Temu Pendidik Nusantara XII

Select Language

PENERAPAN TEKNIK BERCOCOK TANAM MENGGUNAKAN KONSEP KAPILARITAS

Praktik baik Sebelum Direvisi

[revisi_terbaru]

Elaborasi Praktik Baik

AWAL
Ketika saya masuk kelas anak-anak kurang antusias, kurang semangat, kurang senyum, bahkan
ada yang tidur di bangku.Secara umum kondisi kelas kurang hidup dan kurang bersemangat.
Sebagai guru saya sangat berharap anak-anak bersemangat, antusias, senang dan tertarik
mengikuti pelajaran IPA. Untuk itu biasanya saya mengawali dengan ice breaking .
Seharusnya pendidikan IPA memberikan pengalaman langsung untuk mengembangkan
kompetensi agar mampu menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah yang
merupakan hakekat dari pembelajaran IPA. Saya merancang pembelajaran di luar kelas agar
anak lebih bersemangat, terlibat langsung dalam proses pembelajaran, kontekstual serta
menyenangkan.
Pembelajaran berbasis proyek, kontekstual serta berimplementasi pada ilmu dan teknologi
merupakan salah satu pembelajaran menyenangkan yang saya pilih agar siswa lebih optimal
mengembangkaan kemampuannya.
Lingkungan sekolah kami ada di wilayah pertanian yang luas, karena itu pemilihan metode
bercocok tanam dengan menggunakan konsep kapilaritas sangat sesuai dengan kondisi
lingkungan.

TANTANGAN
Pembelajaran berbasis proyek yang menerapan konsep kapilaritas untuk bercocok tanam
bertujuan untuk menjadikan pembelajaran kolaboratif yang menyenangkan, menjadikan siswa
memiliki rasa percaya diri serta kontekstual. Selain berbasis proyek, pembelajaran ini juga
termasuk pembelajaran berdeferensiasi.
Kendala yang saya temukan yaitu bagaimana maembuat pembelajaran IPA bisa membuat siswa
menjadi senang bersemangat dan antusias dan memiliki rasa paercaya diri. Selain itu masalah
dana atau biaya pembelian alat dan bahan praktikum supaya tidak memberatkan siswa.

AKSI
Aksi awal yang saya lakukan yaitu penanaman konsep dengan cara memberi tugas siswa untuk
mencari data di internet tentang kapilaritas. Setelah kegiatan belajar mengajar di sekolah
penguatan dibearikan terkait dengan materi kapilaritas.
Praktik proyek dilakukan dengan cara membentuk kelompok , secara berkelompok membuat
instalasi bercocok tanam sayuran sesuai lembar kerja. Jenis sayuran yang ditanam sesuai
dengan minat kelompok/kesepakatan kelompok. Adapun jenis sayuran yang dipilih anak-anak
yaitu bayam, kangkung, slada, dan sawi dan bawang pre.

Informasi dan pembelajaran tentang cara bercocok tanam, media, maupun pemupukan
diperoleh anak dengan mencari sendiri di internet dan mempraktikkannya.
Guru memberi kesempatan siswa untuk berkonsultasi apabila ada kesulitan.
Setelah melakukan praktik, siswa melaporkan pengamatan melalui jurnal pengamatan.
Presentasi dilakukan dengan berbagai cara yaitu presentasi langsung, pembuatan video, dan
sosmed yang dimiliki ( tiktok, IG, dll)

PERUBAHAN
Ekspresi anak-anak sangat senang dan aktif saat mengikuti kegiatan pembelajaran berbasis
proyek berccocok tanam sayuran dengan menerapkan konsep kapilaritas. Siswa memiliki
kemandirian dalam membuat laporan hasil pengamatan berupa jurnal pengamatan. Selain itu
siswa lebih percaya diri dalam melaporkan hasil praktiknya sesuai dengan minatnya serta
memupuk kerjasama dalam menyelesaikan proyek.
Siswa memanen sayuran hasil bercocok tanam dengan gembira, hasilnya bisa dimasak di rumah
atau bahkan dijual apabila sudah lebih banyak hasilnya. Di sekolah kami ada program aksi
bergizi, sayuran hasil bercocok tanam anak-anak bisa dijadikan menu bekal dengan konsaep isi
piringku (menu yang terdiri dari 25% karbohidrat, 25% sayuran, 25% protein/lauk dan 25%
buah-buahan)

Jika Anda mengalami kendala dalam scrolling, scroll di luar dari area Live Chat yang berwarna hitam.