Rumah Adalah Awal, Bagaimana Sekolah Mengawal?
Siti Umi Choiriyah
[AWAL]
Salah satu kendala yang sering dikeluhkan guru-guru kepada saya saat mengajar adalah mood murid. Ada kalanya suatu hal yang dialami anak di rumah bisa mempengaruhi moodnya saat belajar di kelas. Ada yang mencari perhatian dengan bersikap sulit diatur, atau malah sebaliknya, menjadi pendiam dan penurut. Meskipun anak-anak biasanya mudah kembali ceria, ada kalanya guru perlu melakukan pendekatan lebih agar anak dapat menceritakan masalah mereka sebelum diajak belajar.
Apa yang harus saya lakukan sebagai pemimpin sekolah saat itu? Saya ingin waktu belajar murid-murid bersama guru menjadi kegiatan bermakna. Saya meyakini bahwa keterlibatan orangtua dalam pembelajaran akan mampu meningkatkan performa guru dan sekolah. Dalam dan dari keluarga anak mempelajari banyak hal, dimulai dari bagaimana berinteraksi dengan orang lain, menyatakan keinginan dan perasaan, menyampaikan pendapat, bertutur kata, bersikap, berperilaku, hingga bagaimana menganut nilai-nilai tertentu sebagai prinsip dalam hidup
Saya berfikir dengan beberapa program yang sudah dibuat akan menjadikan hubungan dan komunikasi guru dengan orang tua mejadi baik, program itu diantara melalui Forum Silaturrahim Guru Dan Wali Murid (FOSMID) yang kami adakan sebulan sekali, lomba antar kelas, juga kegiatan Parenting.
[TANTANGAN]
Ternyata, kegiatan-kegiatan tidak berjalan seperti yang saya inginkan. Banyak hambatan, sedikit sekali dukungan dan dorongan lingkungan untuk menjalankan peran keluarga dengan optimal.
[AKSI]
Saya pun mencoba mencari tau apa masalahnya. Saya mencoba membicarakanya dengan pengurus Komite Sekolah, mengapa wali murid sedikit sekali hadir dalam forum-forum yang mempertemukan antara guru dan dan orang tua. Saya juga menanyakan kesulitan apa yang mereka rasakan dalam memahami makna program tersebut. Akhirnya, saya pun dapat menyimpulkan penyebabnya. Bahwa rata-rata orang tua adalah pekerja yang sibuk dan merasa program-program tersebut sudah biasa dilaksanakan di sekolah-sekolah lain,
Setelah melakukan refleksi saya. Saya menyadari bahwa di era zaman yang baru dengan segala perubahan juga membutuhkan pendekatan pendidikan keluarga yang baru, yang memudahkan bagi orangtua dan guru menjadi teman perjalanan dalam pengasuhan anak. Selanjutnya saya mencoba mencari referensi metode-metode pembelajaran di akun instagram para guru konten kreator yang sering menyampaikan pesan melalui video pendek. Sampai akhirnya saya menemukan akun https://www.instagram.com/keluargakitaid/# saya senang sekali mengikuti sesi-sesinya. Sampai kemudian ada program recruitment Penggerak Sekolah Rangkul Keluarga. Langsung aja dong saya daftar. Dan bagaikan gayung bersambut. saya mengajak 10 Tim inti untuk menjadi penggerak sekolah rangkul keluarga yang terdiri dari 5 guru dan 5 wali muri
Selama 3 bulan kami melaksanakan pelatihan sebagai penggerak. Alhamdulillah kami berjuang bersama dan berhasil lulus melalui semua tahapan-tahapanya. Tak menunggu lama kami sudah tak sabar menyusun program kegiatan sesi belajar untuk wali murid. Saya sudah sangat menggebu ingin menjadi agen perubahan di dalam kelas saya, kepada guru-guru lain serta dampak kepada sekolah.
Segera saya mengumpulkan Tim dan membagi peran, maka segeralah kami mengadakan sesi-sesi yang diintegrasikan dalam event-event sekolah. Dari hasil sesi didapatkan hasil peningkatan antusiasme kehadiran wali murid mengikuti sesi Rangkul. Bahkan di luar dugaan, beberapa sekolah sahabat juga mengundang saya untuk berbagi ilmu tentang basic dasar parenting Rangkul.
[Perubahan]
Melalui program Sesi Orang Tua Belajar dari program Sekolah Rangkul Keluarga, ternyata membuat orang tua lebih bersemangat untuk menyimak sesi parenting dengan baik. Cara ini juga memiliki efek yang sangat mendalam, sehingga dapat menggugah kesadaran para murid untuk lebih memahami setiap pesan yang disampaikan dalam sesi bincang keluarga dengan guru dan nobar. Suasana parenting lebih hidup. Sebagian besar dari mereka sangat aktif berpendapat dan belajar berargumentasi. Bahkan, saya banyak belajar dari curhatan-curhatan mereka tentang pengasuhan. Dari curhatan-curhatan orang tua itulah saya sering melakukan refleksi bersama rekan guru tentang beberapa kasus anak tertentu.
Tapi lebih dari itu yang paling membahagiakan hati saya adalah guru dan orang tua selalu berusaha menjadi teman seperjalanan dalam pengasuhan karna bila orang tua mengetahui dan memahami tujuan dari hal yang dipelajari anak akan dapat menciptakan kesempatan bagi anak untuk mendapatkan proses belajar yang sejalan dengan pelajarannya.
Pada dasarnya, kewajiban orang tua murid dan guru di sekolah adalah sama, yaitu memastikan anak/murid mendapatkan pendidikan yang baik. Karena rumah adalah Madrasatul Ula (sekolah pertama) bagi anak dan sekolah harus mengawalnya. Maka dibutuhkan kerja-sama yang dijalin orang tua dan guru dengan baik pula untuk kepentingan anak/murid.
[Perubahan]
Melalui program Sesi Orang Tua Belajar dari program Sekolah Rangkul Keluarga, ternyata membuat orang tua lebih bersemangat untuk menyimak sesi parenting dengan baik. Cara ini juga memiliki efek yang sangat mendalam, sehingga dapat menggugah kesadaran para murid untuk lebih memahami setiap pesan yang disampaikan dalam sesi bincang keluarga dengan guru dan nobar. Suasana parenting lebih hidup. Sebagian besar dari mereka sangat aktif berpendapat dan belajar berargumentasi. Bahkan, saya banyak belajar dari curhatan-curhatan mereka tentang pengasuhan. Dari curhatan-curhatan orang tua itulah saya sering melakukan refleksi bersama rekan guru tentang beberapa kasus anak tertentu.
Tapi lebih dari itu yang paling membahagiakan hati saya adalah guru dan orang tua selalu berusaha menjadi teman seperjalanan dalam pengasuhan karna bila orang tua mengetahui dan memahami tujuan dari hal yang dipelajari anak akan dapat menciptakan kesempatan bagi anak untuk mendapatkan proses belajar yang sejalan dengan pelajarannya.