setiap murid memiliki kemampuan yang berbeda dalam mencurahkan segala ide dan pikirannya. Tantangan terbesar adalah bagaimana murid bisa termotivasi untuk mau menulis dan terbiasa menulis. Tentu perlu proses yang tidak sebentar untuk bisa menjadikan murid agar mau dan termotivasi untuk menulis. Oleh sebab itu, mengawali proses ini guru harus terus memberikan saran dan masukan yang membangun dan memotivasi guna membangkitkan semangat murid untuk bisa menjadikan menulis merupakan budaya yang baik.
AKSI
Untuk mencapai tujuan saya dalam rangka menumbuhkan budaya literasi murid, saya menggagas program Writing Challenge yaitu 1) Setiap seminggu sekali setiap murid diminta untuk berkonsultasi dan melaporkan hasil tulisannya meskipun baru mendapatkan satu paragraf atau bahkan hanya beberapa kalimat. 2) Setiap murid yang melanggar peraturan misal datang terlambat atau tidak melaksanakan tugasnya dengan baik, maka sanksinya dengan menulis. Writing challenge ini sebagai bentuk aksi nyata yang konkret untuk mewujudkan sekolah yang berbudaya literasi. Dengan program ini diharapkan akan memiliki dampak yang signifikan terhadap penumbuhan budaya literasi murid.
PELAJARAN
Salah satu hasil yang dapat diperoleh dari program ini adalah kebanggaan murid akan hasil karyanya. Tidak hanya itu saja, melainkan banyak hal yang bisa dilihat dari perkembangan murid. Setiap hari dan setiap waktu, banyak murid yang mulai giat untuk mau menghasilkan karya literasi. Motivasi yang tinggi dari murid merupakan salah satu bentuk aksi guru sebagai fasilitator yang tidak pernah menolak karya murid. Semuanya diapreasiasi, sehingga murid pun merasa bangga dengan apa yang dihasilkan. Inilah yang akan menjadi salah satu tolak ukur dari keberhasilan program Writing Challenge ini. Tumbuhnya motivasi dalam berliterasi yang akhirnya akan menjadi budaya literasi murid.
Writing challenge merupakan salah satu strategi untuk menumbuhkan budaya literasi. Strategi ini juga digunakan sebagai bentuk disiplin positif bagi murid yang melanggar peraturan sekolah.
AWAL
Menulis merupakan kata yang mudah diucapkan, tapi sulit untuk dilaksanakan. SMK Cendekia Muttaqin berusaha meningkatkan kemampuan literasi para murid. Setiap murid untuk bisa mengembangkan ide pikirannya dan mencurahkan dalam bentuk tulisan. Tetapi niat baik tersebut tidak berjalan lancar. Kemampuan literasi murid di SMK Cendekia Muttaqin belum maksimal, hal ini dilihat dari hasil asesmen diagnostic murid dalam rangka mengukur kemampuan literasi. Berawal dari peristiwa tersebut, saya menyusun rencana sebagai bentuk tindak lanjut dari hasil asesmen tersebut. Rencana tindak lanjut yang saya gagas adalah writing challenge. Writing challenge merupakan salah strategi dalam bentuk pembiasaan dan pembudayaan menulis bebas. Sebelum melaksanakan kegiatan tersebut, tentu saya harus melakukan diskusi bersama dengan rekan guru dan pemangku kebijakan disekolah. Hal ini dilakukan agar tercipta kolaborasi bersama untuk menumbuhkan budaya literasi di lingkungan sekolah. Coaching clinic menjadi salah satu langkah yang akan diterapkan kepada setiap murid untuk memfasilitasi setiap murid agar bisa mengembangkan ide pikirannya dan mencurahkan dalam bentuk tulisan.
TANTANGAN
Guru sebagai fasilitator dalam hal ini berperan untuk selalu memberikan saran dan masukan positif setiap tulisan yang dihasilkan murid. Setiap murid memiliki kemampuan yang berbeda dalam mencurahkan segala ide dan pikirannya. Tantangan terbesar adalah bagaimana murid bisa termotivasi untuk mau menulis dan terbiasa menulis. Tentu perlu proses yang tidak sebentar untuk bisa menjadikan murid agar mau dan termotivasi untuk menulis. Oleh sebab itu, mengawali proses ini guru harus terus memberikan saran dan masukan yang membangun dan memotivasi guna membangkitkan semangat murid untuk bisa menjadikan menulis merupakan budaya yang baik.
AKSI
Untuk mencapai tujuan saya dalam rangka menumbuhkan budaya literasi murid, saya menggagas program Writing Challenge yaitu 1) Setiap seminggu sekali setiap murid diminta untuk berkonsultasi dan melaporkan hasil tulisannya meskipun baru mendapatkan satu paragraf atau bahkan hanya beberapa kalimat. 2) Setiap murid yang melanggar peraturan misal datang terlambat atau tidak melaksanakan tugasnya dengan baik, maka sanksinya dengan menulis. Writing challenge ini sebagai bentuk aksi nyata yang konkret untuk mewujudkan sekolah yang berbudaya literasi. Dengan program ini diharapkan akan memiliki dampak yang signifikan terhadap penumbuhan budaya literasi murid.
PELAJARAN
Salah satu hasil yang dapat diperoleh dari program ini adalah kebanggaan murid akan hasil karyanya. Tidak hanya itu saja, melainkan banyak hal yang bisa dilihat dari perkembangan murid. Setiap hari dan setiap waktu, banyak murid yang mulai giat untuk mau menghasilkan karya literasi. Motivasi yang tinggi dari murid merupakan salah satu bentuk aksi guru sebagai fasilitator yang tidak pernah menolak karya murid. Semuanya diapreasiasi, sehingga murid pun merasa bangga dengan apa yang dihasilkan. Inilah yang akan menjadi salah satu tolak ukur dari keberhasilan program Writing Challenge ini. Tumbuhnya motivasi dalam berliterasi yang akhirnya akan menjadi budaya literasi murid.
Praktik baik Sebelum Direvisi
Elaborasi Praktik Baik
AWAL
Menulis merupakan kata yang mudah diucapkan, tapi sulit untuk dilaksanakan. SMK Cendekia Muttaqin berusaha meningkatkan kemampuan literasi para murid. Setiap murid untuk bisa mengembangkan ide pikirannya dan mencurahkan dalam bentuk tulisan. Tetapi niat baik tersebut tidak berjalan lancar. Kemampuan literasi murid di SMK Cendekia Muttaqin belum maksimal, hal ini dilihat dari hasil asesmen diagnostic murid dalam rangka mengukur kemampuan literasi. Berawal dari peristiwa tersebut, saya menyusun rencana sebagai bentuk tindak lanjut dari hasil asesmen tersebut. Rencana tindak lanjut yang saya gagas adalah writing challenge. Writing challenge merupakan salah strategi dalam bentuk pembiasaan dan pembudayaan menulis bebas. Sebelum melaksanakan kegiatan tersebut, tentu saya harus melakukan diskusi bersama dengan rekan guru dan pemangku kebijakan disekolah. Hal ini dilakukan agar tercipta kolaborasi bersama untuk menumbuhkan budaya literasi di lingkungan sekolah. Coaching clinic menjadi salah satu langkah yang akan diterapkan kepada setiap murid untuk memfasilitasi setiap murid agar bisa mengembangkan ide pikirannya dan mencurahkan dalam bentuk tulisan.
TANTANGAN
Guru sebagai fasilitator dalam hal ini berperan untuk selalu memberikan saran dan masukan positif setiap tulisan yang dihasilkan murid. Setiap murid memiliki kemampuan yang berbeda dalam mencurahkan segala ide dan pikirannya. Tantangan terbesar adalah bagaimana murid bisa termotivasi untuk mau menulis dan terbiasa menulis. Tentu perlu proses yang tidak sebentar untuk bisa menjadikan murid agar mau dan termotivasi untuk menulis. Oleh sebab itu, mengawali proses ini guru harus terus memberikan saran dan masukan yang membangun dan memotivasi guna membangkitkan semangat murid untuk bisa menjadikan menulis merupakan budaya yang baik.
AKSI
Untuk mencapai tujuan saya dalam rangka menumbuhkan budaya literasi murid, saya menggagas program Writing Challenge yaitu 1) Setiap seminggu sekali setiap murid diminta untuk berkonsultasi dan melaporkan hasil tulisannya meskipun baru mendapatkan satu paragraf atau bahkan hanya beberapa kalimat. 2) Setiap murid yang melanggar peraturan misal datang terlambat atau tidak melaksanakan tugasnya dengan baik, maka sanksinya dengan menulis. Writing challenge ini sebagai bentuk aksi nyata yang konkret untuk mewujudkan sekolah yang berbudaya literasi. Dengan program ini diharapkan akan memiliki dampak yang signifikan terhadap penumbuhan budaya literasi murid.
PELAJARAN
Salah satu hasil yang dapat diperoleh dari program ini adalah kebanggaan murid akan hasil karyanya. Tidak hanya itu saja, melainkan banyak hal yang bisa dilihat dari perkembangan murid. Setiap hari dan setiap waktu, banyak murid yang mulai giat untuk mau menghasilkan karya literasi. Motivasi yang tinggi dari murid merupakan salah satu bentuk aksi guru sebagai fasilitator yang tidak pernah menolak karya murid. Semuanya diapreasiasi, sehingga murid pun merasa bangga dengan apa yang dihasilkan. Inilah yang akan menjadi salah satu tolak ukur dari keberhasilan program Writing Challenge ini. Tumbuhnya motivasi dalam berliterasi yang akhirnya akan menjadi budaya literasi murid.
Jika Anda mengalami kendala dalam scrolling, scroll di luar dari area Live Chat yang berwarna hitam.