Temu Pendidik Nusantara XII

Select Language

PENGGUNAAN MEDIA WAYANG TIRUAN DALAM PEMBELAJARAN BAHASA JAWA

Praktik baik Sebelum Direvisi

[revisi_terbaru]

Elaborasi Praktik Baik

 Pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Sekolah Dasar Negeri Gedongombo II Kecamatan Ploso tahun pelajaran 2015/2016 terdapat dua kelompok muatan mata pelajaran, yaitu mata pelajaran nasional dan muatan lokal. Berdasarkan Surat Keputusan/SK Gubernur Propinsi Jawa Timur Nomor: 188/188/KPT/013/2005, tertanggal 11 Juli 2005, tentang Bahasa Jawa sebagai muatan lokal wajib di Jawa Timur. Surat Keputusan Gubernur itu merupakan payung hukum pelaksanaan muatan lokal Bahasa Jawa di wilayah Propinsi Jawa Timur. 

       Sebagai suatu mata pelajaran muatan lokal Bahasa Jawa beralokasi waktu 2 (dua) jam pelajaran/minggu untuk  tiap kelasnya. Pada kelas IV, V, dan VI mata pelajaran Bahasa Jawa biasanya diajarkan oleh guru yang memperoleh tugas tambahan sebagai kepala sekolah, yang berjumlah 6 (enam) jam pelajaran setiap minggunya.

       Kondisi obyektif yang terjadi di SDN Gedongombo II Kecamatan Ploso Kabupaten Jombang pada penyampaian materi untuk mata pelajaran Bahasa Jawa kelas IV, V, dan VI juga kurang optimal. Kekurangoptimalan itu berawal dari penyampaian materi hanya berdasarkan buku paket Bahasa Jawa yang ada dengan media pembelajaran yang terkesan kurang mendapatkan perhatian serius. Demikian pula halnya dengan penyampaian materi pelajaran Bahasa Jawa yang berkaitan dengan tokoh-tokoh wayang serta perwatakannya. Materi ini  biasanya disampaikan oleh guru dengan cara siswa membaca materi dan kemudian guru menjelaskan, dilanjutkan dengan penyelesaian tugas oleh siswa.

       Secara umum pembelajaran ini bertujuan menghasilkan deskripsi peningkatan hasil belajar menyebutkan tokoh pewayangan dan perwatakannya dengan menggunakan media wayang pada siswa kelas V SDN Gedongombo II.

Tujuan umum itu dirinci menjadi tujuan-tujuan khusus berikut:

  1. Mendeskripsikan proses pelaksanaan pembelajaran untuk materi menyebutkan tokoh pewayangan dan perwatakannya dengan menggunakan media wayang pada siswa kelas V SDN Gedongombo II.
  2. Mendeskripsikan hasil belajar siswa kelas V SDN Gedongombo II dalam pembelajaran menyebutkan tokoh pewayangan dan perwatakannya dengan menggunakan media wayang.

        Langkah-langkah kegiatan ini disusun dalam tiga kegiatan yang meliputi: 1) penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), 2) penyiapan peralatan dan perlengkapan media pembelajaran, dan 3) pelaksanaan pembelajaran. Secara berturut-turut akan diuraikan seperti di bawah ini:

  1. Penyusunan RPP

       Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) disetting untuk pembelajaran 1 kali pertemuan dengan alokasi waktu 2 x 35 menit. RPP disusun dengan komponen RPP sesuai yang tertera dalam Permendiknas nomor 41 tahun 2007 tentang standar proses. RPP yang disusun oleh guru untuk mata pelajaran Bahasa Jawa kelas V semester 2.

  1. Penyiapan peralatan dan perlengkapan media pembelajaran.

       Peralatan dan perlengkapan pendukung untuk penggunaan media pembelajaran wayang kulit meliputi:

Wayang kulit tokoh wayang Pandawa yang terdiri atas: Yudhistira, Werkudara, Arjuna, Nakula, dan Sadewa dilengkapi dengan 2 gunungan. Dua buah gunungan sebagai pelengkap dan pembatas bagian kiri dan kanan dari arena penampilan wayang yang akan dipentaskan oleh guru.

Batang pisang atau gedebog untuk menancapkan wayang kulit dan gunungan. Batang pisang diambil dari pisang yang sudah berbuah dan sudah dapat dipanen hasil buahnya, sehingga tidak memotong batang pisang dengan sia-sia, yang hanya dimanfaatkan batangnya saja.

Kain putih/kelir sebagai latar tempat bersandarnya wayang kulit yang ditancapkan pada batang pisang. Kelir dapat dibeli dari kain putih jenis tetron yang agak tipis, dengan dijahitkan ke penjahit pakaian, untuk memberikan batasan pada bagian tepi kiri dan kanan. Untuk memberikan hiasan pada bagian atas diberi hiasan dengan kain berbeda warna, untuk memberikan warna kontras.

Kotak untuk menempatkan wayang kulit. Kotak terbuat dari bahan kayu yang dikerjakan oleh tukang kayu, karena memerlukan keahlian khusus untuk menyelesaikannya. Kotak dibuat sepanjang ukuran tinggi wayang dengan lebar selebar gunungan dan tinggi menyesuaikan. Kotak yang disiapkan berfungsi ganda. Fungsi yang pertama untuk menyimpan wayang, cempolo, kencreng, dan kelirnya. Fungsi yang kedua pada saat pembelajaran berlangsung, untuk mengiringgi pertunjukan wayang dengan cara memukulkan cempolo ke dinding bagian dalam kotak, dan menempelkan kencreng yang akan dibunyikan oleh guru melalui telapak kaki sebelah kanan.

Pemukul kotak (cempolo). Cempolo dibuat dari bahan kayu keras yang berfungsi untuk memukul dinding kotak bagian dalam supaya menghasilkan bunyi sebagai pengiring pementasan wayang bergantian dengan bunyi kencreng.

Kencreng sebagai pengiring saat akan menampilkan tokoh wayang kulit sebelum dan sesudah ditancapkan ke batang pisang.

Pipa paralon dengan ukuran 2,5 membutuhkan sebanyak 6 meter. Pipa dipotong-potong sepanjang masing-masing potongan 1 meter. Supaya mendapatkan panjang 2 meter diperlukan sambungan pipa sebanyak 2 buah. Sedangkan pada pagian pojok diperlukan 4 buah sambungan yang berbentuk L. Sambungan yang berbentuk L digunakan untuk merangkaikan antara pipa yang panjang dengan pipa yang pendek. Rangkaian pipa paralon ini digunakan untuk memasangkan kelir sebagai tempat sandaran wayang.

  1. Pelaksanaan pembelajaran

       Pelaksanaan pembelajaran disesuaikan dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah disusun sebelumnya. Terdapat kegiatan yang harus dipersiapkan guru sebelum pelaksanaan pembelajaran dilaksanakan yaitu penataan sedemikian rupa terhadap peralatan dan perlengkapan yang akan digunakan dalam pembelajaran. Kegiatan yang dimaksud meliputi:

Menata batang pisang dan kelir.

Menempatkan wayang kulit yang akan ditampilkan dalam kotak yang tersedia.

Menempatkan kencreng dengan cara menempelkan pada dinding bagian luar dari kotak. Ketinggian kencreng disesuaikan dengan jangkauan kaki guru untuk dapat dengan mudah membunyikannya.

Mengatur tempat duduk untuk guru agar dapat ditempati dengan nyaman saat menampilkan tokoh wayang dengan cara menancapkan wayang ke permukaan batang pisang.

Pada saat inti pembelajaran guru berperan seolah-olah sebagai dalang. Guru menampilkan tokoh wayang Pandawa satu persatu dengan diperhatikan oleh siswa. Kegiatan pendahuluan dilaksanakan dengan cara menyiapkan siswa secara fisik dan mental untuk belajar. Dilanjutkan dengan kegiatan apersepsi tentang tokoh wayang yang sudah pernah dikenal.

Gambar 1. Kegiatan apersepsi

Pada kegiatan inti dimulai dengan menampilkan tokoh wayang Pandawa satu persatu mulai putera pertama sampai kelima.

Gambar 2. Guru menampilkan putera pertama Pandhawa

Kegiatan ini sampai genap lima tokoh Pandawa

Gambar 3 Tampilan lengkap dari Pandhawa

Untuk menjelaskan perwatakan masing-masing putera Pandawa disampaikan pada saat menampilkan satu persatu tokoh Pandawa.

Kegiatan akhir pembelajaran beberapa siswa disuruh maju untuk mengambilkan tokoh wayang yang namanya disebutkan oleh guru.

Jika siswa dapat menunjukkan dengan benar, berarti siswa sudah dapat menyerap materi pembelajaran.

Gambar 4 Siswa menunjukkan tokoh wayang

Untuk kegiatan ini bergantian maju, dan bagi siswa yang dapat menjawab dengan benar beserta perwatakan dari tokoh wayang yang diambil diberi hadiah dari guru berupa 2 buah buku tulis.

Untuk mengukur kemampuan siswa dalam menyebutkan nama-nama tokoh wayang pandhawa beserta perwatakannya, dilakukan oleh guru dengan membagikan lembar soal evaluasi yang harus diselesaikan oleh siswa secara individu. Waktu yang diperlukan oleh siswa untuk menyelesaikan soal itu sebanyak 5 menit. Ini dilakukan guru sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 20 tahun 2007 tentang standar penilaian pendidikan dasar dan menengah.

Gambar 5 Guru membagikan soal evaluasi kepada siswa

       Pembelajaran menyebutkan tokoh pewayangan dan perwatakannya yang dilakukan dengan menggunakan media wayang pada siswa kelas V SDN Gedongombo II tahun pelajaran 2015/2016, dapat disajikan dalam tabel berikut:

Tabel 1 Hasil Belajar Siswa

No Nama Siswa Nilai Ketuntasan Ket. 
Tuntas Tidak
1 Febry Dwi Prasetyo 60
2 Saskiyah 80
3 Andre Pratama 80
4 Aprilia Tasya Delia Putri 80
5 Dimas Rafa Ramanda 80
6 Ferry Andriyanto 80
7 Linda Dewi Arnanta 80
8 Risky Febriyanto 80
9 Yudi Dwi Ahmad Syafii 100
10 Yunia Indah Permata Sari 100
11 Enjelina Ayu Novianti 100
Jumlah 920 10 1
Rata-rata 83,64
Persentase ketuntasan 90,91% 9,09%

 

       Berdasarkan tabel 1 di atas, dapat dilihat bahwa 10 anak dari 11 anak (90,91%) siswa kelas V SDN Gedongombo II yang telah memperoleh nilai hasil belajar di atas Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah direncanakan yaitu 75. Berikut ini dijelaskan perolehan nilai, jumlah siswa yang memperolehnya, nilai rata-rata kelas, dan ketuntasan klasikal yang dicapai dalam pembelajaran:

Sebanyak 3 anak memperoleh nilai 100.

Sebanyak 7 anak memperoleh nilai 80.

Sebanyak 1 anak memperoleh nilai 60.

Nilai rata-rata kelas 83,64.

Ketuntasan klasikal 90,91%.

Jika Anda mengalami kendala dalam scrolling, scroll di luar dari area Live Chat yang berwarna hitam.