Temu Pendidik Nusantara XII

Select Language

Mengoptimalkan Kegiatan Literasi dengan Program Pomantra

Praktik baik Sebelum Direvisi

[revisi_terbaru]

Elaborasi Praktik Baik

POMANTRA

Seiring perkembangan teknologi yang semakin melejit, membuat peserta didik malas melirik buku cetak, sehingga berdampak pada menurunnya minat baca peserta didik. Akhirnya membuat peserta didik juga kurang produktif.Hal ini membuat keresahan bagi saya sebagai guru bahasa Indonesia.  Sementara kami pendidik dituntut untuk memberikan bimbingan kepada peserta didik agar bisa menghasilkan sebuah karya. Apalagi Dinas Pendidikan setempat mengharuskan setiap sekolah mengumpulkan karya sastra, baik karya  guru maupun peserta didik. Oleh karena itu saya sebagai guru bahasa Indonesia ingin memberikan pembelajaran yang menyenangkan sekaligus menghasilkan karya sebagai aksi nyata dari program yang direncanakan. Adapun program yang direncakanan adalah POMANTRA (Pojok Taman Literasi).

POMANTRA (Pojok Taman Literasi) merupakan lahan yang berada di lingkungan sekolah yang kurang terawat sehingga mengganggu pemandangan. Apalagi lahan tersebut berada di depan kelas. Untuk itu saya berinisiatif memanfaatkan lahan kosong tersebut menjadi lahan yang menunjang proses pembelajaran, baik aspek intrakuikuler, ko-kurikuler, dan ekstrakurikuler. Aspek intrakurikuler seperti: pemanfaatan lahan untuk hidroponik dan apotik hidup untuk mata pelajaran MIPA dan Kewirausahaan. Aspek ekstrakurikuler seperti: ruang diskusi/tempat latihan organisasi yang ada di sekolah, antara lain; OSIS, Pramuka, PMR, Paskibra, Keramat, dan Komunitas Musik. Aspek ko-kurikuler yang menunjang proses pembelajaran seperti: pojok baca dan hidroponik. Hal ini yang membuat saya termotivasi untuk memanfaatkan lahan tersebut sebagai tempat belajar peserta didik sekaligus menambah keindahan di lingkungan sekolah.

Sebagai guru Bahasa Indonesia memiliki berbagai tantangan dalam mengaktifkan POMANTRA tersebut, diantaranya merasa kesulitan mengarahkan peserta didik membaca buku cetak karena mereka lebih senang membaca melalui handphone. Era teknologi yang semakin canggih sekarang ini, membuat peserta didik sibuk dengan dunianya sendiri, sehingga sulit berkolaborasi menciptakan sebuah karya. Hal ini juga menjadi tantangan bagi diri saya sebagai guru Bahasa Indonesia yakni memberi contoh kepada peserta didik dengan membuat karya yang bisa mereka jadikan acuan. Selain itu, rekan sejawat juga masih sulit diajak berkolaborasi menghasilkan karya yang bisa dibukukan. Semoga dengan diaktifkannya POMANTRA ini sedikit demi sedikit bisa mengubah gaya belajar peserta didik dan termotivasi meningkatkan literasi membaca dan menulis mereka.

POMANTRA (Pojok Taman Literasi) diaktifkan dengan berdiskusi bersama Kepala Sekolah dan rekan guru. Melakukan diskusi dengan Ketua organisasi untuk menemukenali aset yang dimiliki sekolah,Berdiskusi dengan peserta didik kelas X. XI, dan XII secara keseluruhan sebagai pengguna Pojok Taman Literasi. Langkah akhir yakni membuat panitia dengan melibatkan Ketua masing-masing organisasi Ekskul, berkolaborasi dengan rekan sejawat yang tergabung dalam komunitas praktisi untuk memonitor perkembangan keaktifan kegiatan literasi di POMANTRA. Adanya POMANTRA ini membuat peserta didik senang karena bisa terlibat langsung dalam program sekolah, mereka juga bisa membuat karya hasil literasi dalam bentuk antologi, mengembangkan kreativitas mereka, saling berkolaborasi dalam melatih tanggung jawab.

Pelajaran yang bisa saya ambil saat mengaktifkan POMANTRA sebagai wujud aksi nyata P5 yakni bisa mengembangkan kompetensi yang dimiliki peserta didik sesuai karakteristik mereka, bisa melatih tanggung jawab peserta didik, senang melihat antusiasme  peserta didik belajar di taman literasi karena mereka belajar sambil bermain. Selain itu, saya dan rekan guru yang lain bisa saling berkolaborasi menghasilkan  karya dalam bentuk buku yang ber ISBN.

Dalam pengaktifan kegiatan POMANTRA (Pojok Taman Literasi), belum sepenuhnya menumbuhkan kesadaran pribadi bagi peserta didik untuk melakukan literasi. Namun, dengan pengawasan dari guru sebagai pembimbing secara bertahap peserta didik akan terbiasa dan merasa literasi itu adalah suatu kebutuhan. Jika literasi itu sudah dianggap sebagai kebutuhan, artinya sudah membudaya dalam diri peserta didik. Inilah yang menjadi tujuan dari program POMANTRA tersebut. Di samping menumbuhkan kebiasaan membaca, juga diharapkan bisa menyampaikan refleksi hasil membaca, baik secara lisan maupun tertulis.  Dan hasil akhir yang paling diharapkan yakni peserta didik bisa mengembangkan kreativitas mereka dalam bentuk tulisan karya yang bisa dipublikasikan.

Langkah selanjutnya yang perlu dilakukan secara konsisten adalah mengembangkan kolaborasi yang sehat antara semua warga sekolah untuk mengoptimalkan POMANTRA. Jika peserta didik sudah termotivasi melakukan literasi tanpa paksaan dari orang lain, itu artinya mereka sudah menjadikan literasi sebagai suatu kebutuhan, maka dengan sendirinya bisa menumbuhkan Profil pelajar Pancasila yang mandiri, berpikir kritis, dan kreatif.

Jika Anda mengalami kendala dalam scrolling, scroll di luar dari area Live Chat yang berwarna hitam.