Setelah anak-anak di ajak untuk memilih predikat kapten dikelas Sesuai dengan pilihannya ..mereka merasa memiliki tanggung jawab yang muncul dari dalam Diri dan mereka melakukan Sesuai dengan kesepakatan yang ada.
Setelah anak-anak di ajak untuk memilih predikat kapten dikelas Sesuai dengan pilihannya ..mereka merasa memiliki tanggung jawab yang muncul dari dalam Diri dan mereka melakukan Sesuai dengan kesepakatan yang ada.
Awal :
Anak-anak sulit untuk di minta merapi kan mainan, membereskan meja atau memimpin kelas.
Tantangan :
Mencari solusi yang dapat memotivasi anak dengan menjadikan anak2 sebagai kapten.. setelah berdiskusi dengan guru dan mencari referensi dari guru2 di sekolah lain.. muncullah ide pengembangan untuk mencoba memberikan voice, choice dan ownership pada siswa.
Aksi :
Saat mengumpulkan referensi dari sesama rekan sejawat dari sekolah lain, di lakukan tahap2 awal bersama guru seperti :
1. Diskusi dengan guru bagaimana tentang maksud danTujuan apa yang akan di capai dalam kegiatan pemilihan ketua , juga mencari predikat atau nama yang paling menarik untuk anak2 sehingga rasa ownershipnya lebih mengena. Setelah sepakat guru memilih predikat nama “KAPTEN” untuk anak2 yang bertugas dikelas, maka digali kembali kapten apa saja yang akan di pilih sehingga dapat membantu guru dan siswa dalam pembelajaran di kelas dan Lingkungan sekolah.
2. Mencari cara yang menarik dalam mengemukan ide yang Sudah ada untuk sepakati di kelas. Guru menjelaskan maksud dan Tujuan dari pemilihan kapten pada anak2. Suara(Voice) anak2 di dengar oleh guru dan mereka di berikan kesempatan untuk memilih (Choice) predikat kapten apa yang ingin mereka Jalan kan.. anak2 ber semangat saat memilih, walau ada juga yang terlihat kecewa Karena predikat kapten yang ingin mereka miliki Sudah terisi oleh temannya. Untuk setiap kelas mempunyai pilihan nama kapten sendiri, sehingga tidak saja anak2, guru juga memiliki suaranya ketika memanage kelas. Setelah mendengar penjelasan dari guru bahwa predikat kapten itu akan di rolling, anak2 menjadi semangat kembali, dan mengikuti aturan yang di sepakati bersama
3. Pemilihan kaptenpun sempat mendapat kendala, awalnya predikat kapten di rubah setiap hari, namun setelah evaluasi bersama guru lain, maka pergantian predikat kapten dilakukan seminggu sekali sehingga ownership anak2 lebih tertanam dan anak2 lebih menjiwai peran yang sedang di embannya.
4. Setelah 2minggu berjalan (kebetulan program ini baru berlangsung setelah selesai kegiatan MPLS).. terlihat bagaimana mereka menjalankan predikat kapten nya, sehingga guru tidak sulit dalam mengelola pembelajaran, dan anak2 memiliki rasa bangga akan predikat yang di miliki.. untuk kapten Doa.. guru tidak lagi memimpin Doa Karena kapten Doa Sudah paham akan tugasnya, untuk kapten kerapihan alat tulis, para kapten dapat mengingatkan teman yang tidak merapikan alat tulisnya, kapten kebersihan juga sama, saat ada teman yang membuang sampah sembarangan mengingatkan untuk membuang sampah di tempat nya, dan kapten kerapihan Kursi, sebelum keluar kelas memastikan Kursi Sudah berada di bawah meja, dan jika ada yang tidak rapih maka kapten akan membantu merapihkan.
4. Pelajaran
Dari proses yang Sudah di lakukan selama 3 minggu terakhir, sangat terasa, jika anak2 di berikan VOICE CHOICE maka OWNERSHIP akan muncul, dan pembelajaran menjadi lebih menyenangkan. Guru bisa memberikan tanggung jawab pada anak melalui kesepakatan kelas dan anak mulai menjadi sosok yang lebih mandiri dalam melakukan tugasnya sebagai kapten. Ternyata ketika anak diberikan kesempatan, maka anak merasa dirinya lebih Berarti ketimbang hanya guru sebagai one man show. Anak2 juga mulai paham akan tugas dan tanggung jawab. Dari kegiatan ini terasa sekali Bahwa anak bukan lah kertas kosong, tapi anak Sudah memiliki goresan-foresaw tipis, dan sebagai guru lah tugas kita menebalkan goresan tadi dengan bimbingan, mendorong dan memberikan ruang untuk anak2 lebih bereksplorasi.
Setelah anak-anak di ajak untuk memilih predikat kapten dikelas Sesuai dengan pilihannya ..mereka merasa memiliki tanggung jawab yang muncul dari dalam Diri dan mereka melakukan Sesuai dengan kesepakatan yang ada.
Awal :
Anak-anak sulit untuk di minta merapi kan mainan, membereskan meja atau memimpin kelas.
Tantangan :
Mencari solusi yang dapat memotivasi anak dengan menjadikan anak2 sebagai kapten.. setelah berdiskusi dengan guru dan mencari referensi dari guru2 di sekolah lain.. muncullah ide pengembangan untuk mencoba memberikan voice, choice dan ownership pada siswa.
Aksi :
Saat mengumpulkan referensi dari sesama rekan sejawat dari sekolah lain, di lakukan tahap2 awal bersama guru seperti :
1. Diskusi dengan guru bagaimana tentang maksud danTujuan apa yang akan di capai dalam kegiatan pemilihan ketua , juga mencari predikat atau nama yang paling menarik untuk anak2 sehingga rasa ownershipnya lebih mengena. Setelah sepakat guru memilih predikat nama “KAPTEN” untuk anak2 yang bertugas dikelas, maka digali kembali kapten apa saja yang akan di pilih sehingga dapat membantu guru dan siswa dalam pembelajaran di kelas dan Lingkungan sekolah.
2. Mencari cara yang menarik dalam mengemukan ide yang Sudah ada untuk sepakati di kelas. Guru menjelaskan maksud dan Tujuan dari pemilihan kapten pada anak2. Suara(Voice) anak2 di dengar oleh guru dan mereka di berikan kesempatan untuk memilih (Choice) predikat kapten apa yang ingin mereka Jalan kan.. anak2 ber semangat saat memilih, walau ada juga yang terlihat kecewa Karena predikat kapten yang ingin mereka miliki Sudah terisi oleh temannya. Untuk setiap kelas mempunyai pilihan nama kapten sendiri, sehingga tidak saja anak2, guru juga memiliki suaranya ketika memanage kelas. Setelah mendengar penjelasan dari guru bahwa predikat kapten itu akan di rolling, anak2 menjadi semangat kembali, dan mengikuti aturan yang di sepakati bersama
3. Pemilihan kaptenpun sempat mendapat kendala, awalnya predikat kapten di rubah setiap hari, namun setelah evaluasi bersama guru lain, maka pergantian predikat kapten dilakukan seminggu sekali sehingga ownership anak2 lebih tertanam dan anak2 lebih menjiwai peran yang sedang di embannya.
4. Setelah 2minggu berjalan (kebetulan program ini baru berlangsung setelah selesai kegiatan MPLS).. terlihat bagaimana mereka menjalankan predikat kapten nya, sehingga guru tidak sulit dalam mengelola pembelajaran, dan anak2 memiliki rasa bangga akan predikat yang di miliki.. untuk kapten Doa.. guru tidak lagi memimpin Doa Karena kapten Doa Sudah paham akan tugasnya, untuk kapten kerapihan alat tulis, para kapten dapat mengingatkan teman yang tidak merapikan alat tulisnya, kapten kebersihan juga sama, saat ada teman yang membuang sampah sembarangan mengingatkan untuk membuang sampah di tempat nya, dan kapten kerapihan Kursi, sebelum keluar kelas memastikan Kursi Sudah berada di bawah meja, dan jika ada yang tidak rapih maka kapten akan membantu merapihkan.
4. Pelajaran
Dari proses yang Sudah di lakukan selama 3 minggu terakhir, sangat terasa, jika anak2 di berikan VOICE CHOICE maka OWNERSHIP akan muncul, dan pembelajaran menjadi lebih menyenangkan. Guru bisa memberikan tanggung jawab pada anak melalui kesepakatan kelas dan anak mulai menjadi sosok yang lebih mandiri dalam melakukan tugasnya sebagai kapten. Ternyata ketika anak diberikan kesempatan, maka anak merasa dirinya lebih Berarti ketimbang hanya guru sebagai one man show. Anak2 juga mulai paham akan tugas dan tanggung jawab. Dari kegiatan ini terasa sekali Bahwa anak bukan lah kertas kosong, tapi anak Sudah memiliki goresan-foresaw tipis, dan sebagai guru lah tugas kita menebalkan goresan tadi dengan bimbingan, mendorong dan memberikan ruang untuk anak2 lebih bereksplorasi.
Praktik baik Sebelum Direvisi
Elaborasi Praktik Baik
Awal :
Anak-anak sulit untuk di minta merapi kan mainan, membereskan meja atau memimpin kelas.
Tantangan :
Mencari solusi yang dapat memotivasi anak dengan menjadikan anak2 sebagai kapten.. setelah berdiskusi dengan guru dan mencari referensi dari guru2 di sekolah lain.. muncullah ide pengembangan untuk mencoba memberikan voice, choice dan ownership pada siswa.
Aksi :
Saat mengumpulkan referensi dari sesama rekan sejawat dari sekolah lain, di lakukan tahap2 awal bersama guru seperti :
1. Diskusi dengan guru bagaimana tentang maksud danTujuan apa yang akan di capai dalam kegiatan pemilihan ketua , juga mencari predikat atau nama yang paling menarik untuk anak2 sehingga rasa ownershipnya lebih mengena. Setelah sepakat guru memilih predikat nama “KAPTEN” untuk anak2 yang bertugas dikelas, maka digali kembali kapten apa saja yang akan di pilih sehingga dapat membantu guru dan siswa dalam pembelajaran di kelas dan Lingkungan sekolah.
2. Mencari cara yang menarik dalam mengemukan ide yang Sudah ada untuk sepakati di kelas. Guru menjelaskan maksud dan Tujuan dari pemilihan kapten pada anak2. Suara(Voice) anak2 di dengar oleh guru dan mereka di berikan kesempatan untuk memilih (Choice) predikat kapten apa yang ingin mereka Jalan kan.. anak2 ber semangat saat memilih, walau ada juga yang terlihat kecewa Karena predikat kapten yang ingin mereka miliki Sudah terisi oleh temannya. Untuk setiap kelas mempunyai pilihan nama kapten sendiri, sehingga tidak saja anak2, guru juga memiliki suaranya ketika memanage kelas. Setelah mendengar penjelasan dari guru bahwa predikat kapten itu akan di rolling, anak2 menjadi semangat kembali, dan mengikuti aturan yang di sepakati bersama
3. Pemilihan kaptenpun sempat mendapat kendala, awalnya predikat kapten di rubah setiap hari, namun setelah evaluasi bersama guru lain, maka pergantian predikat kapten dilakukan seminggu sekali sehingga ownership anak2 lebih tertanam dan anak2 lebih menjiwai peran yang sedang di embannya.
4. Setelah 2minggu berjalan (kebetulan program ini baru berlangsung setelah selesai kegiatan MPLS).. terlihat bagaimana mereka menjalankan predikat kapten nya, sehingga guru tidak sulit dalam mengelola pembelajaran, dan anak2 memiliki rasa bangga akan predikat yang di miliki.. untuk kapten Doa.. guru tidak lagi memimpin Doa Karena kapten Doa Sudah paham akan tugasnya, untuk kapten kerapihan alat tulis, para kapten dapat mengingatkan teman yang tidak merapikan alat tulisnya, kapten kebersihan juga sama, saat ada teman yang membuang sampah sembarangan mengingatkan untuk membuang sampah di tempat nya, dan kapten kerapihan Kursi, sebelum keluar kelas memastikan Kursi Sudah berada di bawah meja, dan jika ada yang tidak rapih maka kapten akan membantu merapihkan.
4. Pelajaran
Dari proses yang Sudah di lakukan selama 3 minggu terakhir, sangat terasa, jika anak2 di berikan VOICE CHOICE maka OWNERSHIP akan muncul, dan pembelajaran menjadi lebih menyenangkan. Guru bisa memberikan tanggung jawab pada anak melalui kesepakatan kelas dan anak mulai menjadi sosok yang lebih mandiri dalam melakukan tugasnya sebagai kapten. Ternyata ketika anak diberikan kesempatan, maka anak merasa dirinya lebih Berarti ketimbang hanya guru sebagai one man show. Anak2 juga mulai paham akan tugas dan tanggung jawab. Dari kegiatan ini terasa sekali Bahwa anak bukan lah kertas kosong, tapi anak Sudah memiliki goresan-foresaw tipis, dan sebagai guru lah tugas kita menebalkan goresan tadi dengan bimbingan, mendorong dan memberikan ruang untuk anak2 lebih bereksplorasi.
Jika Anda mengalami kendala dalam scrolling, scroll di luar dari area Live Chat yang berwarna hitam.