Temu Pendidik Nusantara XII

Select Language

Superfleksibel Wujudkan Pembelajaran Selaras dengan Kebutuhan dan Berdampak pada Murid dalam Konteks Merdeka Belajar

Praktik baik Sebelum Direvisi

[revisi_terbaru]

Elaborasi Praktik Baik

Awal

Pemantik awal tercetusnya kegiatan Supervisi Refleksi Pembelajaran ini, berawal dari rapat sekolah setiap akhir minggu yang telah disepakati bersama guru. Kebingungan guru dalam mengadaptasi pembelajaran di masa Covid-19 Tahun 2020, menjadi topik dan isu dalam diskusi rapat mingguan tersebut. Bagaimana bentuk pembelajarannya? Seperti apa model RPP nya, di awal-awal belum ada petunjuk atau panduan yang jelas tentang hal ini. Melalui diskusi yang rutin setiap Hari Sabtu, akhirnya lahir kesepakatan membuat format RPP mingguan.  Format RPP mingguan tersebut adalah Identitas Pembelajaran, Tujuan Pembelajaran, Langkah-langkah Pembelajaran (dalam seminggu) dan Evaluasi Pembelajaran. Pembatasan pertemuan luring, akhirnya menginisiasi diskusi penyempurnaan RPP dan pembelajaran dilakukan secara daring yaitu media Whatsaap Group yang belakangan diperluas ke situs sekolah. Kondisi ini diperkuat dengan lahirnya kebijakan penyederhanaan RPP dan proses pembelajaran yang mengikuti Kurikulum Pandemi COvid-19 yang disederhanakan.

Setiap RPP dan kegiatan pembelajaran yang didiskusikan selalu diapresiasi oleh kepala sekolah dengan prinsip berani mencoba dan tidak takut salah. Kepala sekolah secara rutin melihat RPP mingguan yang dirancang guru setiap minggu, sambil memberikan penguatan dan masukan seperlunya. Kepala sekolah juga melakukan pemantauan pembelajaran secara rutin baik melalui Whatsaap Group Kelas, Google Class Room dan Web Sekolah. Setiap Hari Sabtu kepala sekolah memberikan apresiasi, umpan balik dan penguatan atas capaian pembelajaran yang telah dilakukan sekaligus memberikan masukan atas RPP yang sudah direncanakan untuk minggu berikutnya. Belakangan setelah saya sebagai kepala sekolah belajar tentang refleksi maka prinsip pemantauan disesuaikan dengan kaedah-kaedah refleksi.

Pelaksanaan pemantauan terkait pembelajaran tersebut, selanjutnya dijadikan sebagai pelaksanaan tugas pokok kepala sekolah dengan prinsip refleksi. Kondisi ini terus berlanjut secara siklus yaitu, Perencanaan Pembelajaran Minggu I, Review RPP Minggu I, Pelaksanaan Pembelajaran Minggu I, Evaluasi Pembelajaran Minggu I, Refleksi Pembelajaran Minggu I—Perencanaan Pembelajaran Minggu II, Review RPP Minggu II dan seterusnya. Hingga Pandemi Covid-19 telah berakhir, strategi ini masih relevan untuk dilaksanakann hingga kini, dan secara rutin menjadi dokumen pelaporan sekolah di media web.

Tantangan

Strategi yang ditemukan secara tidak sengaja ini, memiliki tantangan yang sangat kompleks, Berikut sejumlah tantangan yang dihadapi mulai dari tahap awal hingga kini adalah:

  1. Kebiasaan guru membuat RPP sekaligus dari hasil adaptasi atau bahkan “copy pasta”, yang tidak lagi selaras dengan mode PJJ sangat menyulitkan guru
  2. Penyempurnaan RPP mingguan yang selalu berubah dari minggu ke minggu, bulan ke bulan, dan tahun ke tahun hingga Tahun 2023 ini, atas konten, format, struktur, penyusunan, tahapan hingga strategi pedagogy yang diterapkan terus berubah seiring perubahan mode pembelajaran dan kebijakan
  3. Upaya memberikan apresiasi dan penyemangat atas capaian inovasi guru dan tim di sekolah melalui rapat mingguan tidak serta merta mendapat umpan balik yang positif
  4. Upaya mempertahankan keberlanjutan adalah tantangan terbesar, akibat dari perubahan yagn terus menerus terjadi
  5. Upaya meyakinkan guru bahwa strategi yang telah kita lakukan ini adalah relevan dan benar dalam konteks penerapan Merdeka Belajar yang kemudian menjadi kebijakana kementerian pendidikan.

Aksi

Gayung bersambut, ternyata strategi Supervisi Refleksi Berkelanjutan yang melahirkan model RPP fleksibel tersebut, sangat mudah diadaptasi dengan berbagai kebijakan yang lahir belakangan ini. Sebagaimana kebijakan yang selaras dengan prinsip Merdeka Belajar seperti 1) Pembelajaran Berdiferensiasi, 2) Penguatan Literasi dan Numerasi, 3) Integrasi Muatan Lokal Bahasa Bali dalam Pembelajaran, 4) Penerapan Projek Pengautan Karakter P5, 5) Mudah diintegrasikan dengan Program Sekolah dan Kurikulum. Strategi aksi yang dilakukan secara terintegrasi dengan program sekolah dan kurikulum dengan tahapan:

1. Awal tahun ajaran baru kepala sekolah membuat program tahunan, yang memuat kegiatan tidak  rutin dan rutin mingguan dan bersiklus, seperti:

  • Minggu I terdiri dari Rapat Awal Tahun Pelajaran, Pembuatan Program, PPDB, IHT, Refleksi
  • Minggu II terdiri dari MPLS, Diskusi Program Sekolah, Refleksi Pembutan RPP oleh Guru, Reviw RPP oleh Kepsek
  • Minggu III terdiri dari KBM, Refleksi KBM, Penyusunan RPP, Review
  • Minggu IV terdiri dari KBM, Refleksi KBM, Penyusunan RPP, Review
  • Minggu V terdiri dari KBM, Refleksi KBM, Penyusunan RPP, Review
  • Minggu berikutnya (integrasi hal lain disesuaikan dengan kelender pendidikan, dan iven-iven nasional maupun lokal)

2. Program di atas selanjutnya didiskusikan pada rapat mingguan bersama guru

3. Setiap minggu (diutamakan Hari Sabtu) kepala sekolah mengadakan rapat untuk merefleksi hal-hal baik yang telah dilakukan guru, murid dan kepala sekolah yang layak untuk diulang, mengemukakan pemikiran tentang hal-hal yang perlu ditingkatkan serta mengemukakan bagaimana cara mengatasi tantangan dan tindak lanjutnya.

4. Proses refleksi kolaborasi tersebut oleh murid dan guru ditulis dalam jurnal refleksi guru dan murid diketahui orang tua, sementara kepala sekolah membuat refleksi pada jurnal di web

5. Atas refleksi yang dilakukan, guru melakukan perencanaan pembelajaran untuk minggu berikutnya.

6. Kepala sekolah melakukan mendampingi guru dalam penyusunan RPP, penyesuaian RPP dengan kebijakan yang baru, menyempurnakan evaluasi , P5 dan sebagainya secara mingguan

7. Pengumpulan dokumentasi kegiatan mingguan dan diunggah di web sebagai laporan (kebiasaan pelaporan mingguan ini sudah terbentuk sejak PJJ Pandemi Covid-19)

8. Integrasi Program Superfleksibel dalam Program Sekolah setiap semester ditinjau dan disesuaikan, sehingga lebih memberikan kepastian pelaksanaan yang memang direncanakan secara nyata.

9. Evaluasi Program Tahunan, dilaksanak setiap Akhir Semester Tahun Ajaran Berjalan

Perubahan

Perubahan yang sampai saat ini telah nampak dari penerapan Strategi Superfleksibel tersebut adalah

  1. Terintgrasinya Prinsip Merdeka Belajar dalam penerapan Implementasi Kurikulum Merdeka secara terintegrasi antara program sekolah dengan kurikulum
  2. Kebiasaan guru dalam merancang pembelajaran harian yang tidak mungkin mereka lakukan selama ini (akhirnya guru mengambil jalan pintas dengan copy pasta RPP sekolah lain atau hasil unduhan) telah teratasi dengan RPP Mingguan
  3. Guru lebih percaya diri dalam mengajar, karena apa yang diajarkannya pada murid berasal dari perencanaan pembelajaran yang mereka rancang dan buat sendiri
  4. Proses perancangan pembelajaran yang mandiri memudahkan guru untuk mengadopsi hal atau kebijakan baru atau dari hasil mereka belajar strategi baru yang saat ini banyak tersedia pada Platform Merdeka Mengajar
  5. Guru terbiasa melakukan refleksi, melakukan perbaikan secara berkelanjutan
  6. Tumbuhnya ide atau gagasan inovasi dari guru karena sebelum mengajar, mereka berpikir untuk membuat RPP untuk minggu berikutnya, yang selama ini tidak pernah mereka lakukan
  7. Murid juga terbiasa belajar kreatif akibat dari inovasi guru yang berkelanjutan
  8. Murid, guru dan kepala sekolah senantiasa belajar secara berkesinambungan untuk menyempurnakan strategi yang diterapkan sebelumnya yang dianggap perlu disempurnakan, yang lahir dari proses refleksi berkelanjutan
  9. Guru mampu berinovasi sehingga lahir beberapa praktik baik seperti “Antri Depan Kelas untuk Meningkatkan Literasi Numerasi, Kegiatan Gelar Karya Murid, Integrasi Muatan Lokal dalam P5, Program Parenting Education Bersama Komuniatas Orang Tua Murid Kelas Tinggi dan Rendah”
  10. Kepala sekolah menemukan strategi supervisi terbaru, yaitu dari membaca dan mengamati dokumentasi mingguan sekolah, hasil refleksi guru, hasil refleksi murid dan umpan balik orang tua. Proses supervisi tersebut dilakukan secara deskriptif, yang bersifat penguatan, apresiasi dan upaya meningkatkan kepercayaan diri guru dalam melakukan penyempurnaan pembelajaran secara berkalnjutan. (Dokumentasi lengkap sekolah berbasis web dapat diakses di https://sd7ok.id

Jika Anda mengalami kendala dalam scrolling, scroll di luar dari area Live Chat yang berwarna hitam.