Kurnia Wahyu Ratnasari, adalah nama yang sekaligus do’a dari orangtua untuk saya. Saya mulai menjadi pendidik di tahun 2011 di salah satu lembaga di Kabupaten Bojonegoro, selanjutnya di tahun 2018 saya memutuskan mutasi di lembaga saat ini. TK Dharma Wanita Desa Menilo Kecamatan Soko Kabupaten Tuban adalah tempat saya bernaung saat ini. Walaupun saya domisili tetap di Bojonegoro, namun jarak dari rumah ke sekolah hanya ditempuh dalam 15 menit saja. Lima tahun di TK DW Menilo, keseruan, tantangan dan hambatan tentu silih berganti, namun dengan adanya hambatan-hambatan maka perubahan menyertainya. Salah satu hal yang pernah saya alami adalah sebagian besar anak didik, ketika diajak menggambar muncullah kalimat “Bu guru aku gak bisa!!!!” “Aku gak bisa gambar” atau bahkan ditinggal melakukan kegiatan lain. Ada kalanya menggambar bebas dan ada kalanya menggambar dengan contoh langsung. 

Salah satu kelemahan saya sebagai guru TK, yang menurut saya lumayan kompleks adalah menggambar, padahal di TK tentu saja gambar adalah bentuk visual yang penting untuk menggambarkan objek yang tidak dapat kita hadirkan. Bahkan pernah anak didik saya menanyakan kepada saya, “Itu gambar apa bu guru ? Malu ? Tentu walaupun tetap berusaha menjawab dan membela diri. Mungkin print out menjadi salah satu jurus andalan,  tetapi apakah saya hanya akan berhenti disitu saja ? Tentu Tidak!!! 

Awal Tahun 2023 saya ikut pelatihan menggambar dan mewarnai bersama salah satu brand crayon ternama dan seniman yang terkenal di Bojonegoro. Selanjutnya saya ikut pelatihan menggambar online, dimana semua dilakukan daring melalui grup, dan saya masuk kategori kelas dasar, dilihat dari gambar pertama (hanya petunjuk dan tanpa contoh). Sadar diri ! Jelas ! Dan saya masih setia dengan print out yang sangat membantu visualisasi saya ke anak didik. Kemudian saat itu secara tidak sengaja melihat iklan animated drawing. Kemudian saya coba cari tahu di youtube dan saya praktekkan di rumah. Hasilnya suka sekali saya, gambaran saya yang alakadarnya bisa jadi menarik dengan animated drawing, bisa bergerak dan kita dapat menentukan animasi sesuai keinginan.  Selanjutnya saya bawalah ke kelas si animated drawing ini, cukup sediakan kuota internet, kertas dan pensil/ spidol. Saya tidak langsung memberitahu anak ke animated drawing, tetapi saya hanya menggambar seperti biasa di kertas (boleh orang atau binatang). Ada yang gambarannya kecil sekali ada yang sangat besar, dan ada juga yang menggambar beberapa karakter. Setelah semua anak menggambar, barulah saya tunjukkan animated drawing. Saya coba dengan gambar saya, dan Alhamdulillah respon anak sangat baik, mereka tertawa dan ingin mencoba. Karena tool (hp) hanya 1 maka tetap harus bergantian, mereka tak henti tertawa bahkan yang sudah mendapat giliran langsung menggambar lagi dan mengantri kemudian.  Hasil dari animated drawing anak-anak tentu di share ke orangtua dan sosial media sekolah. Tentu ada rasa bangga dalam diri anak. Karyanya diperlihatkan kepada orang lain. Tak lupa saya, memberikan penguatan bahwa menggambar itu tidak ada yang jelek semua bagus. Secara lebih rinci berikut langkah-langkah serunya bermain dengan animated drawing :

1. 1. Ajak anak menggambar (dengan tema atau tidak), boleh diwarna atau tidak
   2. Buka google ketikkan kata kunci “animated drawing online” dan bisa langsung kita akses
   3. Klik “Get Started”
   4. Klik “Upload Photo”
   5. selanjutnya klik “Next” dan “Agree”
   6. klik “Next” 

• kemudian klik “Next” – “Next” 

1. Muncullah animasi bergerak dari gambar kita, lanjut bisa skrol ke bawah, bisa pilih jenis animasi yang diinginkan
2. Lanjut “Share”  untuk membagikan karya anak ke grup orangtua atau sosial media 
3. Selesai dan selamat mencoba

Di kesempatan dan hari berbeda, ketika saya mengajak anak menggambar lagi, hanya mungkin 1 atau 2 anak yang mengucap tidak bisa, lainnya bahkan ada yang menanyakan “Seperti yang itu bu yang bergerak-bergerak” . 

Dengan  animated drawing, membantu saya sebagai pendidik untuk membuat suasana proses berkarya anak menjadi lebih menyenangkan, anak tidak takut mencoba, antusias anak semakin muncul, terjadinya pengulangan-pengulangan, mengenalkan teknologi sederhana yang bisa di praktekkan bersama orangtua di rumah, serta terbentuknya  rasa bangga pada diri anak terhadap hasil karyanya.