Praktik baik ini, saya susun setelah saya sebagai koordinator Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila yang kami laksanakan disekolah kami.
Perencanaan, Pelaksanaan dan Refleksi secara terencana dapat mewujudkan keberhasilan.
Praktik baik ini, saya susun setelah saya sebagai koordinator Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila yang kami laksanakan disekolah kami.
Perencanaan, Pelaksanaan dan Refleksi secara terencana dapat mewujudkan keberhasilan.
Awal / Situasi :
Penerapan IKM disekolah merupakan sebuah perubahan paradigma baru Pendidikan. Diperlukan Langkah yang konkrit untuk mencapai keberhasilan. Dalam kurikulum Merdeka terdapat Kegiatan P5 yang merupakan bagian dari IKM.
Saya mendapat tugas tambahan sebagai Penjab Kurikulum di Sekolah, sehingga saya perlu mempandegani pelaksanaan IKM. Selain hal diatas saya juga merupakan alumni Pendidikan Guru Penggerak Angkatan 3. Sebagai agen perubahan saya tergerak untuk turut andil dalam perubahan Pendidikan ini.
Awal penerapan IKM disekolah kami banyak sekali pro dan kontra dari rekan sejawat. Mindset mereka yang antipati terhadap perubahan menantang saya untuk membagikan pemahaman saya tentang IKM terutama dalam pengelolaan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila. Hal ini karena P5 merupakan hal baru yang akan dilaksanakan.
Sekolah kami memiliki karakter yang unik, diantaranya sudah berstatus sekolah adiwiyata nasional dan merupakan sekolah piloting Penyelenggara Pendidikan Inklusif. Sarana dan prasarana yang dimiliki sekolah sudah mencukupi sehingga merupakan salah satu potensi untuk pelaksanaan IKM ini.
Kondisi 654 siswa yang berlatar belakang sosial yang berbeda-beda juga asset untuk menumbuhkan profil pelajar Pancasila. Prestasi yang dimiliki siswa disekolah kami mayoritas adalah prestasi Non Akademik, hal ini karena mereka memiliki keanekaragaman minat, bakat, potensi, yang berbeda-beda pula. Hal ini menantang sekolah untuk terus mengembangkan memfasilitasi melalui kegiatan P5 ini.
Tantangan :
Pada awal penerapan IKM banyak hal yang menjadi tantangan saya dalam pelaksanaannya, yaitu
Aksi :
Untuk meyelesaikan tantangan yang dihadapi, maka saya selaku Penjab. Kurikulum melaksanakan beberapa hal :
Sosialisasi kepada walimurid
Memilih sistem blok mingguan menurut kami sangat baik karena penyampaian materi intrakurikuler bisa utuh dan optimal, sedangkan materi dan kegiatan P5 juga sesuai dengan tujuan pembelajaran P5.
Sekolah kami memiliki 17 guru mata pelajaran. sedangkan pada P5 ada 3 kegiatan sehingga membagi guru maple menjadi 3 kelompok projek. Tim/ kelompok ini yang akan Menyusun modul, mengawal kegiatan sampai dengan penyusunan laporan.
Namun pada saat pelaksanaan 3 minggu seluruh guru kelas 7 bertugas mendampingi kelompok siswa. 1 guru mendampingi 1 kelompok.
Tim fasilitator menentukan elemen, sub elemen , dan menyusun modul ajar, menentukan instrumen penilaian
Mengundang tokoh budayawan Banyuwangi sebagai narasumber dan mentor materi ( Maestro Gandrung Temu)
Perubahan :
Setelah pelaksanaan 3 kegaiatan P5 disekolah kami, dan refleksi secara berkala yang dilakukan Tim Fasilitator dan Kurikulum. kami mendapatkan beberapa hal perbaikan. Namun secara umum pelaksanaan P5 1, 2 dan 3 dapat terlaksana dengan lancar. Umpan balik yang diberikan siswa positif mereka senang dan mendapatkan pengalaman bermakna dari serangkaian P5.
Adminintrasi dal laporan kegiatan P5 lebih terstruktur dan terarah. sampai dengan merumuskan laporan hasil belajar siswa.
Praktik baik ini, saya susun setelah saya sebagai koordinator Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila yang kami laksanakan disekolah kami.
Perencanaan, Pelaksanaan dan Refleksi secara terencana dapat mewujudkan keberhasilan.
Awal / Situasi :
Penerapan IKM disekolah merupakan sebuah perubahan paradigma baru Pendidikan. Diperlukan Langkah yang konkrit untuk mencapai keberhasilan. Dalam kurikulum Merdeka terdapat Kegiatan P5 yang merupakan bagian dari IKM.
Saya mendapat tugas tambahan sebagai Penjab Kurikulum di Sekolah, sehingga saya perlu mempandegani pelaksanaan IKM. Selain hal diatas saya juga merupakan alumni Pendidikan Guru Penggerak Angkatan 3. Sebagai agen perubahan saya tergerak untuk turut andil dalam perubahan Pendidikan ini.
Awal penerapan IKM disekolah kami banyak sekali pro dan kontra dari rekan sejawat. Mindset mereka yang antipati terhadap perubahan menantang saya untuk membagikan pemahaman saya tentang IKM terutama dalam pengelolaan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila. Hal ini karena P5 merupakan hal baru yang akan dilaksanakan.
Sekolah kami memiliki karakter yang unik, diantaranya sudah berstatus sekolah adiwiyata nasional dan merupakan sekolah piloting Penyelenggara Pendidikan Inklusif. Sarana dan prasarana yang dimiliki sekolah sudah mencukupi sehingga merupakan salah satu potensi untuk pelaksanaan IKM ini.
Kondisi 654 siswa yang berlatar belakang sosial yang berbeda-beda juga asset untuk menumbuhkan profil pelajar Pancasila. Prestasi yang dimiliki siswa disekolah kami mayoritas adalah prestasi Non Akademik, hal ini karena mereka memiliki keanekaragaman minat, bakat, potensi, yang berbeda-beda pula. Hal ini menantang sekolah untuk terus mengembangkan memfasilitasi melalui kegiatan P5 ini.
Tantangan :
Pada awal penerapan IKM banyak hal yang menjadi tantangan saya dalam pelaksanaannya, yaitu
Aksi :
Untuk meyelesaikan tantangan yang dihadapi, maka saya selaku Penjab. Kurikulum melaksanakan beberapa hal :
Sosialisasi kepada walimurid
Memilih sistem blok mingguan menurut kami sangat baik karena penyampaian materi intrakurikuler bisa utuh dan optimal, sedangkan materi dan kegiatan P5 juga sesuai dengan tujuan pembelajaran P5.
Sekolah kami memiliki 17 guru mata pelajaran. sedangkan pada P5 ada 3 kegiatan sehingga membagi guru maple menjadi 3 kelompok projek. Tim/ kelompok ini yang akan Menyusun modul, mengawal kegiatan sampai dengan penyusunan laporan.
Namun pada saat pelaksanaan 3 minggu seluruh guru kelas 7 bertugas mendampingi kelompok siswa. 1 guru mendampingi 1 kelompok.
Tim fasilitator menentukan elemen, sub elemen , dan menyusun modul ajar, menentukan instrumen penilaian
Mengundang tokoh budayawan Banyuwangi sebagai narasumber dan mentor materi ( Maestro Gandrung Temu)
Perubahan :
Setelah pelaksanaan 3 kegaiatan P5 disekolah kami, dan refleksi secara berkala yang dilakukan Tim Fasilitator dan Kurikulum. kami mendapatkan beberapa hal perbaikan. Namun secara umum pelaksanaan P5 1, 2 dan 3 dapat terlaksana dengan lancar. Umpan balik yang diberikan siswa positif mereka senang dan mendapatkan pengalaman bermakna dari serangkaian P5.
Adminintrasi dal laporan kegiatan P5 lebih terstruktur dan terarah. sampai dengan merumuskan laporan hasil belajar siswa.
Praktik baik Sebelum Direvisi
Elaborasi Praktik Baik
Awal / Situasi :
Penerapan IKM disekolah merupakan sebuah perubahan paradigma baru Pendidikan. Diperlukan Langkah yang konkrit untuk mencapai keberhasilan. Dalam kurikulum Merdeka terdapat Kegiatan P5 yang merupakan bagian dari IKM.
Saya mendapat tugas tambahan sebagai Penjab Kurikulum di Sekolah, sehingga saya perlu mempandegani pelaksanaan IKM. Selain hal diatas saya juga merupakan alumni Pendidikan Guru Penggerak Angkatan 3. Sebagai agen perubahan saya tergerak untuk turut andil dalam perubahan Pendidikan ini.
Awal penerapan IKM disekolah kami banyak sekali pro dan kontra dari rekan sejawat. Mindset mereka yang antipati terhadap perubahan menantang saya untuk membagikan pemahaman saya tentang IKM terutama dalam pengelolaan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila. Hal ini karena P5 merupakan hal baru yang akan dilaksanakan.
Sekolah kami memiliki karakter yang unik, diantaranya sudah berstatus sekolah adiwiyata nasional dan merupakan sekolah piloting Penyelenggara Pendidikan Inklusif. Sarana dan prasarana yang dimiliki sekolah sudah mencukupi sehingga merupakan salah satu potensi untuk pelaksanaan IKM ini.
Kondisi 654 siswa yang berlatar belakang sosial yang berbeda-beda juga asset untuk menumbuhkan profil pelajar Pancasila. Prestasi yang dimiliki siswa disekolah kami mayoritas adalah prestasi Non Akademik, hal ini karena mereka memiliki keanekaragaman minat, bakat, potensi, yang berbeda-beda pula. Hal ini menantang sekolah untuk terus mengembangkan memfasilitasi melalui kegiatan P5 ini.
Tantangan :
Pada awal penerapan IKM banyak hal yang menjadi tantangan saya dalam pelaksanaannya, yaitu
Aksi :
Untuk meyelesaikan tantangan yang dihadapi, maka saya selaku Penjab. Kurikulum melaksanakan beberapa hal :
Sosialisasi kepada walimurid
Memilih sistem blok mingguan menurut kami sangat baik karena penyampaian materi intrakurikuler bisa utuh dan optimal, sedangkan materi dan kegiatan P5 juga sesuai dengan tujuan pembelajaran P5.
Sekolah kami memiliki 17 guru mata pelajaran. sedangkan pada P5 ada 3 kegiatan sehingga membagi guru maple menjadi 3 kelompok projek. Tim/ kelompok ini yang akan Menyusun modul, mengawal kegiatan sampai dengan penyusunan laporan.
Namun pada saat pelaksanaan 3 minggu seluruh guru kelas 7 bertugas mendampingi kelompok siswa. 1 guru mendampingi 1 kelompok.
Tim fasilitator menentukan elemen, sub elemen , dan menyusun modul ajar, menentukan instrumen penilaian
Mengundang tokoh budayawan Banyuwangi sebagai narasumber dan mentor materi ( Maestro Gandrung Temu)
Perubahan :
Setelah pelaksanaan 3 kegaiatan P5 disekolah kami, dan refleksi secara berkala yang dilakukan Tim Fasilitator dan Kurikulum. kami mendapatkan beberapa hal perbaikan. Namun secara umum pelaksanaan P5 1, 2 dan 3 dapat terlaksana dengan lancar. Umpan balik yang diberikan siswa positif mereka senang dan mendapatkan pengalaman bermakna dari serangkaian P5.
Adminintrasi dal laporan kegiatan P5 lebih terstruktur dan terarah. sampai dengan merumuskan laporan hasil belajar siswa.
Jika Anda mengalami kendala dalam scrolling, scroll di luar dari area Live Chat yang berwarna hitam.