Temu Pendidik Nusantara XII

Select Language

Risetku Sumber Belajarku

Praktik baik Sebelum Direvisi

[revisi_terbaru]

Elaborasi Praktik Baik

Risetku Sumber Belajarku

Tahun ini saya mendapatkan kesempatan belajar mendampingi kelas TK B Sekolah Islam Umar Harun. Usianya antara 5 sampai 6 tahun. Pembelajaran di sekolah kami berbasis riset, dengan harapan murid-murid bisa belajar secara kontekstual dan mendalam serta mengembangkan pola pikir kritisnya.

Sebagai pendamping belajar, saya berharap murid-murid bisa berkontribusi mengatasi permasalahan di lingkungan sekitarnya.

Namun harapan tersebut tidaklah mudah dicapai, karena permasalahan yang ada di lingkungan sekitar atau bahkan pada diri murid sendiri sangatlah beragam. Selain itu, yang lebih menantang lagi adalah menyadarkan murid akan permasalahan yang ada dan butuh diselesaikan. 

 

Saya punya inisiatif untuk mengajak murid-murid observasi langsung di lingkungan sekolah dan sekitarnya. Mengajak mereka menemukan permasalahan yang sekiranya butuh dicarikan solusinya. Ternyata, mereka menemukan  sampah yang berserakan dimana-mana. Tak hanya menyebutkan temuan-temuannya terkait sampah, mereka juga menyebutkan dampak buruk dari sampah berserakan “kalo buang sampah sembarangan nanti jadi gunung sampah Bu, nanti bisa banjir, nanti banyak semut” mereka saling bersahutan. Untuk memperdalam pengetahuan tentang sampah, cara pengolahan dan dampak buruk membuang sampah sembarangan, mereka melakukan observasi dan wawancara di Pusat Pengelolaan Sampah Al-Anwar 3, Sarang. 

 

Mereka sangat antusias bertanya dan saling berdiskusi bersama narasumber. Di sana, mereka belajar tentang macam-macam sampah (organik dan non-organik) beserta cara pengolahannya. Semua sampah dipilah sesuai jenisnya, agar memudahkan saat pengolahan. Untuk sampah non-organik plastik keras, nantinya akan dicacah di mesin pencacah. Sedangkan sampah plastik lunak, akan dibakar di tempat khusus. Abu hasil pembakaran tersebut diolah lagi menjadi paving. Keren sekali, mengubah barang kotor dan dinggap tak berguna menjadi sebuah produk yang bisa dimanfaatkan. Sedangkan sampah organik biasanya dijadikan sebagai makanan hewan ternak, seperti ayam dan bebek. 

 

Selain menemukan permasalahan kebersihan lingkungan, murid-murid juga diajak menemukan serta menyadari permasalahan terkait kebersihan diri. Seperti kuku panjang dan kotor, berjalan di tanah tanpa alas kaki, tidak mencuci tangan sebelum makan. Murid-murid melakukan pendataan kebersihan diri di setiap kelas. Mereka mengecek murid dan guru satu persatu. Ternyata banyak temuan tentang kurangnya kesadaran murid-murid dalam menjaga kebersihan diri. Untuk menggali informasi lebih detail, mereka melakukan wawancara dengan salah seorang wali murid TK B Islam Umar Harun yang berprofesi sebagai apoteker. Mereka belajar macam-macam cara menjaga kebersihan diri, seperti memotong kuku dan mandi secara rutin, mencuci tangan dan kaki setelah bermain, mencuci tangan sebelum dan sesudah makan. Selain itu, mereka juga belajar mengetahui dampak buruk jika tidak menjaga kebersihan diri. Dengan menggunakan media belajar yang menarik, murid-murid semangat dan aktif berdiskusi. 

 

Menariknya, mereka mampu menyampaikan informasi dan data-data hasil wawancara terkait menjaga kebersihan diri dan lingkungan dengan detail dan bahasa yang memahamkan. Hal ini membuktikan sejauh mana pemahaman yang didapatkan selama proses wawancara.

 

Data-data dan informasi yang diperoleh kemudian dianalisa. Lalu mengerucutkan hasil analisa tersebut menjadi ide-ide solusi dalam bentuk proyek riset dan produknya. Ada tiga macam proyek riset yang menjadi pilihan murid, yaitu riset menggambar, mewarnai dan membuat cerita. Dari pilihan riset tersebut, murid-murid juga memiliki produk riset yang beragam. Diantaranya poster, kaos, background photo booth, dan buku cerita bergambar. Meski pilihan riset dan produknya bervariasi, namun semuanya memiliki tujuan yang sama, yaitu mengkampanyekan gerakan menjaga kebersihan diri dan lingkungan. Sasarannya adalah seluruh warga sekolah Islam Umar Harun. Setiap murid berkesempatan melakukan ujicoba riset berulangkali tanpa melupakan refleksi. 

 

Adapun untuk murid-murid yang memilih riset menggambar dan mewarnai, mereka lebih dulu menentukan objek-objek yang akan digunakan sebagai ujicoba dan produk akhirnya. Objek yang dipilih tentunya yang berkaitan dengan tema riset menjaga kebersihan diri dan lingkungan. Sedangkan untuk murid yang memilih riset membuat cerita, tema ceritanya juga seputar menjaga kebersihan diri dan lingkungan. Setelah melewati serangkaian ujicoba, dilanjutkan presentasi hasil ujicoba dan refleksinya. 

 

Tak hanya sekedar presentasi, bahkan produk-produk risetnya juga dikampanyekan kepada warga sekolah Islam Umar Harun. Ada yang kampanye melalui poster, kaos dan background photo booth yang didesain dengan gambar ajakan menjaga kebersihan diri dan lingkungan. Ada juga yang kampanye melalui buku cerita bergambarnya yang juga diperjualbelikan. Harapannya semakin banyak yang terprovokasi untuk menjaga kebersihan. 

 

Melalui rangkaian dan tahapan belajar risetnya, murid-murid lebih peka dengan kebersihan diri dan lingkungan. Semangat mengingatkan orang tua, teman atau bahkan guru yang belum menjaga kebersihan. “Cuci tangan dulu, kan mau makan.” “Hayo, jangan buang sampah sembarangan. Jaga kebersihan”. Kalimat-kalimat seperti itu seringkali saya dengar dari lisan murid-murid TK B.

Mereka juga lebih antusias menerapkan pemilahan sampah dengan membuang sampah pada tempatnya sesuai kategorinya. Duh, senangnya hati ini. Anak seusia mereka bisa berkontribusi dalam menyelesaikan permasalah di lingkungannya dan mengajak orang lain untuk melakukan perubahan baik. Saya merasa bahwa pembelajaran berbasis projek sangatlah efektif dan berdampak. Karena murid terlibat langsung dalam setiap proses, diajak berempat terhadap lingkungan dengan mengidentifikasi dan memahami permasalahan yang ada, lalu menentukan solusi. Sehingga sejak dini anak sudah terbiasa menyelesaikan permasalahan.

 

Jika Anda mengalami kendala dalam scrolling, scroll di luar dari area Live Chat yang berwarna hitam.