Sastra daerah merupakan karya sastra adiluhung yang perlu dijaga dan dilestarikan keberadaannya. Proses pelestarian karya sastra daerah dapat dilakukan dengan berbagai cara. Salah satunya yaitu dengan proses transformasi sastra. Minimnya pengetahuan mahasiswa terhadap berbagai bentuk transformasi sastra daerah menjadikan satu permasalahan dalam pembelajaran sastra. Pembelajaran sastra, khususnya sastra daerah di tingkat perguruan tinggi kurang diminati oleh mahasiswa semester 2 Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI), FKIP Universitas Suryakancana.
Rendahnya minat mahasiswa terhadap pembelajaran sastra daerah membuat saya tertantang untuk berinovasi, beradaptasi dan berkolaborasi dalam proses belajar mengajar di kelas. Setelah melakukan proses observasi, saya mendapatkan beberapa permasalahan yakni (1) bahasa yang digunakan dalam karya sastra daerah kurang dipahami oleh mahasiswa, sehingga dianggap sulit untuk dicerna; (2) mahasiswa kurang mengenal karya sastra daerah; (3) minimnya bahan ajar sastra daerah; (4) tidak adanya pemantik untuk lebih mengenal karya sastra daerah. Dengan demikian, saya melakukan penguatan pembelajaran sastra, khususnya sastra daerah yang diorientasikan pada kearifan lokal daerah Cianjur dengan membuat berbagai macam transformasi sastra. Transformasi sastra dalam bentuk alih wahana ini dimaksudkan untuk menyesuaikan dengan kodrat alam dan kodrat zaman yang menuntut kita untuk selalu mengaitkan pembelajaran dengan berbantuan audio visual ataupun berbantuan digital.
Tantangan yang dihadapi adalah dalam membuat media ajar digital dan proses transformasi dalam bentuk video diperlukan adanya biaya yang lumayan besar; menstimulus minat mahasiswa untuk bisa berkarya secara orisinal; pengajuan HAKI produk transformasi sastra memerlukan kesepakatan bersama antara mahasiswa dan dosen, khususnya dalam pengecekan tingkat plagiarisme dan pembiayaan atas hak ciptanya.
Dalam menghadapi tantangan tersebut, saya telah melakukan berbagai aksi untuk merancang media ajar digital dan pembuatan transformasi sastra dalam bentuk video yakni dengan berkolaborasi antar-mahasiswa PBSI dengan mahasiswa Teknik Informatika. Selain itu, tidak hanya mahasiswanya, dosennya pun ikut berkolaborasi. Adapun untuk pembiayaan dibebankan Bersama dengan porsi 70% dari dosen dan 30% dari mahasiswa. Upaya menstimulasi minat mahasiswa untuk berkarya yaitu dengan memerdekakan mahasiswa untuk memilih karya sastra daerah yang disukai, jika ada terjemahannya maka dibacalah karya terjemahannya. Setelah mahasiswa memahami cerita yang dibacanya, lalu diberi proyek untuk ditransformasikan dalam bentuk karya lain, sehingga diperolehlah luaran berupa karya kolaborasi mahasiswa, dosen dan pihak lainnya yang terlibat dalam pembuatan luaran tersebut. Untuk pengajuan hak atas kekayaan intelektual (HAKI), kami mengajukan karya/produk luaran mata kuliah ke LPPM Universitas agar bisa dicek tingkat similaritas karya dan mengajukan HAKI secara berkelompok dengan dibimbing oleh dosen.
Perubahan yang dialami setelah melaksanakan pembelajaran tersebut yakni perkuliahan semakin disenangi oleh mahasiswa karena disamping berteori juga ada proses praktik. Dan ini membuat mahasiswa semakin tertarik dan interaktif. Selain itu, setiap mahasiswa memperoleh produk/luaran dari mata kuliah yang diampu. Proses transformasi sastra dapat merangsang mahasiswa untuk berkarya sesuai dengan apa yang mereka baca/tonton dari karya sastra sebelumnya sehingga menjadi stimulus untuk menulis atau berkarya. Sebagai contoh karya mahasiswa dan dosen yaitu transformasi cerita padi ke dalam bentuk film pendek, transformasi cerita rakyat Cianjur dalam bentuk komik digital dan antologi puisi. Selain itu, tersusun juga produk bahan ajar sastra daerah dalam bentuk digital.